Chapter | 1

2K 275 109
                                    

Seoul 23:30 KST.

"Dimana anak-anak?"

Terlihat 2 orang pria memasuki ruang utama rumah, dan salah satunya bertanya pada seorang maid yang kebetulan lewat

Maid itu membungkuk sopan "Selamat malam tuan doyoung, Tuan muda dan nona ada di kamarnya. Anda ingin di buatkan apa tuan?" ucapnya dengan sopan dan tak berani menatap mata sang tuan

"Tidak perlu, kembali istirahat saja. Hyung aku akan ke kamar anak-anak jika kau lelah kau bisa istirahat duluan..." ucapnya pada sang suami

Sang suami tersenyum "Tidak, aku juga ingin menemui mereka. Seharian ini kita terlalu sibuk sampai lupa mengabari mereka berdua" balasnya mendapat senyuman manis dari sang istri

Kedua suami istri itu pun mulai menaiki tangga menuju kamar anak-anaknya berada, dan barusaja mereka sampai di depan pintu kamar mereka sudah melihat noda darah di gagang pintunya

Cklek!

"Papah bunda?" seru keduanya

Taeil dengan doyoung tersenyum, tapi doyoung langsung menyilangkan kedua tangannya dan menatap putra pertamanya itu

"Dimana kelincinya?" tanyanya

Sang anak terdiam lalu ia pun menunjuk ke arah bawah meja belajarnya yang terdapat sebuah gundukan putih yang sudah ternodai dengan darah, dan telinganya yang terpisah dari kepalanya

Doyoung menggelengkan kepalanya "Baby winter, apa kau yang menangkap kelincinya?" tanya sang ibu pada putrinya

Sang putri mengangguk dengan polos "bunda bilang oppa tidak bisa bermain di luar, jadi aku putuskan untuk memberinya kelinci. Tapi tenang saja bun aku membeli kelincinya bukan menangkapnya..." balasnya

Taeil tersenyum lalu menghampiri kedua malaikatnya itu dan mengelus kepala mereka masing-masing "Yangyang dengan winter harus dengar ini, jika mereka baik kita baik tapi sebaliknya mereka jahat papah izinkan kalian berbuat sesuka hati tapi harus tahu batasan" ucapnya di angguki oleh kedua anaknya

"Apa kalian sudah menyiapkan untuk pagi? Jangan lupa kalian akan mulai sekolah kembali" ucap doyoung sambil mendudukkan dirinya di salah satu ranjang milik anaknya

Kedua anak mengangguk "Kenapa aku harus bersekolah juga?" tanya yangyang pada doyoung

"Sekolah itu penting, hanya untuk menambah ilmu dan mengetahui arti hidup sesungguhnya. Bunda yakin kau bisa mengontrolnya dan ingat apa yang di katakan papah mu tadi sayang, mereka baik kita baik tapi jika mereka jahat semuanya ada di tangan kalian" ucap doyoung sambil tersenyum

"Bunda tidak takut jika oppa menusuk kepala sekolah lagi? Seperti waktu itu??" tanya winter

"Dia menyebut papah profesor gila, jadi aku tusuk saja pakai gunting dan aku tidak tahu kalau itu mengenai dadanya ahaha..." balas yangyang sambil tertawa

Taeil dengan doyoung hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya

"Bagaimana pun, jangan ada orang yang tahu sebenarnya. Biarkan waktu yang memberitahu mereka, mengerti? Dan bunda ingatkan pada yangyang dengan winter agar selalu bersama walaupun nanti kalian akan berbeda kelas..." ucapnya

"Apa aku bisa bawa bekal daging?" tanya winter

Doyoung diam sejenak lalu menggelengkan kepalanya "Di luar, biasakan makan makanan yang normal tapi di rumah itu kebebasan untukmu baby..." balasnya

Winter tersenyum sambil mengangguk, lalu menyenderkan kepalanya pada pundak sang kakak

"Yangyang, pisaunya jangan di bawa oke..." ucap taeil membuat anaknya melengkungkan bibirnya

"Kenapa? Aku tidak bisa jauh dengan benda ku" balasnya merajuk

"Oppa, papah sering bilang padaku jika tidak ada benda tajam. Kecerdikan mu jadikan pisau" ucapnya

Doyoung dengan taeil tersenyum bangga, setidaknya mereka masih bisa mengontrol kedua anaknya itu sebelum semuanya melewati batas

………………

07:00 KST.

"Kalian sudah siap?" tanya doyoung pada kedua anaknya yang duduk di anak tangga

Mereka berdua mengangguk "Tapi aku ingin daging..." ucap winter

Doyoung tersenyum lalu mengelus pucuk kepala putrinya itu "Sepulang sekolah ada daging segar di kulkas..." ucapnya membuat winter tersenyum

"Tuan muda dan nona winter, mobilnya sudah siap" ucap supir pribadi keluarga moon

"Cah! Pergilah. Ingat kata kata papah dengan bunda tadi malam yah" ucap doyoung sambil mencium kening anak anaknya

Setelah pamit dengan bundanya mereka pun segera pergi menuju sekolahnya

Di dalam mobil winter terus memperhatikan kakaknya yang duduk dengan posisi tidak nyaman "Apa oppa gugup?" tanyanya pada yangyang

Yangyang mengangguk "Aku takut" balasnya

"Jangan takut oppa, aku bersamamu apapun yang terjadi nanti kita bisa selesaikan bersama-sama..." ucapnya

Yangyang mengangguk sambil tersenyum




Mereka pun sampai di depan gerbang sekolah baru mereka 'NOEVAN HIGH SHCOOL'

Mereka berdua berjalan bersama melewati siswa-siswi yang ikut memperhatikan mereka, dengan berbagai pandangan, suka dan tidak suka. Dan akhirnya mereka langsung berpisah berbeda arah karena kelas mereka yang beda

Dan kini yangyang berjalan sendirian menyusuri koridor ramai, dan keramaian adalah hal yang ia benci

Selain ramai dan berisik ia juga sangat risih dengan tatapan tatapan orang, rasanya ia ingin mengambil bola mata mereka lalu ia jadikan gantungan kunci dan ia berikan pada doyoung

Setelah beberapa saat ia pun sampai di depan kelasnya, sudah terlihat guru yang tengah menerangkan materi pada murid muridnya. Ia pun langsung menggeser pintu kelasnya membuat sang guru dan semua muridnya menolehkan wajahnya

"Ah kau murid baru itu?" tanya sang guru padanya

Ia mengangguk lalu langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas dan berdiri di depan kelas menatap orang orang yang juga menatapnya

"Baiklah perkenalkan dirimu..." titah gurunya padanya

"Moon Yangyang" ucapnya begitu singkat membuat sang guru mengernyit dan sebagian siswa menertawainya

"Sudah? A-aaa baiklah kau boleh duduk di kursi kosong hadapan Han jisung" ucapnya di angguki yangyang

Yangyang langsung melangkahkan kakinya menuju bangku kosong di hadapan pemuda manis yang tersenyum kepadanya

"Hai! Han jisung..." ucapnya

Yangyang mengangguk "Moon Yangyang"


"Kurus sekali"

Yangyang langsung menolehkan wajahnya ke sampingnya setelah mendengar satu suara yang mengatainya, lalu sudut bibir yangyang terangkat




To be continued...

Chapter pertamanya gimana?

I AM NOT || MOON FAMILYWhere stories live. Discover now