Tinta Hitam yang Luntur

12 6 0
                                    

Ada hal yang orang lain abaikan. Mereka terlalu bahagia menyambut pernikahan putri dan pangeran yang telah dilaksanakan beberapa hari yang lalu. Semua orang tahu penyihir jahat itu telah meledak berkeping-keping. Sebuah prasangka bahwa kebahagiaan akan berlangsung selamanya. Namun, debu-debu sihir yang berasal dari ledakan sang penyihir tetaplah ada dan nyata. Ia terbang terbawa angin sore yang kala itu suasananya tiba-tiba mencekam.

Dendam sang penyihir masih membara dalam tiap serpihan raganya yang nampak rapuh. Jiwanya masih tidak rela menghadapi kenyataan bahwa kebahagiaan telah melingkupi negeri. Bagaimana mereka bisa bahagia dengan melupakan ingatan masa lalu yang kelam dan kejam? Satu-satunya orang tersayangnya harus menjemput ajal dengan cara yang tragis. Hanya untuk sebuah roti kotor, terjatuh dari meja sebuah toko, mereka menghakimi ibunya dengan kekerasan. Berakhir nyawanya terenggut. Kerajaan tidak menanggapi peristiwa tersebut sebagai kasus yang serius. Padahal, ibu itu masih memiliki seorang anak yang menangis sendirian di rumahnya. Kelaparan.

Sihirnya mulai aktif kembali, kali ini alam semesta seolah mendukungnya, serpihan tubuhnya terserap ke setiap mawar yang baru saja tumbuh. Mawar itu berubah menghitam, hingga ke daun-daunnya. Aromanya yang harum berubah menjadi bau busuk yang menyengat, disertai asap hijau yang mengerikan.

Malam itu, seluruh rakyat kerajaan menghirup aroma dari mawar-mawar yang terkutuk, termasuk sang putri. Mereka semua kembali bermimpi buruk, jauh lebih buruk. Tetapi, kali ini semua rakyat tidak akan pernah terbangun dari tidurnya. Mereka akan terjebak dalam mimpi terburuk. Sedangkan sang putri, satu-satunya yang terbangun, melihat dirinya sendiri tak bisa mengendalikan tangannya yang bergerak tidak sesuai keinginannya. Rambutnya yang kembali menghitam telah bernoda merah yang berbau anyir.

"Pangeran! Pangeran! Tolong bangunlah, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Maafkan aku...."

Sang putri menangis keras, melolong, menjerit, dan menjambak rambutnya yang terkutuk. Ia mendekap sang pangeran erat, berharap kembali terbangun. Tetapi, tidak akan pernah. Kepergiannya abadi, beku, dan juga pilu.

***

"Hei, kenapa, Nona menangis? Oh, ini ... jangan dilihat lorong bagian mimpi buruk. Beberapa terlalu kejam."

Naera mengusap air matanya. Ia menutup buku menu lorong. Obor menawarkan untuk mencoba petualangan pertamanya. Buku menu lorong adalah salah satu benda yang menyediakan itu. Isinya terdapat beberapa pilihan petualangan yang menarik, rata-rata diambil dari dongeng dan legenda. Ada yang asli, ada yang sudah dimodifikasi. Misalnya, kisah yang ia baca telah diubah endingnya. Dan Naera telah memilih salah satu kisah yang paling menyedihkan.

"Obor, aku jadi berpikir, bagaimana kalau nantinya aku akan menemukan nasib buruk?" tanyanya sembari terisak. Ingus mulai turun dari lubang hidungnya, dan Naera tidak ingin cepat-cepat menghilangkannya. Mungkin saja ia terlalu dilingkupi kesedihan setelah membaca kisah itu.

"Tenang saja, saya adalah pemandu. Jalanmu pastilah terang kalau ada saya." Tidak tahan, obor mengusap ingus Naera yang mulai menyentuh mulutnya. Sialnya, ingus lain datang secepat kuda berlari.

"Janji?" Ia mengulurkan jali kelingkingnya, tetapi obor tak kunjung membalasnya. "Obor? Kamu tidak ingin berjanji padaku?" Mukanya berubah muram lagi, bersiap ingin menangis.

"Ah, Maaf ... tangan saya masih kotor karena ingus Nona."

"Aduh, maaf obor!" Naera menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak terasa gatal. Ia merasa bersalah. Tidak disangka, obor tertawa. Karena bingung mau menanggapi seperti apa, Naera ikut tertawa bersamanya. Tawa pertama obor semenjak mereka berdua bertemu. Patut dirayakan bukan? Wajah Naera kembali sumringah. Kesedihannya luntur seperti warna lukisan yang terkena hujan deras.

Tiba-tiba wajahnya berubah memelas, hampir suram lagi. "Obor, Aku lapar."


☆☆☆

Yeaaaayy uyeahhh tema kali ini sangat nganu (/;_;)/

Tolong doakan kami bisa survive, berhasil menyelesaikannya dengan baik hingga akhir :(

Lit : Daily Writing Challenge NPC 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang