Aku sudah berusaha menelan rasa itu dalam-dalam,
Aku sudah berusaha untuk terlihat baik-baik saja,
Aku sudah berusaha untuk tersenyum,
Sabarku sudah berusaha ku bangun,Tapi keadaan seakan ingin mengujiku lebih dalam,
Seakan ingin menghancurkan benteng kesabaran yang sudah kubangun,
Dan sekarang di benteng itu sudah mulai ada retak halus,Aku sudah berusaha untuk mengontrol hati yang sudah mulai membara,
Seakan ingin meluapkan bara api yang sudah lama tersimpan,
Aku takut akan murkanya pemilik jiwa,Aku takut bara api itu akan membakar diriku juga,
Aku takut hancur dalam berapiku sendiri,
Lagi-lagi keadaan memukul mundur dan tak bisa berkutik dengan keadaan yang seakan mengejek,Lagi-lagi sabarku yang menjadi korban,
Rasaku yang menjadi debu karena amarah yang tak tersampaikan,Aku takut menyesali kata yang akan ku dari lisan,
Bukan takut hanya saja aku ingin menjaga hati dari penyesalan yang mungkin datang ketika amarahku tersalurkan,Amarahnya mungkin akan hilang tapi ada penyesalan yang akan timbul, Mungkin lebih baik untuk diam dalam amarah daripada menyesali kata yang keluar dari lisan,
Rendam amarah tingkatkan sabar, Mungkin itu sedikit aneh tapi itu caraku dan mungkin akan meluap jika sudah di luar kapasitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rindu
PoetryAksara yang indah akan tercipta dengan hati, bait demi bait tercipta memberikan ketenangan tersendiri, rasa gelisah, takut, dan emosinya lainnya terbentuk indah dalam aksara, kata yang mungkin hanya bisa dipahami dengan hati bukan logika, hati tak b...