part pertama dan terakhir

36 6 7
                                    

Ehem...

Hai namaku cindy dengan penyakit kanker paru-paru stadium 3. Ini adalah kisah cinta pertama dan terakhirku.

Kami pertama kali bertemu disebuah sd reyot di pedalaman kampung sebuah daerah yang tak ingin kusebut namanya. Ia adalah anak cengengesan, ingusan, kelakuannya suka ngehayal jadi ultraman, suka gelud, tapi dia pinter banget.

Tiap soal-soal bisa ia kerjakan, meskipun sering kali berbuat masalah.

Waktu itu aku adalah siswi pindahan dari Bandung, jadi suasananya benar-benar berbeda. Sulit bagiku untuk berbaur, karena banyak siswi lain yg mengejekku sebagai anak kota dan mencap-ku sebagai orang elit yang sombong.

Hanya bocah itu yg menarik perhatianku, meski tingkahnya benar-benar tak bisa kuprediksi, ia tak pernah sekalipun melontarkan kata-kata ejekan atau hinaan padaku.

Singkat cerita kami berkenalan, karena di kelas 8. Kami sekelas dan kebetulan teman sebangku.

Setiap hari aku kagum dengan kecerdasannya dalam menjawab soal-soal, jika ulangan ia adalah firstman dalam keluar ruangan.

Lama kelamaan rasa kagumku berubah menjadi rasa sayang padanya. Sebab ia adalah remaja yg baik dimataku, dari sudut pandang orang lain ia memanglah remaja nakal, tapi dimataku dia adalah permata.

Aku memang menyukainya, tapi aku tak tau apakah dia memiliki perasaan yang sama.

Sedikit cerita tentang dia, dia adalah yatim piatu di kampung itu, tanpa orang tua sejak kelas 3 sd, hanya tinggal bersama pamannya yang telah lama menduda.

Hal itu juga yang membuatku semakin tertarik padanya, bagaimana anak kecil sableng seperti dia bisa bertahan hidup didunia ini.

"Eh aku mau nanya", kataku.

" Apaan, gausah aneh-aneh, cepetan", jawabnya seperti biasa, singkat padat jelas.

"Nanti kalo tamat smp, kamu mau lanjut kemana?".

" ya sma lah" jawabnya sambil mengerutkan dahi. "Tapi kayaknya aku lebih baik cari kerja aja, di kampung beda sama kota, anak kecil disini udah biasa kerja". Tambahnya.

"Tapi kan kamu pinter, cari beasiswa aja lah".

"Maunya si gitu, liat ntar aja".

Singkat cerita kami tamat, dengan dia sebagai peraih nilai tertinggi, bukan itu aja, namanya tercatat tertinggi diseluruh kabupaten.

Untuk itu dia berhak menerima beasiswa penuh selama sma. Aku pun tak menyianyiakan kesempatan ini, aku langsung mengajak dia mendaftar di sekolah pilihanku, dengan harapan agar aku bisa lebih lama bersamanya, karena cuma dia yg bisa mengerti apa yg aku fikirkan.

Setelah semua selesai, ternyata kami tidak sekelas...sedihnya.

Aku pun mencari-cari dimana kelasnya, dan sialnya ternyata dia duduk sebangku dengan cewek, cantik pula.

"Kampret, keduluan aku''. Gerutu ku.

Tapi tampaknya dia tak terlalu tertarik pada cewek itu, hal itu membuatku sedikit lebih tenang.

Sial nya ia melihatku dibalik jendela dan seketika ia sudah di belakangku sambil menaruh kepalanya diatas kepalaku dan berkata, "ngapain disini, kan bukan kelasmu".

"Iya tau, cuma penasaran aja kamu dimana".

"Penasaran apa penasaran?",katanya membuat pipiku memerah.

"i-ih apaan sih, ga lucu tau".

"Ga lucu tapi idung mu merah tu", katanya sambil memegang hidungku.

I'LL BE YOUR GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang