[XVIII]

467 52 14
                                    

Happy reading !
Warning typo !

______________________________

"Terimakasih atas kerja sama nya tuan Kim"

"Tidak perlu sungkan tuan jeon walaupun anda baru saya salut dengan kinerja anda"

Kedua pria itu pun berjabat tangan , tuan Kim menepuk punggung tuan jeon yang lebih muda, iya salut dengan kerja keras anak muda di sampingnya ini .

Setelah selesai pertemuan tuan jeon atau jeon Jungkook ini pun langsung menjatuhkan kepalanya. Iya tak percaya tuan kim pemilik perusahaan besar itu memuji , baru akan merebahkan tubuhnya di sofa ruangannya , istrinya datang menghampiri.

"Kookie" ucap Lisa langsung bergelayut manja di lengan jungkook , jungkook tau jika lisa begini pasti ada yang ingin di mintanya

"Ada apa lisa" jawabnya jenuh

"Aku ingin berbelanja dengan teman ku, jadi aku ingin meminta kartu mu" ucap lisa manja

"Kartumu kan ada kenapa minta kartu ku, aku juga selalu mengirim uang ke kartu mu"

"Itu tidak cukup kookie, barang ini hanya bisa di temukan di london, aku tidak bisa membiarkan nya begitu saja ! "

Jungkook mengurut kepalanya pelan, iya lelah mendengar lisa yang terus membeli barang barang tidak berguna , bahkan uangnya habus begitu saja oleh lisa, walaupun uangnya tak akan habis dengan mudah, bukannya iya juga harus berhemat.

Karena lelah mendengar rengekan lisa jungkook pun memberi satu kartu kredit nya .

"Terimakasih kookie, aku akan memberikan mu kado nanti malam, bye suami ku" Lisa pun mencium pipi jungkook dan berlalu begitu saja .

Jungkook membaringkan tubuhnya lelah . Pernikahan nya saja belum genap setahun namun Lisa seakan menjadikan nya mesin ATM berjalan. Orang tua nya pun sudah menuntut cucu darinya , namun Lisa tak kunjung hamil , membuat beban pikiran nya semakin banyak.

"Sepertinya aku butuh menetralkan pikiran ku, jalan jalan sebentar tidak buruk bukan"

Jungkook pun melangkah kan kaki nya keluar dari perusahaan nya, melihat keadaan luar yang sepertinya akan turun salju nanti malam.

Iya terus berjalan menyusu jalanan kota London yang indah , sesekali melihat anak anak yang bermain membuat hati nya menghangat. Namun ada suatu objek yang membuat dunia nya seakan berhenti sejenak.

Dada nya sesak , waktu seakan berhenti , iya melihat nayeon, nayeon nya yang sedang membawa plastik belanjaan dengan senyum khasnya , nayeon nya masih sama. Tetapi yang membuat nya lebih sesak lagi , melihat perut Nayeon yang membuncit , iya yakin itu adalah anak nya.

Dengan cepat iya mengikuti Nayeon dengan langkah yang sedikit jauh , sampai pada nayeon berhenti di depan toko cheesecake.

"Baby kau ingin cheesecake? Ara ara mommy akan beli nee"

Mendengar nayeon bicara seperti itu membuat Jungkook semakin ingin memeluknya .

"Noona aku merindukan mu" ucap Jungkook sendu

"Merindukan nya tuan jeon yang terhormat?"  Ucap seseorang yang di samping jungkook iya memperhatikan Jungkook yang mengikuti nayeon sedari tadi

"Bukan kah kau yang mengusir nya jeon? Dan sekarang kau merindukan nya tidak tau diri sekali"  ucap orang itu sambil terkekeh meremehkan

"Bukan urusan mu kim" jawab jungkook dengan segera meninggalkan Nayeon

"Tentu urusan ku, Nayeon itu urusan ku, dan kau jangan sekali-sekali mendekati nya dan membuat nya hancur jika tidak kau habis jeon" ucap taehyung menatap Jungkook tajam

" Dan lihatlah disini , kau bahkan seperti gembel, apa istri mu tidak mengurus mu dengan benar ckck"

Sebuah Bogeman mentah mendarat di wajah taehyung , jungkook tak bisa menahan amarahnya lagi

"Kau tidak ada urusan nya dengan ku, dan berhenti ikut campur tuan Kim"

Taehyung yang melihat Jungkook pub hanya terkekeh sambil mengusap pinggiran bibirnya yang berdarah.

"Rasakan saja karma mu jeon , jangan harap kau bertemu Nayeon atau mendekati Nayeon lagi" taehyung langsung meninggalkan jungkook dan mengelap lukanya iya berencana untuk menghampiri Nayeon dan segera mengantarkan pulang.

Jungkook yang belum pergi dari tempat itupun melihat taehyung yang menghampiri Nayeon di balas senyuman oleh nayeon, iya merasa iri nayeon memberikan senyum itu kepada orang lain selain dirinya.

Dengan berat hati jungkook meninggal kan tempat itu , iya bahkan berfikir apakah taehyung menikahi Nayeon. Hati nya kembali sesak. Jungkook pun memutuskan untuk pulang .

"Aku pulang"  jungkook melihat lisa yang sedang malas malasan di depan TV dan tidak memperhatikan nya.

Jungkook pun memutuskan untuk mandi dan menyegarkan pikiran , seketika jungkook berfikir perkataan taehyung ada benar nya iya bahkan tidak di urus sama sekali dengan istrinya.

Jungkook kembali menghela nafasnya melihat meja makan yang kosong tidak ada makanan sama sekali

"Lisa di mana makanan ku"

"Eoh kau pesan saja" ucap Lisa santai masih dengan posisinya

"Tidak kah kau berusaha memasak lisa? Aku lelah jika kau terus begini" Jungkook mulai marah melihat lisa yang seperti ini

"Ada apa dengan mu kook , bukannya dari awal menikah aku sudah bilang tidak bisa memasak kenapa sekarang kau malah menyalakan ku "

"Setidaknya kau berusaha memasak, bukan hanya bermalas-malasan dan menghabiskan duit ku"

Lisa menatap remeh jungkook

"Apa kau bertemu jalang itu? Ah aku sudah yakin kau bertemu dengannya iya memang pengaruh buruk"

Jungkook yang sudah naik darah pun langsung meninggalkan lisa iya tak mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi .

Lisa yang melihat kepergian jungkook pun menatap remeh

"Ck dengan mudah iya terpengaruh oleh jalang itu, aku harus membuat rencana "

"Halo bisa bantu aku?"

"......"

"Jika bisa bikin anak nya mati juga"

"...."

"Bayaran mu akan ku kirim segera"

Lisa menunjukkan smirk nya, memandang langit yang sudah mulai turun salju

"Kau akan mati im Nayeon"





















Hai haiiii aku kembali.
Semoga suka part ini ya !
Jangan lupa vote dan comments !
See yOuuu



Brengsek[NayKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang