dianggap bodoh
bukan berarti kamu
tak memiliki kelebihan'''''
"Ochi!"
Aku menoleh saat Ramlan memanggil nama ku. Seperti biasa dia datang dengan terburu buru, membawa berita terkini yang dia dapat dari berbagai sumber yang tidak dapat dipercaya.
"Apa lagi?"
Tanya ku yang terdengar jengah mengahadapi sikapnya. Mungkin ini yang dinamakan laki laki bersifat seperti perempuan. Bukan kah perempuan selalu membicarakan orang lain dan menyebarkannya?
Aku tidak ada bedanya dengan Ramlan, hanya saja saat ini terlalu malas membicarakan kehidupan orang lain saat hidupku sendiri dipenuhi masalah yang tidak ada habisnya.
"oh my beb, Lo tau nggak sih?"
"nggak."
"tiga anak dari kelas kita bakal dipindahin ke kelas IPA 1."
"terus?"
"ya nggak pake terus, cuma bilang aja siapa tau Lo kepo gitu."
Aku menatapnya dengan senyuman manis yang tidak aku perlihatkan sejak pagi tadi. Bukan senyuman manis untuk pertanda baik, tetapi sebaliknya.
"duduk sini." ujar ku menepuk bangku yang berada tepat di sampingku.
"kenapa?" tanyanya setelah duduk di sampingku.
"Lo tau kan, mau seluruh anak kelas ini dipindah ke IPA 1 juga gue ga peduli"
"heh! sadar Chi, ini IPA 1 bukan kaleng kaleng."
Ucapan nya seolah mengehentikan kinerja otakku. IPA 1? tunggu deh...
BRAK!!
"serius Lo?"
aku menggebrak meja begitu ingat dengan desas desus tentang kelas IPA 1. Kelas yang berisi cucunya Albert Einstein. Bukan nya lebay apa gimana, mereka semua genius. Bahkan jika ada kata lebih dari genius maka itu adalah mereka.
"yaampun Chi, Lo lemot banget sih!"
"bukan lemot, otak gue loadingnya agak lama nyambung sama koneksinya."
"dih sama aja! Lo lemot."
Aku mengabaikan ucapan nya, mengedarkan pandangan mencari seseorang.
"SINTA! WOY!"
"GAUSAH TERIAK WOY! GUE OTW KESANA."
Aku mengerutkan kening, dia kan juga berteriak?
"hah?"
Tanyanya dengan menantang begitu sampai didekat ku. aku menyuruhnya duduk di bangku depan yang sedang kosong.
"sans dong, gue cuma mau nanya—"
KAMU SEDANG MEMBACA
NENG OCHI (on going)
Teen Fictionsebuah kisah tentang tiga remaja yang masuk kedalam kelas anti kebodohan. tentang kebodohan dan betapa tidak berharganya mereka. itu baru permulaan, selanjutnya mereka akan mengerti kelebihan masing masing. dan mereka akan mengerti betapa berhargany...