Jim dan Netta adalah sepasang pengantin baru. Kalian tahu julukan pengantin baru- baru akan hilang paling tidak setelah tiga bulan. Seperti pagi di akhir pekan seperti sekarang ini, Jim dan Netta sedang jalan-jalan di CFD. Mereka memang tidak tinggal di kota besar, tapi untuk tempat yang seperti itu masih bisa mereka jumpai. Walaupun harus menempuh perjalanan selama 30 menit lebih dulu. Di sana tanpa sengaja mereka bertemu dengan teman mereka.
"Wah, hai pengantin baru." Sapa seorang perempuan di seberang stand baju daster tempat Jim dan Netta berdiri. Perempuan itu tersenyum dan berjalan mendekat lalu mengulurkan tangannya memeluk kecil pundak Netta. "Aura pengantin baru emang beda ya Net." Katanya.
Netta menyambut uluran tangan temannya yang bernama Gladis itu. "Baru terus, udah hampir tiga bulan padahal." Meski begitu, senyum diwajahnya menunjukkan bahwa Netta suka dengan julukan pengantin baru. "Sama siapa kamu, Dis?"
"Tapi serius aura pengantin barunya masih kentel Net." Goda Gladis. "Aku sama Rendi sama Joona, tuh lagi beli teh tongji." Katanya sambil mengarahkan pandangannya pada suami dan anaknya.
Jim yang sedari tadi sibuk bertransaksi dengan mba-mba penjual daster, karena Jim itu suami yang baik, berbekal penghasilan dari bengkel cat motor dan mobil miliknya (The Jim's) tidak peduli barang apa yang istrinya beli maka Jim dengan berbesar hati membereskan masalah bayar membayar. Sekarang dia sudah bergabung dengan Netta dan Gladis. Tidak lupa dengan kantung kresek berisi beberapa daster yang sudah berganti jadi hak milik Netta ditangannya. "Udah buncit aja itu perut, Dis? Perasaan waktu dateng ke acara kita masih kempes." Ucapnya sambil terkekeh. Jim memang lumayan akrab dengan Gladis. Dulu mereka sering ketemu ketika Jim menjemput Netta di kampus atau ketika Netta sedang jalan dengan teman kampus mereka yang lain.
"Eh engga ya waktu itu juga udah buncit, tapi belum segede ini." Kata Gladis sambil mengelus perut buncitnya. "Kamu gimana udah isi Net?"
Ah iya Netta jadi ingat. Sebelum berangkat kemari dia masih sempat untuk memeriksanya dengan tespek. Tapi dia tidak memberitahu Jim. Apalagi alasannya kalau bukan karena hasilnya negatif?
Netta dan Gladis itu teman satu kampus. Gladis menikah tidak lama setelah KKN. Dan langsung hamil setelah 2 minggu menikah. Masih terlihat dengan jelas di ingatan Netta bagaimana Gladis menjadi lucu dan seksi di saat yang bersamaan ketika wisuda. Sedangkan Netta dan Jim baru menikah tiga tahun setelah mereka lulus. Maka wajar saja jika sekarang Gladis sudah akan melahirkan anak kedua.
Netta hanya tersenyum tipis lalu menggeleng untuk menjawab pertanyaan Gladis.
"Gladis!"
Mereka bertiga kompak menengok ke arah sumber suara yang memanggil nama Gladis. Di sana terlihat Joona yang sudah merengek di gendongan ayahnya. "Anakmu minta naik odong-odong, mau ikut atau masih mau ngobrol?" Terlihat sekali Rendi yang kewalahan antara ingin ikut menyapa Netta dan Jim atau langsung menuruti anaknya yang sudah hampir pecah tangisnya itu.
"Iya sana aku nyusul bentar lagi." Jawab Gladis dengan sedikit berteriak. Lalu Rendi berlalu begitu saja dengan menggendong Joona dan menggenggam teh tongji. Lalu Gladis mengembalikan pandangannya lagi pada Netta. "Gapapa Net, yang penting bikinnya jangan sampai kendor hahaha."
Netta melotot. "Dasar ibu sinting. Udah sana susulin tuh Rendi kasian keliatannya kewalahan gitu."
Gladis terkekeh. "Aku lebih kewalahan bawa perut buncit begini ke CFD kaya gini asal kamu liat." Tapi pada akhirnya Gladis berlalu meninggalkan pasangan pengantin baru tiga bulan itu. "Sampai ketemu di rumah sakit pas kalian jengukin aku sama anakku ya." Katanya sambil melambaikan tangan.
Tidak ingin jadi munafik, Netta mengakui bahwa ada setitik rasa iri melihat keluarga kecil Gladis. Netta memang masih baru tiga bulan menjadi istri Jim. Tapi jauh sebelum itu mereka sudah menjalani semua bersama. Terhitung sudah lebih dari lima tahun sejak awal keputusan mereka berdua untuk bersama. Selama itu pula Netta sudah merajut mimpi untuk kehidupannya bersama Jim, termasuk memiliki buah hati yang menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Can || Oneshoot story PJM
Fanfiction"Gimana k-kalo a-aku beneran man-mandul?" Kali ini Netta membiarkan pikiran kalutnya diketahui Jim. ".....Seberapa kuatpun kita, tapi kalo lawannya Tuhan kita bisa apa?" -Jim Indra Leksana-