1

104 48 45
                                    

Aku mahluk biasa, Aku tidak bisa hidup sendiri, Aku membutuhkan seseorang untuk membantuku dalam segala hal.
Masalah akan terus datang di hidup kita, proses perjalanan hidup yang begitu panjang mustahil jika tidak ada masalah sama sekali di dalamnya.

Alena Gracelia atau yang biasa di panggil Alen/lena adalah anak perempuan pertama dari pasangan Bima dan Ririn, dia mempunyai saudara kandung yang selisih 6 tahun darinya bernama Nadiva Gracelia biasa di panggil Grace.

Saat ini Alena duduk di bangku terakhir sekolah menengah atas, yang artinya tidak lama lagi Alena akan menghadapi ujian nasional beserta ujian-ujian lain seperti pada umumnya.

Semester awal masih disibukan dengan acara-acara sekolah, semester genap sudah waktunya fokus untuk menyambut ujian-ujian, maka dari itu mulai dari sekarang Alena sudah mempersiapkannya, tujuan Alena mempersiapkan untuk belajar jauh-jauh hari karena Alena tidak mau dirinya merasa terbebani saat sudah mendekati hari-h, mendekati hari-h seharusnya di gunakan untuk membuat otak kita jauh lebih tenang, agar tidak spaneng saat sudah tiba waktunya ujian itu.

"Alen" teriak seseorang dibelakang Alena, Alena yang sedang berjalan sendiri di lorong sekolahnya seketika menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu, dan ternyata dia Nara Olivia sahabat karib Alena.

"Iya?" Jawab Alena.

"Tungguin gue woi" ucap Nara dengan nafas yang terburu-buru.

"Lo kenapa dah?" Tanya Alena kebingungan melihat sahabatnya.

"Gue lupa ngerjain PR biologi," jawab Nara.

"Gue nggak tau Lo ingetnya kapan" ucap Alena.

"Hehe" Nara hanya membalas dengan cengiran kuda dan muka tanpa dosa.

"Yaudah ayo ke kelas" ajak Alena.

Nara membalasnya dengan anggukan kecil lalu mereka berdua mulai berjalan bersama menuju kelas.

Waktu menunjukan pukul 06.45, kurang lebih 15 menit lagi bel tanda jam pelajaran pertama akan berbunyi.

Alena duduk sebangku dengan Nara, mereka berdua berteman sejak masuk sekolah ini dan tiga tahun mereka selalu duduk satu bangku, segala sesuatu tentang Alena mulai dari masalah-masalah kecil selalu dia ceritakan pada Nara, hal sekecil apapun itu begitu juga sebaliknya.

Namun disisi lain tidak hanya Nara yang menjadi tempat untuk berbagi cerita untuk Alena, Dia juga mempunyai satu orang yang jauh lebih tau tentang dirinya di bandingkan Nara, baginya orang itu adalah orang spesial yang dikirimkan Tuhan untuk membuat hidup Alena lebih baik, jika disini kalian mengira sosok itu adalah pacar Alena, kalian salah besar dia bukan pacar, dia adalah sosok kakak laki-laki bagi Alena yang selalu ada saat dalam hal apapun.
Bukanya Alena anak pertama? Kok punya Kakak? Iya Alena memang anak pertama, sosok Kakak itu muncul pada saat Alena semester ganjil akhir kelas 12.

Sebenarnya, Alena pernah mengaguminya dalam diam saat dirinya masih kelas 10, kebetulan mereka satu sekolah, rasa kagum itu berjalan selama dua tahun tanpa ada orang tau.

Tepat pada dua tahun Alena mengagumi orang itu, Alena mengambil keputusan untuk berhenti mengaguminya lagi, sudah cukup menyiksa diri dengan mengagumi dalam diam, namun takdir berkata lain di pertengahan kelas 12, sosoknya datang dan memberi warna baru bagi Alena, siapa sangka Alena yang awalnya hanya sebatas pengagum rahasianya sekarang bisa dekat dengan dirinya, Gilang Abraham atau Kak Gilang, Alena memanggil orang itu.

****

"Kringg..kringg..kringg.."

Bel masuk sudah berbunyi, yang artinya jam pertama akan segera di mulai.

"Anjir, Gue belum selese Len," ucap Nara dengan muka cemas.

