🌞 S E M E S T A - 9

264 45 8
                                    

"Semua senyuman, aku tahu itu dilakukan untuk membohongi kota ini
Aku akan melakukannya sampai matahari terbenam dan melalui waktu malam
Oh ya, oh ya, aku akan mengatakan padamu apa yang ingin kau dengar
Tinggalkan kacamatakaku di atas saat aku meneteskan air mata"

🎼 Unstoppable by SIA.










       Saat ini, Semua anak-anak Brasta sedang berkumpul di cafe Pelangi milik Awan. Setelah kejadian tadi di SMA Garuda yang menimpa Semesta, Awan langsung menghubungi adik-adiknya untuk membahas hal tersebut disana.

"Ada apa si bang nyuruh kita kesini segala... Gue masih ada kuis padahal. Ntar dikasih nilai E gimana? Gak lulus-lulus adik lo ini jadi sarjana"  Dumel Angkasa yang sedari tadi memasang muka kesal pada saudara-saudaranya itu.

"Iya bang... Tumben Bang Awan nyuruh kita kumpul begini. Biasanya kalau lagi ada masalah juga di bicarain di rumah ntar malem. Urgent banget emang? "    Timpal Bara mengajukan pertanyaan.

Awan masih terdiam, enggan untuk membuka suara . Padahal tadi dia yang meminta adiknya untuk datang dengan tujuan membahas perihal Semesta. Awan bingung memulai ceritanya sedari mana...

Awan sudah menghela nafas berkali-kali dengan pandangan yang menyorot kan kekecewaan juga kekosongan yang membuat semua saudaranya binggung dengan apa yang dilakukan nya itu.

"Ada apa sih bang? Ada masalah? Muka lo gaenak bener tau gak si... "     Ujar Argo yang merasa bosan sedari tadi menunggu.

"Tadi abang pergi buat rapat sekolah di SMA Garuda. Dan abang baru tau kalau Semesta dibully sama temen-temen nya disana. Tadi...pas abang mau buang air kecil, abang liat Semesta diganggu sama beberapa siswa di kamar mandi sekolah "  

Semua adik-adiknya terdiam mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Awan. Mereka shock tentu saja... Ini memang sudah mereka pikirkan sedari awal papanya menjelaskan mengenai Semesta yang sedikit berbeda.

"Dan yang paling bikin abang shock bukan masalah Semesta yang di bully, tapi juga karena kelakuan papa. Dia tahu kalau Semesta dibully , tapi dia nyogok wakil kepsek sama guru disana buat tutup mulut biar masalah itu gak nyebar sampai keluar sekolah"

Angkasa menutup mulut saking shock nya. Ayah yang ia kira begitu tegas dan baik juga ia jadikan sebagai panutan bisa melakukan hal tersebut untuk adiknya yang bahkan diketahui memiliki kelainan mental .

"Serius bang? Kok... Kok papa bisa begitu si? "    Ujar Samudra yang baru sadar dari keterkejutan nya.

"Berarti tadi yang abang gotong itu Semesta?"   Kata Gala yang diangguki oleh Awan.

"Semesta ada didalem berarti kan... Gue mau ke dalam sebentar, jangan pada ganggu gue. Kalau mau ketemu...nanti setelah gue keluar"   

Setelah Argo mengatakan hal tersebut, ia langsung melangkah kan kakinya menuju ruang pribadi milik Awan.

"Bang... Abang gak bercanda kan tentang papa? Kok gue masih gak percaya ya... Kalian tau kan kalau papa itu bukan orang yang kayak gitu... "    Bara masih tak mempercayai ucapan kakaknya tadi. Apa mungkin papanya melakukan hal itu kepada anaknya sendiri.

Awan hanya menggeleng kan kepala lalu mengangguk sebagai jawaban. Ia pun masih bingung dan enggan mempercayai fakta bahwa papanya memiliki sisi yang sangat kejam seperti ini. Sebaiknya nanti ia menanyakan hal tersebut langsung kepada papanya.

"Abang belum bisa ngasih kesimpulan apa-apa buat sekarang... Nanti abang bakal tanya ke papa buat mastiin kebenarannya soal ini. "    Jelas Awan kepada adiknya yang langsung mendapat anggukan sebagai tanda persetujuan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di ruang pribadi milik awan ;

𝑺 𝑬 𝑴 𝑬 𝑺 𝑻 𝑨 ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang