"Mustahil kalo ga ada perasaan diantara kalian."
"Setidaknya ada salah satu dari kalian yang jatuh cinta."
Lengkungan sabit itu muncul ketika Wafaa tidak sengaja melihat laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya itu dengan menenteng sebuah paper bag cokelat. Perempuan dengan rambut sebahu tersebut melepas sebelah earphone di telinga lalu menutup novel J.K Rownling yang sedang dibacanya.
Sebenarnya Wafaa tidak terlalu fokus dengan apa yang ia baca, karena Podcast yang sedang didengarkannya di salah satu aplikasi musik itu mampu menggambarkan apa yang sedang ia rasakan saat ini. Tersenyum seperti orang bodoh ketika melihat laki-laki yang memakai jaket bomber Navy dengan angka 99 membuat dirinya tampak semakin bersinar dimata Wafaa. Karena jaket itu merupakan pemberian Wafaa empat tahun lalu, ketika ulang tahun Mark ke tujuh belas tahun.
"Persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu sangat mustahil jika salah satunya tidak jatuh cinta."
Alis Wafaa berkerut ketika menyadari Mark yang sama sekali tidak berjalan ke arahnya. Laki-laki itu justru berlalu begitu saja dan memasuki perpustakaan. Setiap koridor yang dilewati oleh Mark akan menjadi pusat perhatian Wafaa.
Bahkan hal aneh yang dilakukan oleh laki-laki itu mampu menyihir dunianya. Wafaa memang sudah mengenal Mark selama tiga belas tahun. Entah bagaimana semua bermula, namun kupu-kupu di perutnya terasa berterbangan ketika laki-laki itu tersenyum ke arahnya.
"Tapi menurut beberapa orang jatuh cinta dengan sahabat itu sebuah pilihan yang sulit. Karena kamu harus siap akan rasa canggung jika hubungan itu selesai."
Setelah mendapat pesan, Wafaa langsung berdiri sembari menghempaskan rok panjangnya untuk menjatuhkan rumput-rumput yang menempel. Masih dengan senyuman yang cerah Wafaa berjalan cepat kearah perpustakaan, tidak lupa ditemani buku resume yang selalu setia ia bawa.
Wafaa berdiri sembari menghempaskan rok panjang untuk menjatuhkan rumput-rumput yang menempel. Masih dengan senyuman yang cerah, ia bergegas ke perpustakaan menemui Mark dan paper bag yang dibawaoleh laki-laki tersebut.
Di sana, di dekat mading pemberitahuan, Mark berdiri tegap. Ternyata laki-laki itu belum memasuki perpustakaan.
Mark terlihat sangat fokus membaca isi mading dengan tangan kiri ia biarkan menjinjing Paper bag serta tangan kanan yang berada di saku celana.
"Dan ada syarat rahasia ketika jatuh cinta adalah, kamu tidak sedang jatuh cinta sendirian."
Side profile manusia blasteran itu berhasil menarik perhatian Wafaa beberapa bulan terakhir. Entah sejak kapan tiba-tiba rasa ingin terus berada di sebelah Mark semakin menjadi-jadi.
"Tapi sebelum itu, apa kamu sanggup untuk memastikan jika kamu tidak sedang jatuh cinta sendiri-"
Wafaa mematikan podcast secara sepihak, mencabut earphonenya lalu memasukkan ke dalam tas. Senyuman yang terpasang di wajah bahagianya itu sangat terlihat Ketika ia akan menyapa laki-laki yang sedang tersenyum lebar ke arahnya, "Hai, Morki."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAPLE : LABIRIN
Teen FictionPada kisah yang tidak bersuara, kita hanyalah figuran di antara pemeran utama. *** ©PUTETOSPUR2024