Karena dirinya lupa mengerjakan PR biologi dirumah, mau tidak mau Dia mengerjakan di sekolah, namun untuk mengerjakan soal sebanyak perlu waktu yang sedikit lama agar selesai.

"Mamposss" ucap Alena mengejek Nara.

"Dahla Gue pinjem punya Lo haha" ucap Nara tertawa sembari mengambil buku milik Alena.

"Aish" Alena hanya berdesis melihat kelakuan sahabatnya satu ini.

Nara tetap fokus untuk menyontek jawaban Alena, agar cepat selesai di waktu yang tepat, tidak menunggu lama akhirnya Nara selesai mengerjakan PR itu dan mengembalikan buku Alena yang tadi di pinjamnya.

"Assalamualaikum" ucap salah seorang yang berada di pintu, ya! Itu guru biologi.

"Waalaikumssalam," jawab serempak.

"Apa kabar kalian? Bagaimana dengan PR yang ibu kasih Minggu lalu? Sudah semua?" Tanya guru itu.

"Udah Bu," jawab dari beberapa murid yang memang sudah mengerjakan.

"Ada yang belum? Yang belum langsung meninggalkan ruangan sekarang juga." Ucap guru itu.

Ada beberapa dari murid yang berdiri meninggalkan ruangan dan itu semua adalah kaum Adam, dan dengan sumringahnya Nara langsung menoleh ke arah Alena sembari mengelus dada, dan tersenyum dengan wajah tanpa dosanya, maksud dari Nara adalah untung dirinya cepat-cepat menyelesaikan PR itu jadi dia selamat dari hukuman Bu Ita, Alena yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

****

Alena dan Nara sekarang berada di kantin, keduanya sedang duduk sembari menikmati makanan yang baru saja dipesannya.

"Alen, Gue mau tanya deh," ucap Nara memecahkan keheningan diantara keduanya.

"Apaan?" Jawab Alena.

"Gimana Lo sama Kak Gilang?" Tanya Nara.

"Gimana apanya?" Ucap Alena sedikit kebingungan.

"Bukanya Lo deket?" Nara kembali bertanya.

"Iya emang deket, dia Kakak Gue," jawab Alena.

"Kakak your head" ucap Nara tidak yakin kalo mereka berdua hanya sebatas Kakak adean saja.

"Lah kok ngegas Bun?" Jawab Alena.

"Lo kira Gue bakal percaya gitu aja Lo cuma nganggep dia Kaka, tidak semudah itu verguso, Gue tau diem-diem Lo masih suka Dia kan?" Tebak Nara.

"Adeknya Dilan ya mbak? Kok suka ngramal?" Jawab Alena sedikit mengalihkan pembicaraan.

"Udah nggak usah ngalihin pembicaraan, iya kan masih suka?" Tanya Nara lagi.

"Engga, Gue udah bener-bener nganggep Dia Kaka Gue," jawab Alena.

"Mulut Lo boleh boong, tapi perasaan ngga bisa diboongin," jawab Nara mendadak sok puitis.

"Hahaha anjir sok puitis Lo," Alena tertawa mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

Keduanya kembali fokus pada pembicaraan di kantin dan memakan makanan yang sudah di pesanya tadi.

Sebenarnya untuk perasaan, Alena sudah sedikit demi sedikit menguranginya, Alena ingin dirinya hanya benar-benar menganggap orang itu adalah Kakanya sendiri tanpa di bumbui dengan perasaan yang pernah ada.

Baginya status kakak adean ini lah yang membuat dirinya lebih nyaman, Alena seperti mempunyai sosok pelindung ketika di luar rumah, bahkan Alena dan Kak Gilang sudah sepakat dengan status itu.

Bukan hanya kakak adean pada umumnya yang sekedar untuk status, seperti kisah-kisah Alena sebelumnya namun bagi Alena ini yang terakhir kalinya dan ini yang benar-benar Alena anggap seperti Kakanya.

Beda dari orang-orang yang pernah hadir, kali ini Kak Gilang adalah tempat terbaik yang pernah ada bagi Alena, Alena harap Kak Gilang beda dari sosok kakak-kakak yang pernah ada sebelumnya.

*****

Happy reading! Jangan lupa vote dan share ya teman-teman, see u di chapter selanjutnya✨

*****

Struggle Of A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang