00. Prolog

27 5 8
                                    

Hari Senin. Bagi──kurang lebih──sebagian manusia di muka bumi ini, hari Senin adalah hari yang mereka tunggu tunggu. Tapi tidak untuk beberapa orang lainnya. Dan mungkin salah satu dari mereka adalah kamu?

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang yang sayangnya kurang panjang bagi pelajar Indonesia. Setelah melewati berbagai ujian yang menyulitkan jiwa dan raga, akhirnya pelajar pelajar tangguh itu membuktikan bahwa mereka bisa melewati itu semua. Terbukti sekarang mereka sudah berada satu tingkat lebih atas.

Orang tua siswa yang mengantar anaknya ke sekolah pun turut andil disekolah melihat putra putrinya yang sebentar lagi akan memulai Pembelajaran yang baru.

Kring! Kring! Kring!

Bell akhirnya berbunyi membuat siswa siswi yang sedang berkumpul bersama orang tuanya menjadi berhamburan menuju lapangan ditengah tengah 4 gedung besar.

"Ekhem! Check check! Satu, dua...!" Seorang lelaki dengan seragam dinasnya berdiri didepan sana tengah mengetes microphone yang akan digunakan.

"Nah, oke. Ayo anak anak berkumpul ditengah lapangan sesuai kelasnya yang lama ya." Ujarnya lagi menginstrupsi menggunakan microphone yang bisa didengar hingga keluar kawasan sekolah.

Mendengar hal itu, semua orang yang menggunakan seragam putih biru itu berbondong-bondong berkumpul ditempat yang telah disediakan.

"Untuk para orang tua diharapkan untuk menunggu diarea luar sekolah. Terimakasih."

Disaat para murid sedang mempersiapkan baris yang rapi dilapangan, para guru mulai berdatangan dari kantor kepala sekolah. Sepertinya mereka baru saja mengadakan rapat dadakan.

"YANG BERGERAK KAKINYA BUKAN MULUTNYA!" Teriak guru──killer──Olahraga dengan tatapan tajamnya.

Detik itu juga, keramaian yang ada dilapangan seketika hening. Dengan cepat mereka merapatkan barisan agar terlihat rapih.

Setelah dirasa tenang, seorang perempuan paruh baya maju mengambil mic yang berada dipegannya. Wanita itu tersenyum lembut menatap murid murid yanga ada.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh anak-anak ku yang saya Cintai lagi Banggakan."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Sebelumnya ibu mau ──" Dan dilanjutkan dengan Ibu Kepala Sekolah memberikan amanahnya.

Butuh waktu kurang lebih 25 menit untuk mendengarkan semua amanat yang disampaikan dari perempuan yang menjabat sebagai kepala sekolah tersebut. Semua murid mencoba mendengarkan dengan seksama walaupun mereka sudah sangat letih akibat sinar matahari yang menyorot langsung.

"Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Tutupnya membuat hampir semua siswa menghela nafas lega.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Tidak lama setelah kepala sekolah kembali, seorang laki-laki dan perempuan dengan memakai setelan dinas coklat maju menggenggam kertas putih di tangan masing-masing.

"Assalamualaikum anak anak." Salam laki laki tersebut yang langsung dibalas oleh semua orang.

"Sebelumnya bapak ingin mengucapkan selamat kepada kalian semua yang telah berhasil membuat kami para guru bangga dengan hasil yang memuaskan. Dan sekarang bapak dan bu Santi akan mengumumkan pembagian kelas. Dari mulai kelas tujuh yang naik ke kelas delapan, yang namanya dipanggil silahkan memisahkan diri disebelah kanan lapangan." Ujar panjang lebar laki laki yang diperkirakan berumur 34 tahun bernama, Rahmat Hidayah.

"Kelas 8.A. Adeline Fahmi."

Yang dipanggil namanya langsung memisahkan diri ke sisi lapangan yang lain.

"Farel Arivin."

"Feluna Shanaya."

"Gavin Nalendra Putra."

"Gendara Tatianna Nooren."

Pak Rahmat terus memanggil murid murid yang menempati kelas 8.A.

"Sheline Veronica Okta."

"Sheva Ardhita."

"Ayo cepat cepat nak. Kelasnya masih banyak yang belum diumumkan." Ujar bu Santi

Setelah mengucapkan itu, murid murid yang dipanggil berlari ke sisi lapangan berkumpul bersama teman baru mereka. Ah, mungkin beberapa ada yang kembali menjadi teman sekelas. Selanjutnya Pak Rahmat kembali menyebutkan nama nama murid.

"Terakhir, Zoya Renandra."

•   •   •

; sebagian besar dari cerita, diambil dari kisah nyata.

vote dan comment ya!

love,
arxenza. ♡

Vraie AmitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang