5 : Boo Marah

116 31 0
                                    

Boo, dia menggerang marah padaku.

Aku tidak tahu kenapa dia begitu, yang jelas tadi itu bukanlah tindakan disengaja.

Boo terjepit di lubang ventilasi, sudah kubilang tubuhnya tidak akan muat untuk masuk melewati lorong kecil ini.

Dia menyalahkanku, Boo jahat, dia terus menggonggongkan makian padaku.

Aku mencari bantuan dari luar, bersuara nyaring pada semua orang di dalam rumah.

Jihyo merespon ku, Jihyo memang yang terbaik. Maka dari itu dia adalah manusia favoritku.

"Ada apa? Kenapa tingkahmu seperti itu Ahri-ya?" tanya Jihyo.

Aku berusaha menuntunnya, menarik benda berbulu yang menempel pada kakinya.

"Cepat ikuti aku!" Kataku penuh semangat.

Jihyo tentu saja mengikuti langkah kecilku, dan akhirnya aku sampai di depan lubang ventilasi itu.

"Boo! Menggonggong lah! Jihyo datang ingin menolong mu"

"GUK! HULFF! GUK!"

Suara Boo menggema, Jihyo sadar akan hal itu, dan berlalu dengan melakukan aksi penyalematan.

Jihyo adalah pahlawan.

Boo sudah bebas sekarang, perutnya memiliki lecet, dia semakin mengeram marah padaku.

"Aku membencimu"

"Tapikan itu karena ulahmu bulan ulahku"

"Ini salahmu, aku membencimu, aku tidak ingin datang kerumahmu lagi"

"Boo.. maafkan aku, aku menyesal karena mengajakmu untuk bertemu nyonya merpati, maafkan aku"

Boo merangkak naik kepangkuan Momo.

Momo, nama itu aku dengan dari Ayah Dahyun.

Boo mengumpat padanya, aku sedih karena tidak memiliki teman bermain lagi.

Aku merangkak menuju kamar Mandi, jujur saja aku haus, aku berniat untuk minum di genangan air yang ada di dalam benda berbentuk aneh disana.

Ayah Ibu, dan Jihyo selalu duduk di atasnya.

Aku naik, lalu menjilat air di dalam sana, rasanya segar.

Huh, setelah selesai lalu kembali keluar pergi menuju taman.

"Oh selamat malam tuan pohon"


-thor'al 🐘

Finding Dog [아리아]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang