Aku memandang kearah Hyunsuk yang sedang fokus mengerjakan tugas fisika yang akan dikumpulkan besok pagi. Saat ini kami berdua sedang berada di rumahku, tadinya sih dia mau bantuin aku buat bikin tugas matematika tapi dia lupa kalau tugas fisikanya belum beres, jadi ya dia lebih buat tugas fisika yang dikumpulin besok dulu.
"Ngapain ngeliatin aku?"
Aku sedikit tersentak kaget ketika dia tiba-tiba mengangkat wajahnya dan berbicara seperti itu. "Aku kan punya mata buat melihat Hyunsuk!" balasku.
Dia hanya tertawa kecil, lalu kembali menulis pada bukunya. Dia itu orang korea, tapi pindahan dari Amerika sekitar satu tahun yang lalu. Makanya, gak heran kalau dia sering berbicara dalam bahasa Korea tapi memakai aksen Amerika. Kami berdua berteman sejak tahun lalu ketika kami berdua sama-sama masuk kedalam tempat les yang sama, dari situlah kami mulai berteman dekat.
Dia memliki banyak teman disini, soalnya Hyunsuk orang yang hangat dan ceria. Dia juga sangat mudah bergaul dengan orang lain, Hyunsuk itu kayak moodboster-nya semua orangㅡ makanya gak heran banyak yang mau berteman sama dia. Waktu pertama kali lihat dia, aku pikir dia orang yang dingin dan sombong. Tapi nyatanya perkiraan ku waktu itu meleset jauh, Hyunsuk orang yang hangat dan ceria.
"Aku udah beres nih, mau ngerjain tugas matematikanya sekarang?" tanya Hyunsuk sambil merapikan buku fisika yang sudah selesai dikerjakan olehnya.
Aku melirik sebentar kearahnya. "Mau sekarang? Capek gak kamu?" tanyaku balik, takutnya dia capek mengerjakan tugas fisika ditambah lagi matematika. Hyunsuk menggeleng pelan lalu mulai mengambil buku matematika miliknya. "Engga kok, yaudah sekarang aja kerjainnya. Biar cepat beres!" jawabnya membuatku mengangguk kecil.
Siang itu, aku dan Hyunsuk menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas matematika yang membuatku pusing tujuh keliling. Kalau Hyunsuk sih jangan ditanya, dia itu sangat cerdas dan matematika adalah salah satu pelajaran favoritnya. Beda sama aku yang hanya suka pelajaran olahraga dan seni budaya saja.
Akhirnya setelah hampir setengah jam, tugas matematika aku dan Hyunsuk selesai juga. Aku meregangkan otot-otot lenganku, rasanya otakku hampir meledak mendengar penjelasan rumus matematika dari Hyunsuk. Sedangkan ia sedang bersantai sambil meminum air putih yang aku sediakan untuknya.
Perlahan mataku menutup, rasanya begitu lelah. Padahal aku hanya mengerjakan tugas matematika saja, dan itupun sebagian besar dikerjakan oleh Hyunsuk. HEHE
"Hey Alice, wake up! Jangan tidur kayak gitu, nanti lehermu bisa sakit!"
Aku terpaksa membuka lagi kedua mataku, padahal aku baru saja mau tidur. Hyunsuk terlihat kembali memakai hoodie abu miliknya yang dilepas saat masuk kedalam rumahku.
"Mau kemana?" tanyaku saat ia selesai memakai hoodie-nya.
"Ke coffee shop, kenapa?"
"Mau ngapain?"
"Numpang mandi"
"Hyunsukk, aku serius!" ungkapku. Dia tampak tertawa puas dengan jawabannya tadi. "Iya bercanda astaga. Mau beli minuman, kamu mau ikut?" tanyanya.
"Mau dong, tapi kamu yang bayarin ya?"
"Iya-iya, aku yang bayar."
Huh, selain cerdas Hyunsuk juga sangat baik karna selalu mentraktirku. Dia sudah sangat cocok untuk jadi pacarku.
Tapi bohong, hehe.
GOLDEN HOUR
started,
13 February, 2021