01 . Bullyan dari Raja Bully

35 7 6
                                    

KARYA RANI PRADAWATI YANG KEBETULAN HANYA FIKSI BELAKA JIKA ADA KESAMAAN DALAM CERITA INI ENTAH ITU TOKOH, PERISTIWA DAN LOKASI.
PERCAYALAH ITU AKUPUN TIDAK TAU KARENA INI ASLI KARYAKU HYUNG.

SEBELUM MEMBACA TOLONG SIAPKAN MENTAL YAH!!
DI KHUSUSKAN UNTUK PARA REMAJA YANG BERUMUR 81 EHHH 18+ KE ETESEE YAH!!

- ost -
Different World - Alan Walker, K-391, Sofia Carson, CORSAK

∆∆

Dunia yang kejam
Senyum yang hilang
Tubuh yang rusak
Mata yang lelah...

Gadis cantik bak dewi itu menepis tangan sahabat kecilnya yang akan membawanya kembali untuk pulang.

"Aku akan tetap kesekolah, Eren!"

"Tidak usah sekolah Lan, ayo kita pulang kamu bakal aman dirumah."

Ulana Auranissa menggelengkan tanda menolak ajakan Eren Tanisya. Ia menatap sendu sahabatnya itu dan melangkah mundur menjauhi Eren.

"Aku berangkat, Eren. Terimakasih telah perduli terhadaku." Gadis berseragam sekolah itu pergi begitu saja dengan terburu-buru dan mengabaikan teriakan sahabatnya.

∆∆∆

Ulana menatap ragu gerbang mewah di hadapannya dan perasaan takut itu semakin kuat merasuki seluruh tubuhnya. Membayangkan bagaimana hari-harinya dibully sampai ia akan kehilangan nyawanya dan entah sampai kapan bullyan itu akan berakhir di hidupnya.

"Masa ia kudu meninggoy dulu." Ceplosnya pelan. Akhirnya Ulana tetap melangkahkan kedua kakinya yang terasa berat itu ketika akan memasuki gerbang menuju sekolah ahh-- bukan maksudnya NERAKA.

Baru saja ia menginjakan kakinya dilorong sekolah tiba-tiba Ulana merasakan sebuah tarikan kasar dirambut panjangnya itu. Demi Tuhan ini sangat menyakitkan dan hampir mencopot kan seluruh rambut dari kulitnya.

Ahkkk...

"Ternyata rintihan jalang seperti ini."

"Sangat merdu dan terkesan mengundang!"

Suara bariton milik Darco Ardana Marvic yang mengaum dan terkesan menyeramkan itu membuat penghuni sekolah beserta para guru meringkik seketika seperti serigala yang diterjang rasa ketakutan oleh Simba si Raja hutan.

Si Raja bully itu langsung menghempaskan tubuh ringkih Ulana setelah menarik rambut panjang itu dengan kasar.

Ulana terdiam tanpa melawan dan hanya mampu menangis tanpa suara, di rabanya pinggang yang membentur ujung tembok kokoh itu membuatnya meringis menahan rasa teramat sakit. Ia mengigit bibir bawahnya ketika akan bangkit tanpa bantuan dari siapapun.

Matanya mengawasi semua penghuni sekolah yang masih diam, acuh dan menatapnya jijik.

"Sakit? Mau gue benturin lagi gak?" tanya Darco sambil menyeringai kejam. Keempat sahabatnya hanya mampu terdiam dan menatap Ulana seperti seonggok sampah yang mengenaskan.

"Bunuh aja sekalian, Bos!" ujar Fair Gerland. Si Playboy dan pembuat onar di sekolah.

"Ya elah maen bunuh aja, mending kasih aja dia ke om-om di club malam. Kan dia jalang." ucap Akil Darmono. Si Fuckboy terganas Se School One.

PRETTY SAVAGE BITCH (On Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang