RADEN

1.5K 150 2
                                    

TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE AND COMENT.

SELAMAT MEMBACA DAN MENGUTUK TOKOH UTAMANYA

~RADEN~
🍁🍁🍁

RADEN POV

Mari berkenalan terlebih dahulu padaku, sebelum hanyut ke dalam kisah hidupku. Namaku Raden Langit Ramadhan, Sesuai namaku. Aku lahir pada bulan ramadhan, di mana para umat muslim menahan lapar dan dahaga dari fajar hingga adzan Maghrib berkumandang.

Hidupku jauh dari kata damai, karena hampir setiap hari di kejar-kejar oleh gadis yang mengaku menjadi korban kata-kata manisku. Tapi percayalah, aku bukan buaya Mesir yang punya gebetan di setiap gang yang ada. Aku hanya jomblo karatan yang sedang menunggu azab datang menyambar, karena sering membuat anak orang kejang-kejang.

Banyak yang bilang aku ini buaya, padahal aku hanya manusia biasa yang banyak menabur dosa. Mereka bilang, aku adalah playboy cap kadal. Tapi, apa mata mereka sudah buram? Jelas-jelas aku ini seorang pemuda tampan yang tak pantas di samakan dengan nama-nama hewan sialan.

"Kita beli bubur ayam mang Aryo dulu ya." Seorang gadis bersurai hitam yang di kuncir menjadi satu itu menatapku dengan senyuman manis.

Matanya yang bulat selalu membuat jantungku bergetar. Aku dengar, jika detak jantung kita berdetak lebih cepat, itu tandanya kita sedang jatuh cinta.

Namun aku menepis semua teori-teori itu. pasalnya, saat aku di hadang oleh preman, jantungku juga serasa sedang lari maraton di dalam sana. Lalu apa aku juga jatuh cinta pada preman-preman itu? Astaga, membayangkan nya saja membuatku jijik.

Jantungku juga selalu berdetak cepat jika ayah Prap menanyakan celana dalamnya padaku yang selalu raib dari lemarinya. Saat di tanya pun aku hanya berkata jujur, jika aku yang mengambil dan memakai celana dalam ayah Prap. Pasalnya, kumpulan celana dalamku pun selalu hilang satu per satu dari tempatnya, entah siapa yang mengutil. Stop! Kenapa jadi bahas celana dalam bangsat.

Beginilah rutinitasku setiap pagi, menjemput gadis bermata belok yang sudah aku kenal empat tahun terakhir, lebih tepatnya sejak aku masih SMP. Namanya adalah Amel, nama panjangnya, tanya sendiri sama orangnya.

"Tiap hari makan bubur ayam. Berubah jadi ayam mampus lo," ucapku dengan tangan sibuk memakai 'kan helm di kepala Amel.

"Kalau ngomong suka ngawur," Amel berkata dengan tangan yang memukul pelan lenganku. Namun entah pantas atau tidak di sebut pukulan, karena hanya rasa geli yang aku dapat 'kan.

Segera aku tancap gas motor metik kesayanganku melewati jalan bermedan di jalanan rumah Amel, namun itu sudah menjadi sarapanku tiap pagi. Melewati jalanan rumah Amel membuatku seperti tengah mengebor, oh bukan! Tapi seperti tengah memompa dengan getaran lebih cepat.

"Tugas kimia udah lo kerjain?" tanyaku memulai percakapan dengan sedikit menoleh agar terdengar oleh Amel.

"Emang ada tugas kimia, Yang mana? kok gue gak tahu," tanya balik Amel.

"Itu ... yang percobaan Reaksi, Reduksi, Oksidasi!" ucapku sedikit berteriak.

"Oh."

"Udah?" tanyaku

"Belum, hehe,"" kekeh Amel menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Ck, goblok di pelihara. Pelihara tuyul biar makmur," tuturku ngawur.

"Lah? Sesat." Aku mengabaikan ucapan Amel, memilih kembali fokus ke jalanan.

Ini bukan kisah cinta antara aku dan Amel, karena aku sama sekali tidak memiliki perasaan padanya, dan juga para gadis di luar sana. Sudah aku tekankan jika hatiku sudah mati rasa, namun bukan berarti aku memiliki kelainan atau gay.

Aku masih memiliki ketertarikan pada lawan jenis, namun tidak pernah sampai terjerumus ke lubang bernama cinta. Maka dari itu, mari ikuti kisahku. Dan temukan semua alasanku melakukan kebiasaan burukku.

POV END.





GIMANA? TERTARIK BUAT BACA KELANJUTAN CERITA RADEN?

KALAU IYA, GULIR KE BAB SELANJUTNYA

🍁VOTE AND COMENT NYA
JANGAN LUPA🍁

•S E E U•

RADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang