PROLOG

2.3K 185 12
                                    

TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE AND COMENT

🍁SELAMAT MEMBACA🍁

~RADEN~

🍁🍁🍁

Tubuhnya bergetar melihat cairan kental yang hampir menghitam di telapak tangan. Rasa nyeri di dada membuatnya lupa sejenak akan bau anyir yang menusuk Indra penciuman nya.

Mengatur nafas sejenak guna mengontrol rasa nyeri yang menyerang tepat di ulu hati. Nafasnya tercekat dengan rasa asin yang mendominasi. Pandanganya mulai mengabur, sekuat tenaga ia bendung.

Sesakit ini kah rasanya berjuang? Mengusap kasar bibirnya yang berlumur cairan merah. Tapi tangisnya tak bisa ia cegah, karena ini terlalu menyakitkan. Menyandarkan tubuhnya ke dinding kamar mandi dengan tangan yang terus memukuli dada, berharap bisa meredam nyeri yang menyerang tepat di dada.

Ingin rasanya melepas rasa lelah. Namun keadaan tak memperbolehkannya lemah, karena ia adalah alasan senyuman mereka merekah. Entah akan Sampai kapan semuanya bertahan dengan baik - baik saja. Ia sudah mulai lelah menahannya, jika memang sudah waktunya, ia rela melepas semuanya.

Karena rasa ini terlalu mengerikan!





🍁🍁🍁

Jangan terkecoh sama Prolog😗

Mari gulir ke Bab selanjutnya biar tahu kelanjutannya.

•S E E U•

🍁VOTE AND COMENT 🍁

RADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang