Suara ketukan samar terdengar di dalam ruangan bawah tanah yang begitu gelap, sebenarnya tidak sepenuhnya gelap karena disana masih ada sebuah lampu gantung yang tepat berada di atas seorang pria berambut raven yang duduk terikat di atas sebuah kursi. Pria tampak tak sadarkan diri karena tidak ada pergerakan sedikitpun darinya kecuali suara tarikan nafas yang bisa terdengar begitu jelas dikarenakan ruangan yang begitu sunyi.
Lantas, jika pria itu tak sadarkan diri maka darimana asalnya suara ketukan samar itu?
Suara itu berasal dari wanita cantik berambut merah muda yang duduk tepat di depan pria itu, memperhatikannya dalam diam. Wanita itu terus menerus mengetukkan jari tangannya pada pegangan kursi sedangkan tangan yang lainnya dia gunakan untuk menyangga dagunya, dia tersenyum sembari memperhatikan detail wajah pria yang sengaja dia tutup matanya menggunakan kain hitam.
Dia, Haruno Sakura mengerutkan keningnya memikirkan sesuatu kala pria dihadapannya tidak kunjung bangun sejak satu jam yang lalu. Dia berpikir harusnya dia mengurangi dosis obat bius yang dia gunakan untuk membawa pria itu kemari, jika tidak maka mungkin saja sekarang pria itu sudah bangun. Tapi, dia suka saat pria itu tak sadarkan diri. Jadi, biarkan saja.
Saat dia benar-benar menikmati kegiatannya, suara pintu diketuk terdengar bergema di sana. Tak lama kemudian seorang pria berambut merah masuk, dia langsung berdiri di belakang Sakura dan membungkukkan badannya sedikit.
"Sakura-Sama, pimpinan datang kemari dan ingin anda segera datang untuk menemuinya"
Mengerutkan alisnya kesal, dia memandang Sasori, tangan kanannya lalu pandangannya dia alihkan pada pria yang masih terikat itu.
Dengan enggan dia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar diikuti oleh Sasori yang berjalan tepat dibelakangnya.
Pintu kembali tertutup dan keheningan kembali hadir untuk menemani pria itu, tak tahu kapan tapi pria itu menggerakkan tubuhnya dan berusaha keras untuk melepaskan diri saat dia merasa jika tidak ada orang lain disekitarnya.
Haruno Sakura tidak tahu, tapi pria itu sudah sadar sejak lama.
👠
Sakura duduk dengan raut wajah datar dihadapan pria paruh baya yang berstatus sebagai kakeknya, dia bahkan tidak merasa segan dan dengan santai mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya dan merokok disana.
Melihat kelakuan cucu perempuan satu-satunya itu, tuan Haruno hanya mampu menghela napas pasrah. Dia sudah lelah dengan kelakuan cucunya yang terlalu sulit diatur ini. Biasanya dia hanya akan diam saja membiarkan Sakura melakukan apapun maunya, tapi kali ini dia sulit membuat masalah besar dan mau tak mau dia selaku pimpinan dari kelompok Mafia Red Phoenix harus menegur cucunya Haruno Sakura.
"Bisakah kau berhenti menciptakan masalah? Kali ini kau benar-benar membuat kekacauan besar!"
Sakura mengabaikan kakeknya dan memandangnya dingin "sudah?" Mengetukkan puntung rokok nya, dia bicara "Aku sibuk"
Dia baru saja akan beranjak dari duduknya sebelum kakeknya berteriak dengan putus asa.
"Bagaimana bisa kau begitu santai? Apa kau tidak sadar apa yang telah kau lakukan? Apa kau ingin membuatku cepat mati hingga menimbulkan masalah sebesar ini?"
Sakura menaikkan sebelah alisnya, dia bersandar di sofa dan tidak jadi pergi "Memangnya masalah apa yang ku perbuat?"
Tuan Haruno tercengang, dia mencengkram dadanya tak habis pikir. Untung saja dia tidak punya riwayat penyakit jantung, jika tidak maka sekarang dia sudah pasti dibawa ke rumah sakit.
"Kau benar-benar tidak tahu?"
"Hn, memangnya apa?"
Tarik napas, hembuskan. Tarik napas, hembuskan. Tuan Haruno terus melakukan hal itu sampai dia merasa sedikit lebih baik.
