Mari Berbicara Tentang Cinta

6 2 0
                                    

_Buletin Teman Surga Ed. 151 /Februari 2021_

Hai, Dear! Boleh bantu jawab, seberapa penting sih ngobrol soal cinta? Penting banget atau penting aja? Atau bahkan enggak ada penting-pentingnya? Wah, jadi gaduh ya gara-gara si cinta. Ternyata banyak kubunya. Hehehe!
Ketika Allah Swt menciptakan sesuatu, maka sudah pasti ada hal penting di sana. Termasuk halnya dengan perkara cinta. Yapz, cinta adalah sebuah rasa yang Allah Swt cipta untuk kita. Artinya, penting banget bagi kita untuk membincangkannya. Agar apa? Agar kita tidak terjerembab dalam malpraktik cinta. So, jangan skip tulisan ini, ya. Baca dan resapi hingga titik terakhir. Siap, ya?!

Reminder Tentang Makna Cinta
Kalau remaja lagi bicara soal cinta, kira-kira apa yang jadi topiknya? Soal rasa deg-degan, berdebar, bahagia, merana, menderita, terluka, atau nestapa? Sepertinya semua rasa ada dalam cinta, ya kan? Memang aneh, tapi begitulah realitanya. Hihihii!
Tapi obrolan kali ini beda dong. Bukan membahas soal aneka rasa dalam cinta. Tetapi lebih istimewa dari sekadar rasa pastinya. Kali ini kita akan kembali mendudukkan makna cinta yang semestinya. Cinta yang sesuai fitrah. Sehingga hadirnya cinta bisa membawa berkah. Bukan sebaliknya.
Yapz, cinta adalah fitrah. Ia ada memang senngaja dicipta. Allah Swt yang menciptakannya. Sebagimana yang kita pahami, bahwa Allah Swt tidak pernah sia-sia dalam menciptakan segala sesuatunya. Termasuk juga soal cinta.
Cinta merupakan salah satu potensi naluri yang ada pada setiap manusia. Bukan tanpa sebab adanya cinta. Allah Swt hadirkan ia untuk menjaga kelestarian makhluk yang bernama manusia. Yapz, kita. Maka alaminya manusia yang saling jatuh cinta kemudian tidak mampu menjaga rasa akan menuju pada sebuah aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya kehamilan. Demikian fitrahnya.
Gimana, sudah tahu penyebab banyaknya remaja yang bablas alias hamil di luar pernikahan? Yapz, karena telah terjebak dalam pusaran malpraktik cinta. Salah kaprah alias keliru dalam mendudukkan cinta yang ada. Lantas bagaimana agar tidak salah memaknai cinta?

Agar Tidak Melakukan Malpraktik Cinta
Kenapa disebut malpraktik cinta? Ya, karena melakukan kesalahan dalam memperlakukan cinta. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan fatal. Bukan hanya kerugian di dunia, tetapi juga kecelakaan besar di akhirat. Serem, kan?
Nah, jadi gimana agar tidak menjadi pelaku malpraktik cinta? Tidak ada cara lain, kecuali ikuti syarat dan ketentuan yang telah Allah Swt tetapkan. Apa sajakah syarat dan ketentuannya? Catat dan ingat baik-baik ya, Dear!
Pertama, ingat selalu bahwa cinta dicipta untuk menjaga keturunan. Artinya, rasa cinta hanya boleh diekspresikan dalam ikatan yang sah yakni pernikahan. Nah, kalau sudah kebelet mau mengekspresikan cinta, udah deh nikah aja! Inilah satu-satunya jalan agar cinta yang ada bisa menumbuhkan takwa. Berbuah pahala. Dan menjadi jalan untuk menuju surga. Masyaallah!
Lantas bagaimana kalau belum siap untuk menikah? Ok, kita geser ke syarat dan ketentuan yang kedua, ya. Jika belum siap menikah, maka jangan coba-coba bermain cinta. Simple banget, kan?!
”Simpel, sih. Tapi, cinta itu kan suka datang tiba-tiba. Gimana coba cara agar bisa menghindarinya? Susah!”
Susah bukan berarti enggak bisa loh ya. Terus, siapa bilang jika cinta itu datang begitu saja? Tidak mungkin itu. Harus dibenarkan dan diluruskan mindsetnya. Bahwa pasti ada yang mengundang kehadiran cinta, sehingga cinta itu datang bertandang. Betul apa betul?
Coba cek, macam-macam rasa yang ada di hati kita muncul begitu saja atau ada sebabnya? Pasti ada sebab, kan? Yapz, karena memang perasaan kita sangat dipengaruhi oleh faktor rangsangan dari luar. Tidak terkecuali juga dengan rasa cinta.   Harus ada suatu penampakan maka rasa itu akan mendera.
Dalam bentuk apa kira-kira penampakan yang dimaksud? Macam-macam modusnya. Bisa stalking akun si doi. Atau bahkan chatingan setiap hari. Bisa juga keseringan ngobrol tanpa batasan. Hangout bareng. Bahkan juga modus belajar bareng. Ada juga pakai modus adek kakak-an. Ini semua bisa menjadi pintu gerbang masuknya bucin yang meresahkan. Waspadalah!
”Kalau misal enggak pernah ketemuan bagaimana? Cuma komitmenan doang gitu. Enggak ngapa-ngapain. Cuma ngobrol lewat chat tanpa pernah sekalipun bertemu. Boleh?”
Kalau enggak ngapa-ngapain ya kenapa mesti chatingan tiada bertepi Zeyeng? Coba berhenti chatingannya, ngaruh enggak tu ke perasaan? Pasti ngaruh, kan? Ngaku aja! Udah deh, intinya setiap adanya interaksi antara lawan jenis maka wajib hati-hati. Karena apa? Karena hal ini bisa menyebabkan rasa nyeri di dalam dada. Alias jatuh cinta.
Kalau sudah terlanjur jatuh, maka pasti tidak akan mudah untuk bangkit. Maka baiknya jangan deh jatuh cinta, tetapi pilihlah untuk bangun cinta. Emang bisa? Bisa dong!

