EP. 1 - TRAGEDI

6 2 0
                                    

EP. 1 - TRAGEDI

[10.21 p.m]
Rumah keluarga Ella.

Ella sedang bermain dikamarnya. Seperti anak kecil biasa seusianya (9 tahun) ia sedang bermain sampai tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Ketika ia haus menginginkan air, ia berjalan keluar kamar. Semuanya gelap tidak ada pencahayaan. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil minum.

Tiba-tiba, ia mendengar suara teriakkan dari kamar kedua orang tuanya. Tetapi, ia tetap menuju kedapur dan mengambil minum. Ia berpikir kedua orang tuanya baik-baik saja. Ketika sudah selesai minum, Ella duduk di salah satu sofa yang berada diruang tengah.

Ia merasa bosan main sendirian. Ia memutuskan untuk kekamar kedua orang tuanya. Tanpa basa-basi, ia langsung berlari kekamar kedua orang tuanya.

Dengan mata besarnya yang berwarna coklat ia berlari sambil tersenyum dan membuka pintu lalu memanggil mama-nya.

"Mama"panggilnya dengan semangat dan tersenyum manis menginginkan mendapatkan pelukkan dari mama-nya.

Tetapi, alih-alih mendapat pelukkan. Mendapatkan sahutan saja tidak. Dan Ella tidak melihat kedua orang tuanya dikamar, tetapi saat ia menundukkan kepalanya. Ia melihat potongan tubuh manusia.

Lalu, ia melihat tangan kedua orang tuanya yang terpotong saling berpegangan tangan. Dan tiba-tiba, ada sesuatu yang berguling kearah kaki Ella, yaitu kepala mama-nya.

Tangan Ella bergetar, bahkan matanya bergetar melihat tubuh kedua orang tuanya dimutilasi. Kepala, tangan, kaki, usus, semuanya, ia melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri.

"Mama, papa!!"teriak Ella keras sekali.

Hal itu membuat para tetangga merasa heran dan terpanggil. Para tetangga segera masuk kedalam rumah, bergegas ia mencari sumber suara teriakkan yang mereka dengar.

"Huhuhu, mama, papa, jangan tinggalkan Ella dong"ucap Ella sambil menangis keras tak henti-henti.

Para tetangga Ella, salah satunya paman Bert yaitu orang yang dekat sekali dengan kedua orang tua Ella beserta Ella sudah sampai dikamar. Terkejutnya mereka ada banyak darah disana.

Dan melihat Ella memeluk kepala ibunya serta menyentuh tangan kedua orang tuanya yang tersisa. Mereka semua langsung menyalakan lampu dan menelpon polisi beserta pihak rumah sakit.

Polisi dan ambulans datang. Ella diamankan dan diperiksa juga oleh dokter, siapa tau Ella mengalami luka juga dan siapa tau mental Ella sangat terguncang.

Namun, untunglah Ella baik-baik saja. Paman Bert tak henti-henti mengeluarkan air mata juga, karena kedua orang tua Ella adalah teman terbaiknya, mereka sudah berteman dari masa-masa SMA.

"Paman, paman"panggil Ella memanggil paman Bert.

"Ada apa Ella?"sahut paman Bert bertanya.

Ella terlihat gemetar dengan air matanya yang berlinang. Dengan polosnya ia menanyakan sesuatu dengan keadaan ketakutan.

"Apa mama dan papa tidak bisa bermain bersama Ella lagi?"tanya Ella dengan air mata yang berlinang membasahi pipinya.

Sontak, hati paman Bert tergentar mendengar pertanyaan dari Ella yang masih kecil dan polos itu.

"Sudahh, sudah! Ella bermain bersama paman saja, nanti paman belikan banyak mainan"ucap paman Bert langsung memeluk Ella.

"Tidak mau! Mau sama mama dan papa aja"tolak Ella sambil meronta-ronta.

Kini, kesedihan Ella semakin menjadi-jadi. Air matanya terus berlinang, mengingat apa yang terjadi kepada kedua orang tuanya itu.

"Paman, mama dan papa gabisa ya hidup lagi? Ella harus gimana supaya mama dan papa hidup lagi? Apa Ella harus datang ketempat dewa?"tanya Ella yang masih berlinang air mata.

Ella adalah seorang anak yang suka membaca buku cerita. Disebuah cerita, ada seorang raja yang mendapatkan bantuan dari dewa untuk bertahan hidup lebih lama.

"Ella, papa dan mama-mu sudah tenang disana. Kita pulang saja ya, sudah malam, waktunya tidur"ucap paman Bert sambil tersenyum.

Ella mengangguk. Jasad kedua orang tua Ella telah diamankan oleh polisi, sementara Ella tinggal bersama paman Bert dan keluarga paman Bert.

KILL OR TO BE KILLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang