ONE
"Oppa,eomma arra berangkat dulu nee" teriakan semangat seorang gadis mahasiswi jurusan akutansi semester dua itu membuat oppa dan eommanya menggelengkan kepala.
Dengan segera namja itu berlari sampai ke pintu "Yya hati-hati arra!". Setelah itu punggung gadis yang lebih muda 5 tahun darinya Itupun segera menghilang.
"Adikmu itu tak pernah habis energi sepertinya tae" ucap eomma seraya mengoles selai pada lembaran roti gandum.
Taehyung itu kembali duduk di kursinya dengan tenang. "Bukan gak habis lagi eomma, tapi unlimited, tae juga heran tuh sama dia, udah pecicilan gak bisa diem ceroboh pula"
Mendengar celaan itu eomma hanya geleng-geleng kepala karena fakta itu benar adanya. Taehyung selalu menyaksikan adiknya yang terburu buru kemudian terjatuh.
***
"Kimm Arraaa" teriak seorang namja dari sebrang jalan sembari melambaikan tangannya.
"Hyunjin ssi~" bibir arra seketika mengembang ketika melihat teman dekat yang juga satu kelas dengannya berada di sebrang jalan menuju kampusnya.
Dengan semangat arra langsung melangkahkan kaki menyebrang jalan untuk menghampiri hyunjin, namun sesuatu dari arah kanan menghantam tubuh minimalisnya.
"BUGHHHH!!!"
Seketika hyunjin yang menyaksikan kejadian barusan langsung mematung melihat temannya terpental dan mengeluarkan banyak darah.
"Arraa!" Ucap hyunjin melihat kecelakaan di depan matanya .
Arra pov
Hari ini adalah hari pertamaku memasuki semester dua di kampus. Memang tidak ada yang special, namun ku harap hari ini hari beruntungku.
Seperti biasa aku tidak pernah bergabung sarapan dengan oppa dan eomma, tidak bukan karena aku sombong. Tapi karena aku ingin makanan itu semua untuk mereka agar lemak ditubuh mereka semakin menumpuk hahaha, baik hati bukan aku?
Aku pergi ke kampus dengan bus, ketika turun di sebrang jalan, aku menangkap sosok yang selalu ku nantikan. Dia hyunjin, teman sekampusku yang membuatku terkagum padanya karena ia memiliki bentuk bibir yang menggemaskan.
Suatu keberuntungan aku bisa berpapasan dengannya, dia pun menungguku disebrang jalan. Kau lihat itu? Dia menyapaku, aigo senangnya. Akupun mulai melangkah menyebrang jalan.
Tetapi tiba-tiba ada benda besar dari arah kanan yang menabrak tubuhku, saat itu, aku tersadar bahwa aku baru saja kecelakaan.
Tuhan, ku harap aku masih bisa mewujudkan mimpiku untuk membuat keluargaku tersenyum melihat kesuksesanku.
***
Taehyung langsung berlari sekencang mungkin di lorong rumah sakit menuju ruang UGD. Ia tak lagi memerdulikan tatapan orang-orang yang melihatnya berlari sambil menangis. Yang ia pedulikan sekarang adalah, keadaan arra yang sedang terbaring lemah dengan penuh selang dan juga terpasang tabung oksigen.
Sedangkan itu, eomma terduduk lemas di kursi rumah sakit karena tidak sanggup mendengar berita bahwa arra mengalami yang bisa dibilang cukup parah.
Tangis dan doa tak henti hentinya ia keluarkan dari mulutnya.Saat ini taehyung tengah bersandar pada dinding dekat pintu UGD tempat arra sedang ditangani seraya menahan air matanya untuk terus berjatuhan.
"Arra~"
"Mianhae" ucapan itu keluar dari mulut taehyung yang merasa gagal menjaga adik yeojanya itu
***
Pukul 10.00 WKS seorang namja berjas putih dengan stetoskop di leher jenjangnya yang putih itu keluar dari ruangan arra. Tae pun dengan segera menghampirinya.
"Tae? Kenapa kau disini? Jadi dia adikmu?" tanya dokter tersebut seraya menaikkan sebelah alisnya.
Tae yang merasa tak asing dengan wajah dan suara itupun sempat terkejut , ternyata dokter yang menangani adiknya itu adalah temannya ia sendiri,
"Hyung? jadi kau yang menangani arra? bagaimana keadaan dia sekarang hyung? dia baik baik saja kan?"
Dokter tampan itu menghelas nafas "Bukannya aku ingin membuatmu khawatir tae, tt-tapi kau tau kan kecelakaan yang ia alami lumayan parah. hal itu berakibat fatal dengan tubuh yang terkena benturan" jelasnya dengan suara tegas namun tetap terdengar lembut di telinga.
'Lalu?"
"Dan organ tubuhnya yang terbentur itu kepala, kemungkinannya ia bisa-" Dokter ber-name tag kan "Dr. Kim Seokjin" itu pun tidak melanjutkan perkatannya.
Tae mengubah raut wajahnya menampakkan eskpresinya yang penasaran dan menunggu kalimat selanjutnya dari seokjin. "Bisa apa hyung?"
"Mengalami geger otak,keretakan tulang, lupa ingatan hingga~ kematian."
Taehyung menelan kasar salivanya "Mwo?" ucapnya tak percaya.
Seokjin menepuk bahu tae beberapa kali mencoba menguatkan teman yang sudah ia kenal 7 tahun itu "Kau hanya harus terus berdoa tae, ku yakin adikmu adalah gadis yang kuat"
Tae pun menenenggelamkan kepalanya kedalam kedua telapak tangannya agar isak tangisnya yang pecah tidak terdengar kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEOL
Teen FictionAku percaya bahwa umur bukanlah hal yang menyebabkan seseorang bisa tumbuh dewasa, tapi pengalaman. - KIM ARRA