~

88 6 5
                                    

Tittle : Solicitude
Rate : Teen
Genre : Fan fiction, boyslove, romance
Main cast: Do Kyungsoo & Kim Jongin
Summary
Dari sekian banyak mimpi-mimpi kecilnya, Kyungsoo hanya ingin permintaan terakhirnya yg terkabulkan.. Kim Jongin tetap tinggal.

Hyo' note: baca pake hati aja, lupain logika dan semoga suka! :)

Typo=art

~SOLICITUDE~

Kyungsoo sudah terbiasa membawa tabung oksigen itu kemana-mana. Perhatian orang-oranglah yang tidak biasa. Apalagi ketika harus berulang kali ia mengatur selang kecil itu diantara hidung dan tangannya, ingin rasanya ia menangis saja. Karena sungguh. Kyungsoo tak butuh tatapan kasihan seperti itu.

Langkahnya juga kian memelan, menunduk, memeluk erat tabungnya –berharap  mereka semua hanya ilusi,– dan ia bisa lebih fokus dengan pemandangan hamparan bunga yang menunggunya berguling-guling di sana.

Salahkan saja dirinya yang sembarangan memilih hari datang ke mari. Tentu saja, ini tanggal merah dan Kyungsoo merutuki kepalanya sendiri yang makin susah berpikir.

'Hentikan semua omong kosong ini, aku hanya ingin berlari, memecah, dan jatuh dengan kelopak-kelopak itu' maksud Kyungsoo -hilang seperti tidak akan pernah dicari daripada terus menjadi sebuah kesialan seperti ucapan orang-orang kepadanya.

Jadi, apa ini? Apakah semua orang sudah tahu ia akan mati? Atau berharap ia mati?. Jika begitu, maka baguslah. Kyungsoo juga lebih suka argumen kedua.

Baguslah. Sekarang matahari masih tampak senang sekali menyilaukan matanya. Kyungsoo lebih suka begini, tandanya hari akan masih baik-baik saja dan ia tak perlu bergalau ria mengingat kekasihnya. Dengan itu, Kyungsoo bisa dengan tenang mengalas karpetnya, dan jika mungkin ini bisa lebih baik– harusnya ia tak menoleh ke atas, saat ada seseorang menutup cela matahari dengan tangannya hanya agar tak terus membakar mata Kyungsoo yang terpejam.

Dia tersenyum. Melambaikan tangannya dengan ceria, dan berbisik pelan "Kim Jongin namaku, kita berteman ya? Aku memaksa!" Dan tawanya– Kyungsoo tertular.

Akhirnya. Setelah setahun tak melengkungkan bibirnya.

––

"Begitu dong! Jangan murung lagi, tidak cocok dengan wajahmu" Dia tertawa lagi.

'Sebenarnya, siapa Kim Jongin ini?'

"Kau tanya aku siapa?!" Dan sekarang wajahnya malah cemberut

"Apakah.. Terlihat sekali?"

"Garis keningmu menjelaskan segalahnya" Pria itu– Jongin tersenyum lembut

"Ah maaf, tapi kupikir itu menyeramkan saat kau tau seseorang membawa tabung oksigen dan berjalan-jalan kemari– MAKSUDKU– Aku.. Tidak terbiasa.." Garis kening Kyungsoo malah semakin nampak jelas. Namun seketika, menghilang begitu saja ketika Jongin mengelus lembut keningnya

"Begini lebih baik" Jongin tersenyum puas
"Kau tampak sempurna, kau tau itu? Bagaimana bisa jadi menyeramkan" Lagi-lagi Jongin menyengir lebar. Dan tangannya? Masih menutup pelupuk mata Kyungsoo. 

Kyungsoo sedikit menerka-nerka apa maksud orang ini, tapi mata sayu itu.. Terlihat peduli daripada sekedar kasihan. Dia juga tampak sempurna, wajah, tubuh– Kyungsoo jadi sadar diri. Jangan sampai orang seperti ini pergi juga seperti yang lain.

"Hah.. Kau boleh pergi, Jongin. Maaf, tolong pergi saja" Pikir Kyungsoo ini lebih baik daripada kepergian yang sebenarnya.

"Siapa kau mau mengaturku? Aku akan tetap di sini!" Sedetik setelahnya, Jongin duduk menyamping masih dengan tangannya menghalangi sinar matahari ke mata Kyungsoo.

Solicitude Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang