Bonchap.Pt2

1.6K 158 16
                                    

Kesabaran Jeno benar benar diuji di kehamilan Yeji yang kedua. Yeji yang mengalami perubahan mood secara tidak terduga dan Yujin yang selama bulan bulan pertama masih selalu mengeluh tentang ketidak inginannya mempunyai adik. 

Suatu malam, Jeno menemani Yujin tidur dan memeluk putri kecilnya. Jeno bertanya pelan, "Yujin kenapa gamau punya adek? Yujin kan tau perut mama udah besar." 

Bukannya menjawab, Yujin justru menangis histeris. Air matanya membanjiri baju tidur milik Jeno. Kalau boleh jujur, Jeno sangat lelah menghadapi dua perempuan yang emosinya tidak stabil seorang diri. Tapi bagaimanapun, dia adalah kepala keluarga di sini. Jadi dia harus membuat ibu dan putrinya akur. 

"Yaudah kalau Yujin gamau cerita sama papa." Yujin makin nangis. Tangan kecilnya memeluk Jeno erat. 

"Hiks. K-kalau Yujin punya adek." Yujin menatap papanya dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata. "Kenapa sayang, kenapa?" tanya Jeno karena Yujin berhenti bicara. 

"Nanti papa sayangnya sama adek. Nanti mama mainnya sama adek. Yujin gamau sendirian." Yujin menangis lagi. Tangan kecilnya mengusap pipi sayang ayah. 

Jeno menghembuskan napas berat. Mencium kening Yujin. "Kenapa Yujin mikir kaya gitu?" 

"Yujin nonton youtube. Anak bayi ga bisa ditinggalin. Jadi kalau ada apa apa pasti Yujin yang ditinggalin. Anak bayinya dibawa mama terus." Jeno terkekeh pelan. 

"Kalau anak bayinya digendong mama. Kan Yujin bisa digendong sama papa." Jeno mengusap rambut putrinya penuh sayang. 

Yujin menggelengkan kepalanya lucu. "Yujin gamau punya adek. Nanti kalau beli mainan pasti harus berbagi sama adek." 

"Lihat papa." Jeno bilang dan Yujin natap papanya. "Sayangnya papa, sayangnya papa pernah ga bikin bang iyel nangis karena kamu rebut mainannya?" 

Yujin menggeleng. "Bang iyel suka ngasih mainannya ke aku." 

"Sayangnya papa pernah bikin bang iyel nangis ga karena main sama uncle Mark?" 

Yujin menggeleng lagi. "Bang iyel sama uncle Mark suka main bareng Yujin." 

"Sayangnya papa pernah bikin bang iyel kesel ga karena kamu yang dibikinin pudding sama aunty Karin?" 

Yujin menggeleng lagi. "Bang iyel suka ngasih semua pudding nya buat aku." 

"Sayangnya papa pernah bikin bang iyel kesel ga kalau uncle Jeran video call nya sama kamu sementara bang iyel sekolah?" 

Yujin menggeleng lagi. 

"Sayangnya papa pernah bikin bang iyel marah ga?" 

"Bang iyel ga pernah marah papa." Yujin merengek. Mengeratkan pelukan pada papanya. 

"Yujin. Yujin mau kaya bang iyel atau mau jadi kakak yang jahat?" 

Yujin mencebikkan bibirnya. "Papa." Yujin menangis lagi. "Yujin gamau jadi kakak yang jahat." 

"Terus sayangnya papa ini mau jadi siapa? Mau kaya bang iyel?" 

Jeno sedikit mengernyit saat putrinya kembali menggeleng. "Mau jadi Yujin. Yujin mau papa belain Yujin kaya papa ngomongin bang iyel tadi." 

Keterlaluan sekali Lee Jeno. Yujin udah ngomong tapi dia malah ga paham. "Gimana maksudnya nak?" 

"Papa daritadi ngomongin baik baiknya bang iyel ke Yujin. Yujin juga mau papa nanti gitu ke adeknya Yujin." 

Jeno tersenyum paham. "Jadi Yujin mau punya adek?" Yujin mengangguk. 

"Papa boleh minta tolong ga sama sayangnya papa?" tanya Jeno. Yujin mengangguk. "Minta tolong apa?" 

WHO YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang