Oni × Kagura
●
Cinta bisa menghampiri siapa saja, termasuk Oni yang seharusnya menjadikan manusia sebagai sumber kekuatannya.
Menjadikan para manusia sebagai makanan, telan semua tulang, daging, dan hisap semua darahnya.
●
Gerakkan kedua tangan, kelincahan kedua kaki, pernapasan yang kuat, keringat yang menjadi rintik, dan deru napas yang terdengar berat. Setiap kobaran api yang mengikuti gerakan sang Kagura menciptakan pemandangan indah bagi siapa pun yang melihatnya, menjadikan sosok itu sebagai pujaan dan diam-diam membuat yang lainnya jatuh cinta.
Sepasang iris biru gelap yang hampa, kosong, tetapi dipenuhi oleh nafsu dan obsesi, memandang ke tengah lingkaran obor dengan nyala api merah. Napas pendek-pendek menguarkan uap panas yang membentuk asap putih di udara, hidungnya tidak bisa menghirup aroma darah yang ia sukai, melainkan aroma manis dan memabukkan dari manusia di tengah kobaran obor api.
Hidung tajam Tanjirou terangkat, gerakkannya terhenti secara mendadak dan lonceng besi yang berdering kring, kring, kring berubah menjadi senyap. Dahinya mengerut dalam dan menoleh ke satu tempat, Tanjirou dapat mencium aroma apa pun karena hidungnya sangat peka, termasuk... Perasaan jatuh cinta dari sosok yang ia kira sebagai Oni, karena hanya mereka yang beraroma darah pekat seperti ini.
Jantung Tanjirou berdetak cepat, ini adalah upacara kedewasaannya sebagai seorang Kagura muda, aroma ini... Selalu menemaninya selama lima tahun terakhir, sejak Tanjirou baru berusia tiga belas tahun. Tanjirou mengakhiri ritual pemujaan terhadap Dewa Api, dan di bawah pengawasan Oni itu, Tanjirou kembali ke desanya.
Desa hutan kabut dihuni oleh para pemburu, membentuk sekelompok orang yang bertugas memasok arang untuk penghuni kota dan juga menjadi kerabat dari Pemburu Iblis yang memiliki lusinan Hashira. Meskipun Tanjirou tidak menjadi seorang pilar, ia memegang nilai-nilai luhur sebagai anggota Keluarga Kamado yang selalu melakukan ritual pemujaan, banyak orang menghormati ia dan keluarganya. Kadang kala Tanjirou akan turun gunung, bertemu dengan orang-orang, menjual arang, atau berlatih pedang di Markas Pemburu Iblis.
Tanpa sadar Tanjirou terkekeh, matanya menyipit dan senyumnya cerah, membuat Oni yang mengamatinya tertegun dan menguarkan aroma jatuh cinta yang kuat. Tanjirou merasa pipinya memerah, ia tidak masalah dicintai oleh Oni itu, apalagi sang Oni sama sekali tidak melukai siapa pun. Aroma darah yang melekat di tubuhnya tidak selalu beraroma darah manusia, Oni itu juga tidak melukai orang-orang di desanya.
Berjalan menuruni lereng terjal, Tanjirou sama sekali tidak menduga akan datangnya badai salju. Lengan kanannya tertekuk untuk mencegah pandangannya tertutup butiran salju, sementara kedua kakinya berpijak lebih kuat, menjaga keseimbangan tubuh. Tanjirou pikir perjalanannya akan aman sekalipun badai salju menerjang, jadi, ia ceroboh dan salah satu kakinya menginjak bagian rapuh yang menjorok ke bawah. Kedua mata pemuda itu terbelalak, menatap lurus pada langit yang masih cukup gelap.
"AAAAAAAAAAAAAHHHH!"
Sebelum tubuhnya menghantam tumpukan salju lembut, seseorang telah menahan punggungnya sehingga Tanjirou tidak merasakan apa-apa selain udara hangat dari tubuh penyelamatnya. Perlahan mata Tanjirou terbuka, kelopak matanya mengerjap, Tanjirou mengamati wajah orang itu. Sisi wajahnya tajam, rahangnya tegas, berkulit pucat, ada semacam tato berwarna biru yang terukir dari dalam pakaiannya hingga ke sisi wajah bagian kiri sosok pria itu. Sepasang taring tajam dan tanduk biru di atas dahinya tidak mengejutkan Tanjirou, tetapi kemudian tatapan kedua makhluk berbeda jenis itu saling bertemu, dan keduanya terdiam.
YOU ARE READING
Oni with Kagura
FantasyApakah Oni tidak bisa hidup berdampingan dengan manusia? Rasa cinta yang dalam dan berakar di hati membuat kisah unik antara sesosok Oni dan juga penari Kagura. Sekalipun keduanya adalah laki-laki, cinta mereka tidak bisa diremehkan, mereka pantas u...