Tangannya menjulur ke atas, bergerak melakukan posisi seakan menggapai sesuatu. Ya, dia memang tengah ingin menggapai suatu hal. Hal yang membuat ia merasa putus asa, tapi dia ingin berhasil. Walaupun gagal seberapa kalipun. Walaupun diri merasa lelah, ia akan terus mencoba.
☘
"Bukankah rasa ingin menggapai sesuatu adalah hal wajar?"
"Tak salah jika aku berharap."
"Tapi, aku lelah. Apa boleh beristirahat sejenak?"
☘
Dalam guyuran hujan dia berusaha mati-matian, terus mencoba walau letih menyiksa diri. Menangis pilu bersama cuaca yang turut mengikuti. Reki selalu mencoba dan berusaha, tak pernah berhenti malahan. Lalu kenapa ia selalu gagal? Apa semua usahanya tak cukup untuk membuahkan hasil?
Reki tak iri, hanya saja dia tak ingin tertinggal. Pemuda itu sudah sering memperhatikan Langa sahabat barunya tersebut. Melihat perkembangan yang berhasil menyiksa diri. Hatinya tersayat tiap kali melihat perjuangan dengan hasil impas yang Langa lakukan.
Lengan bergerak menutup netra, membiarkan air mata mengalir tanpa seorangpun ketahui. Hujan menemani diri, mengajak sang pemuda tak berhenti untuk sekedar merengek. Tubuh sejak tadi terbaring pada tanah, hujan membasahi tubuh tanpa permisi. Tangan satunya lagi menggapai kain yang selalu berada pada kepalanya, kemudian ia lepaskan. Tanpa sadar bahwa ia baru saja memperlihatkan rambut dengan keseluruhan. Bibirnya ia gigit, menyalurkan rasa sakit dengan sengaja. Menangisi keadaan sendiri, merutuk Tuhan yang terkesan tak adil. Perjuangannya tidak membuahkan hasil, tapi kenapa dia bisa?
Setiap kaki terdiam pada tempat 'S' telinganya selalu saja menangkap apa yang tak ingin dia dengar. Diri selalu mencoba untuk menghiraukan segalanya, tapi hati selalu terkoyak dengan mudah. Ia marah, pada mental yang tak ingin bertahan walau diri mencoba bertahan.
Ingatan Reki tak pernah lepas pada kejadian yang membuat dia merasa kehilangan kemampuan untuk bertahan, rasa lelah mulai menerpa diri kala itu. Saat kaki bergerak untuk menjalankan skeatboard memberi penyiksaan kala pinggang disentuh oleh seseorang. Adam yang selalu mengoceh perihal cinta memegang pinggang sang pemuda tanpa permisi, mendekatkan tubuh dengan sengaja membuat Reki kesulitan menyeimbangkan diri. Hatinya bersorak saat kepala hampir menyentuh tanah, menjadikan tangan sebagai penyanggah walau tahu akan terasa sakit. Pada bagian terakhir ia merasa bahwa diri akan mati, hampir saja menabrak pemuda sialan berambut biru lantaran cara bermain skeatboard yang tak kalah menyebalkan. Sengaja berbalik arah membuat Reki yang sedang meluncur mulus hampir menabrak Adam. Membuat dia bergerak spontan lantaran kaget, menabrak tanah berbukit kecil, tanpa sadar memberi luka pada tangan yang tak bersalah. Saat itu, Reki tahu bahwa dia masih punya kekurangan dalam banyak hal. Karena itu pula dia merasa ingin mencoba lagi, walaupun akhirnya berhenti lantaran hati merasa letih.
Ia bangkit, lalu duduk pada tempat yang sama seperti saat berbaring tadi. Menengadah ke atas langit sebentar lalu mengambil skeatboard yang terletak begitu saja. Dia berdiri kemudian melangkah bersama pilu hati.
☘
"Sudah aku peringatkan untuk berhenti dan menyerah. Lalu, kenapa kau masih saja bertahan?"
"Iya, memang jelas kita berbeda. Kau tinggi, aku tidak."
"Jika diperumpamakan seperti hari kemarin. Aku berada pada penginapan pesanan Shadow dan kau berada pada penginapan pesanan Cherry. Jelas sekali bukan perbedaan antara keduanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ›› Reki. K & Langa. H 【✔】
FanfictionReki Kyan x Langa Hazegawa Bukankah kau sudah berjanji? Jadi mohon tepati. Bukan cuma kau yang berharap, aku juga. Note: Homophobic mohon menjauh! Ship di atas tak ada hubungannya dengan top or bottom, tapi cerita ini memang lebih ke arah perasaan R...