Membangun Cinta
Ingat, bahwa rasa cinta adalah fitrah. Adanya rasa ini sebenarnya tidak salah. Penyebab salah atau benarnya cinta itu terletak pada perbuatan kita sebagai hamba. Ya, bagaimana cara kita mengekspresikan rasa cinta yang ada. Amal inilah yang menyebabkan munculnya dosa atau pahala.
Jika cinta bisa mendatangkan dosa, bisa juga mendatangkan pahala, maka baiknya kita memilih yang mana?  So pasti memlih yang mendatangkan pahala dong, ya?! Ya, balik lagi bahwa kita adalah muslim. Sebagai orang yang beriman tentu kita inginkan pahala sebagai tiket untuk bisa sampai ke surga. Sepakat, ya?!
Nah, agar urusan cinta bisa mendatangkan pahala maka pastikan kitalah yang membangunnya, jadi bukan justru jatuh di dalamnya. Bagaimana caranya?
Pertama, ingatlah selalu bahwa ada Sang Pemilik Cinta yang berkuasa atas cinta itu sendiri. Dialah Allah Swt. Karena Allah Swt sebagai Sang Pemilik Cinta, maka Dia memiliki seperangkat aturan bagaimana cinta itu harus diperlakukan. Maka jangan sekali-kali melanggarnya.
Kedua, harus dipahami bahwa bicara cinta sebenarnya bukan hanya soal hubungan khusus antara  lawan jenis. Cinta juga mencakup kepada hubungan keluarga. Orang tua ke anak. Anak ke orang tua. Kakak ke adik. Adik ke kakak. Begitu seterusnya. Sudahkah cinta pada keluarga ini dipupuk dan dirawat? Serius, cinta ini akan mendatangkan banyak pahala, loh! Jangan sia-siakan!
Ketiga, jika memang mulai muncul rasa cinta pada lawan jenis sedangkan diri belum siap menikah maka patuhi rambu-rambu syariatnya. Apa saja? Jaga jarak sejauh mungkin. Skip semua pintu interaksi dengan si doi. Sekecil apapun pintunya, tutup! Hapus, kubur, lenyapkan apapun tentang dirinya. Jika sudah beres, maka alihkan segenap pikiran kepada hal lain yang positif lagi menyibukkan dalam kebaikan. Contohnya? Gabung dengan komunitas remaja Islam. Mengkaji Islam secara kaffah. Berlomba-lomba dalam kebaikan. Belajar, beramal, dan dakwahkan. Keren banget kan?!
Insyaallah, jika ini semua dilakukan dengan ikhlas semata karena Allah Swt dan ditempuh dengan cara sesuai dengan syariat-Nya pasti berkah. Kita aka sukses membangun cinta di atas rida-Nya. Cinta hanya pada keluarga, sahabat taat, dan juga pada pasangan yang halal dalam pandangan-Nya. Inilah bangunan cinta yang akan menaungi kita sampai ke Surga. So, mau jatuh cinta atau bangun cinta? Jangan sampai salah pilih, loh ya! Sip!

Cinta Dalam Islam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang