Part 01

470 35 4
                                    

Seorang lelaki tampan sedang bingung harus mencari pekerjaan dimana lagi, dia harus mendapatkan uang untuk membayar sewa kontrakan dan juga uang kuliahnya. Saat ini, dia sedang duduk termenung dikantin kampus hingga seseorang datang menyadarkan lamunannya.

" Apa yang sedang kau pikirkan hah ?" tanya Jungkook sambil menepuk bahu pemuda itu.

"hmmm" helaan nafas panjang dari Eunwoo membuat Jungkook tahu akan permasalahan sahabatnya ini.

"Masih belum dapat pekerjaannya ?" tanya Jungkook lagi.

"Ya, begitulah" jawab Eunwoo singkat.

"Kau bisa pinjam uang dariku dulu nu, untuk membayar kontrakan kan kuliahmu" ujar Jungkook.

"Tapi Kook, aku tidak enak harus selalu meminjam darimu, baru juga bulan lalu aku sudah melunasi semuanya" kata Eunwoo sedih.

"Ya ampun nu, aku udah anggap kamu kayak saudara aku sendiri, jadi jangan sungkan begitu, kau bisa membayarnya sedikit demi sedikit saat kau punya uang" jawab Jungkook.

"Terimakasih Kook, kamu memang sahabat aku yang paling ngerti dari dulu" balas Eunwoo tersenyum.

Eunwoo dan Jungkook memang sudah sahabatan sejak lama, sejak mereka masih SMP, jadi Jungkook tahu betul bagaimana keadaan Eunwoo. Eunwoo dulu hanya tinggal dengan neneknya, namun setahun yang lalu neneknya sudah meninggal hingga kini ia hanya tinggal sendiri. Eunwoo sudah bekerja paruh waktu sejak SMA untuk memenuhi kebutuhan dan membiayai kehidupannya sendiri.

Namun baru-baru ini Eunwoo berhenti dari tempat kerjanya, karena upahnya tergolong kecil dan tidak cukup untuk membayar kontrakan ditambah lagi biaya kuliahnya. Dia butuh pekerjaan dengan upah yang cukup walaupun tidak banyak, asalkan cukup kebutuhannya.

Akhirnya Eunwoo memutuskan untuk meminjam uang Jungkook dan berusaha mendapat pekerjaan secepat mungkin untuk membayarnya ke Jungkook.

Eunwoo berencana untuk belanja makanan pokok supermarket, karena stok bahan makanan yang sudah menipis jadi dia memutuskan untuk mampir di supermarket sepulang kuliah.

Di perjalanan, Eunwoo mendengar suara tangisan anak kecil di halte seberang jalan, dia melihat anak laki-laki memakai seragam sekolah TK itu hanya seorang diri. Lalu dia mencoba untuk mendekatinya.

"heii, adik kecil, kenapa kau menangis?" panggil Eunwoo.

"Mommy" teriak anak tersebut dengan lantang, lalu langsung memeluk Eunwoo.

Eunwoo tersenyum hangat menerima pelukan anak itu, dia memang sosok penyayang anak-anak. Tapi, kenapa anak ini memanggilnya mommy ?? dia kan namja, pikirnya. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa, Eunwoo malah mengelus puncak kepala bocah tersebut dengan sayang memberikan ketenangan kepada anak tersebut.

"Kenapa kau menangis hmmm ? orang tuamu dimana ?" tanya Eunwoo lembut.

"Tadi daddy bilang akan menjemput Sehan di sekolah, tapi daddy tidak datang-datang, terus Sehan jalan kaki ke halte karena di sekolah sudah sepi, semua orang sudah pulang" jelas bocah bernama Sehan ini dengan sesugukan.

"Ya sudah sekarang hyung antar Sehan kerumah yaa", bujuk Eunwoo, dan diangguk oleh Sehan.

Mereka berdua akhirnya tiba disebuah rumah yang sangat besar bergaya modern. Ini anak siapa yaa, pasti anak orang kaya ini, batin Eunwoo. Kalau saja dia jahat dan penculik anak-anak sudah pasti ini anak akan disekap, terus tinggal minta tebusan sama bapaknya, dia yakin uangnya bisa buat memenuhi kebutuhannya selama beberapa tahun tanpa harus bekerja. Tapi Eunwoo bukan lelaki yang demikian, dia baik, murah hati dan suka menolong.

"Ayookk hyung, masuk dulu" ajak anak kecil itu.

"Tuan, tuan pulang dengan siapa?" sapa seorang wanita paruh baya yang Eunwoo yakini adalah pembantu disini.

Crazy Sexy Cool (Duda Seme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang