Part 1: supermarket, sales dan satu hal mengejutkan.

544 48 14
                                    

Beruntung Samatoki membawa serta Jyuto dan Riou, sehingga ia tidak usah berurusan dengan setan cilik bernama Saburo dan Jiro. Saat ini ia sedang berada di Supermarket, membantu Ichiro si pacar kesayangan berbelanja kebutuhan hidup. Kalau Jyuto dan Riou tidak ikut, sudah pasti Jiro dan Saburo sedang menarik-narik dirinya sebagai upaya untuk menjauhkannya dari Ichiro dan memeras dompetnya sampai tipis.

"Roti tawar jangan lupa." Samatoki memperingati sembari mengikuti Ichiro yang mendorong trolley belanja dari belakang. Mata Ichiro sibuk memperhatikan berbagai macam makanan yang berada di rak pada sisi kiri dan kanannya.

"Oh, iya." Segera saja ia memasukkan satu bungkus roti tawar-tapi Samatoki menambahkan dua bungkus ke dalam trolley belanja. Ichiro menatap bingung ke arah Samatoki.

"Apa?" Samatoki membalas tatapan Ichiro dengan tatapan santai, seolah tidak terjadi apa-apa.

"Terlalu banyak."

"Tidak." Samatoki membantah, "apa salahnya menyetok, heh? Jangan terlalu irit. Nanti aku yang bayar."

Ichiro menghela napas. Pasrah saja untuk saat ini, lagipula tidak rugi juga. "Ngomong-ngomong, Jiro dan Saburo di mana, ya?"

Samatoki meneliti sekitar. Mata merahnya agak membola ketika melihat sosok Jiro dan Jyuto di... barisan pakaian dalam.

Si bangsat itu ngapain?!

"Aa... mereka tadi pergi bersama Jyuto dan Riou. Aku tidak tahu mereka ke mana." Samatoki mendorong punggung Ichiro agar kekasihnya itu berjalan lebih cepat. Sengaja, agar sosok Jiro dan Jyuto tidak terlihat lagi.

"Ih, ngapain dorong-dorong, sih?!" Ichiro protes. Ia masih belum banyak melihat berbagai macam makanan yang ada di rak.

"Ayo ambil mie instan dan bumbu dapur lainnya."

Ichiro hendak menoleh ke belakang, namun kepalanya di tahan oleh Samatoki. "Kau ini kenapa, sih?!"

"Ssshh! Di belakang ada lelaki yang dengan sengaja membuka baju dan membuka ritsleting celananya!" Tentu saja ini hanya kebohongan belaka.

Sebelah alis Ichiro terangkat. "Hah? Masa, sih?" Ichiro kembali hendak menoleh ke arah belakang namun lagi-lagi Samatoki menahan kepalanya.

"Kau ini! Sudah punya aku masih juga ingin melihat punya yang lain, ha?!"

"Apa maksudmu?! Aku hanya penasaran! Masa ada orang begituan bisa lolos masuk supermarket?"

"Ya ada! Udah makanya cepet pergi ke bagian makanan instan!"

"Bentar dulu aku mau liat." Masih saja bersikukuh ingin menoleh ke belakang meski kepala Ichiro ditahan oleh tangan kekar Samatoki.

"Kau cuman boleh liat punyaku aja! Udah sih ayo ke bagian makanan instan!"

"Tapi kan-"

"Punyaku lebih menggoda!"

"- bacot, Samatoki."

"-sannya mana?!"

.・✫・゜・。.

Ichiro pura-pura tuli dan berjalan menuju bagian makanan instan.

"Aku 'tuh ingin beli sempak baru," ujar Jiro sembari melihat berbagai macam celana dalam lelaki yang berjejeran di hadapannya.

"Ya beli saja." Jyuto menimpali sembari menaikkan letak kacamata dengan jari telunjuk.

"Nah itu masalahnya... aku tidak tahu harus beli yang mana karena biasanya dibeliin sama nii-chan." Jiro mengambil satu kotak berisi tiga celana dalam dan menatap kotak tersebut penuh dilema.

Unexpected [Hypnosis Microphone Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang