Prolog

18 1 0
                                    

Oh Raffael...

CERITA Ini HANYALAH SEBUAH CERITA YANG BERADA DIFIKIRKAN SAYA JADI JIKA TIDAK SUKA TINGGALKAN SAJA,JIKA MENYUKAI CERITA INI TAMBAHAN KE PERPUSTAKAAN DAN JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN💃💃

Raffael Yudhatama,kerap dipanggil Raffa. Si pecinta kentang goreng apapun yang akan dia lakukan demi kentang goreng. Raffa memang sangat menyukai makanan tersebut dari kecil. Setiap pulang sekolah ia akan mampir ke warung Bu Keenan untuk membeli kentang goreng. Hampir setiap hari ia mampir bersama Dira teman sekelasnya sekaligus teman sebangkunya.

Dari awal mereka masuk sekolah yang sama dan kelas yang sama mereka selalu duduk sebangku,siapa lagi kalau bukan alasan untuk menconteknya. Dan Dira hanya bisa mengikuti kemauannya lagipula jika ia menolak Raffa juga akan memaksanya. Dari SMP Raffa memang dekat dengannya sampai orang mengira mereka berpacaran, padahal hanya sekedar teman tidak lebih. Jika mereka memilih untuk bersahabat itu rasanya mustahil suatu saat nanti mereka akan mempunyai perasaan lebih. Dira pernah mengatakan, 'kalau masih bisa temenan kenapa harus sahabatan?'

Seperti itulah yang diucapkan Dira disaat Raffa ingin menjadi sahabatnya, terkadang Raffa tak mengerti apa pemikiran gadis itu. Sempat Raffa berfikir gadis seperti Dira itu persis seperti kakeknya, seperti saat dirinya sedang diam duduk di bangku saja sudah terkena semprot.

"Lo duduk melulu bosen gue liatinnya!" Raffa mendelik kesal, salahkah dirinya hanya duduk dengan ponsel yang selalu berdekatan dengan tangannya? Ingat dirinya hanya diam bukan berlompatan lompat layaknya seorang bocah!

"Salah gue apa?"

Dira

Di sekolah Raffa terkenal akan ketampanannya, banyak siswa-siswi yang mengaguminya. Namun tidak dengan Dira siswi sekaligus teman sebangku Raffa,ia tidak menyebutnya tampan melainkan enak dipandang saja tidak terlalu tampan atau jelek. Namun siapa sangka Raffa itu sering membuat Dira jengkel dengannya. Pasalnya setiap ada ulangan matematika Raffa trus saja menconteknya. Jikalau tidak diberikan Raffa akan memasang wajah sedih banyak pikiran,ia tau Dira lemah terhadap orang yang sedang sedih dan kesusahan.

Jikalau diberikan Raffa akan menemaninya kemanapun sebagai tanda terima kasih. Dira memang susah untuk diajak bergaul di kelasnya pun hanya Raffa yang dekat dengan Dira. Dira bukanlah orang pemalu tapi entah rasa untuk menjalin sebuah hubungan ia masih ragu.

Dan kini semua siswa kelas XII IPA3 sedang mengadakan ulangan harian matematika,dimana kelas Raffa dan Dira.

"Dir minta nomor tiga dong susah nih" pinta Raffa,sudah bilang Raffa itu bodoh dengan pelajaran matematika.

Dira mendengus sebal ini bukan untuk pertama kalinya tapi sudah berkali-kali.

"Gak"

"Yaudah" pasrah Raffa

Sedari tadi Raffa hanya memainkan pulpennya dan tangan berada di dahi,mata fokus menatap lembar kertas putih. Raffa memasang wajah kesusahan berpura-pura berfikir. Itulah yang dilakukan nya saat ini untuk menarik perhatian Dira agar mudah menconteknya.

Sedangkan di posisi Dira ia dengan lihainya menulis di kertas tanpa ada kendala sedikitpun. Ketika ia sudah selesai ia menoleh ke arah Raffa yang sibuk memainkan pulpennya ia melihat Raffa begitu kesulitan. Ia merasa kasihan tapi,dengan cepat ia membuang rasa kasihan itu dan kembali mengecek jawaban benar atau ada sedikit salah.

"Aish,susah benget" Gumam Raffa yang masih di dengar oleh Dira. Rasa kasihan ya kembali menyeruak di hatinya ingin ia membantunya tapi takut nilainya lebih besar darinya ia tidak mau itu terjadi. Tapi Raffa hanya meminta satu jawaban saja toh tidak lebih dari itu. Jikalau lebih ia akan menolaknya mentah-mentah.

"Mana kertas lo sini!" Raffapun dengan senang hati memberikannya. Sudah bilang Dira itu tidak bisa melihat orang terdekatnya kesusahan.

"Makasi Dira jelek"

"Lo lebih jelek dari gw,jadi gak usah berlagak paling ganteng"

🐒🐒🐒

Diranpun keluar dari kelas dengan senyum kemenangan,enak saja ia yang susah-susah berfikir dengan entengnya Raffa ingin menyalin jawaban matematikanya. Sudah dikasih malahan ngelunjak,cih tidak tau diri. Dira melihat Raffa yang kesal dengannya yang meninggalkan kelasnya tanpa dirinya. Pasalnya saat ia sudah memberikan satu jawaban matematikanya Raffa memintanya lagi,dengan cepat ia menolak dan berdiri dari tempat duduknya menyerahkan lembar jawaban kepada sang Guru. Dira tersenyum puas melihat Raffa mendecak kesal ia pun melambaikan tangannya lewat jendela membuat Raffa ingin sekali meremukkan badan gadis itu.

"Mampus Lo,udah dikasih malah ngelunjak"

Sedangkan Raffa ia bingung harus menjawab apa,ingin rasanya ia mencekik leher gadis songong itu siapa lagi kalau bukan Dira. Ah andai saja di dunia ini tidak ada yang namanya Neraka ia akan memasukkannya ke dalam jurang api.

"ARGHH,GW BENCI MATEMATIKA. I HATE YOU MATEMATIKA!!!" Teriakan Raffa mampu membuat seisi kelas menatapnya apalagi Ibu guru yang mengajar disana sudah melotot kearahnya.

"Raffa!"

INI CERITA AUTHOR BUAT SAMBIL MABOK MAKANYA GAK JELAS🤸🤸

BETEWE SEE YOU NEXT TIME ☠️👻

Oh RaffaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang