01. First of All

1.2K 32 13
                                    

"Semua tokoh, tempat, dan peristiwa adalah fiktif"

Happy Reading ^^

Pagi itu, Jisoo dan adik tirinya, Jennie, bangun dengan penuh semangat. Mereka berantusias untuk mengikuti upacara pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), di SMA yang menjadi favorit di ibu kota ini. Keduanya pun sibuk mempersiapkan diri, memilih seragam terbaik mereka dan memastikan segala sesuatunya sempurna. Namun dalam kehebohan tersebut, mereka melupakan sarapan yang sudah disiapkan di meja makan.


Sesampainya di sekolah, suasana meriah dan penuh antusiasme. Para murid baru berkumpul di lapangan, menunggu dimulainya upacara. Jisoo dan Jennie memutuskan untuk berbaris di barisan depan, tak sabar menantikan momen-momen seru yang akan mereka alami.


"Rame banget bjir" kagum Jennie sambil memandang sekeliling. "Banyak cogan pula, jadi tambah seneng deh"


Jisoo menampar lembut Jennie. "Dasar gatel!"


"Biarin"


Tak lama kemudian, beberapa anggota osis pun memberi instruksi bahwa upacara akan segera dimulai. Semuanya pun bersiap di tempat mereka masing-masing. Suasana yang tadinya ricuh kini berganti hening dan tegang. Di tengah rangkaian upacara, ketika kepala sekolah sedang memberikan pidato sambutan, Jisoo mulai merasa pusing. Perutnya yang kosong mulai terasa perih, dan pandangannya semakin buram. Tak lama kemudian, tubuhnya goyah dan akhirnya ia jatuh pingsan di depan semua orang.


Kejadian itu membuat seluruh lapangan gaduh. Semua orang panik, termasuk Jennie yang berteriak memanggil nama kakaknya.


"Jisoo! Lo kenapa?!"


Di saat genting itu, Jin, ketua OSIS yang terkenal karena ketampanannya, segera bergerak cepat menuju Jisoo. Dengan sigap, ia mengangkat tubuh Jisoo dan membawanya ke ruang kesehatan.


Para murid baru menyaksikan kejadian itu dengan takjub. Jin, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang cool dan tak banyak bicara, kini menunjukkan sisi kepeduliannya di depan mata mereka sendiri. Tentunya Jisoo segera menjadi pembicaraan hangat di antara mereka.


"Jin ganteng banget banget!"


"Buset kok gue ikut mleyot!"


"Yang pingsan juga cantik euy!"


=====


Hari hampir sore dan Jennie tidak bisa tenang sejak melihat kakaknya pingsan di tengah upacara pembukaan MPLS tadi. Hatinya gelisah dan pikirannya hanya tertuju pada kondisi Jisoo. Akhirnya Jennie memberanikan diri untuk meminta izin kepada salah satu panitia untuk pergi ke UKS dan memeriksa keadaan kakaknya.


"Permisi kak, boleh ijin ke UKS untuk lihat kakak saya yang pingsan?"


Seulgi terdiam sejenak. "Oh, itu kakak kamu?"


Jennie mengangguk sembari tersenyum tipis.


"Iya boleh, tapi sebentar aja ya"


Lagi-lagi Jennie hanya mengangguk dan dengan langkah cepat ia segera menuju UKS. Sesampainya di sana, ia melihat Jisoo sedang duduk di bangsal, tersenyum kecil dengan pipi yang sedikit merona. Sementara Jin duduk di samping bangsal Jisoo dengan mangkuk yang kosong ditangannya.


Jennie menyaksikan adegan itu dengan mata berbinar.


Tak lama kemudian Jin berbalik badan untuk membereskan mangkuk kotor ditangannya setelah Jisoo memakan habis bubur dari suapan tangannya. Saat berbalik, Jin mendapati Jennie yang masih berdiri di ambang pintu dan memandangnya heran.


"Jennie!" panggil Jisoo masih ditempatnya. Hal itu membuat Jennie kembali tersadar dan kebingungan sendiri. "Sini" panggil Jisoo sembari melambaikan tangan.


Sementara Jin tersenyum dan mengangguk sopan ke arah Jennie. "Jisoo butuh istirahat habis makan, biar gue antar pulang aja nanti"


Jennie sempat tercengang sesaat kemudian mengangguk canggung. "Iya" singkatnya lalu berlari kecil untuk menghampiri Jisoo. "Lo gapapa?"


Jisoo tersenyum. "Iya, gapapa... udah sana balik ke lapangan entar dimarahin"


"Gue kangen tau!" Jennie pun memeluk Jisoo gemas. Namun dibalas oleh tamparan oleh Jisoo yang membuat bibir Jennie memayun seketika.


Sementara Jin tersenyum kecil melihat hal itu, hatinya menghangat untuk beberapa saat.


"Udah sana, malu tau"


"Yaudah iya! Tiati ya, gue balik"


Jisoo hanya mengangguk sembari melambaikan tangan sampai Jennie hilang dari pandangannya. Sementara Jennie kembali ke lapangan dengan hati yang lebih ringan, tak disangka hari pertama sekolah ini akan penuh kejutan. Di dalam hatinya, ia berharap kakaknya dan Jin bisa lebih dekat lagi nantinya.



"Lucu" singkat Jin.


Jisoo menyatukan alisnya. "Kami berdua?"


Jin tersenyum tipis sambil menggeleng. "Kamu"


=====


Setelah mendapatkan persetujuan dari guru yang bertugas, Jin memutuskan untuk mengantarkan Jisoo pulang. Perjalanan pulang awalnya berjalan lancar. Namun, di tengah perjalanan, langit yang semula cerah tiba-tiba gelap dan hujan deras mulai turun tanpa peringatan.


Jin menghentikan motornya dan menatap sekeliling, mencari tempat berlindung, namun jalanan yang sepi nampaknya tidak memberikan banyak pilihan. "Kita berteduh di apartemenku saja dulu, ini terlalu deras"


Jisoo, yang masih sedikit lemas, hanya bisa mengangguk setuju. Jin pun segera mengarahkan motornya apartemen miliknya yang terletak tak jauh.


Mereka tiba di apartemen Jin dalam keadaan basah kuyup. Jin pun segera membawa Jisoo masuk ke dalam. "Tunggu di sini, aku ambilkan handuk" Jin pun bergegas masuk ke kamar mandi dan kembali dengan handuk besar ditangannya. Lalu segera membungkus tubuh Jisoo yang basah dengan handuk yang dibawanya.


Untuk beberapa saat sepasang mata mereka bertemu.


Jisoo menjadi yang pertama memalingkan tatapannya. "Maaf ya, jadi merepotkan" ucap Jisoo dengan nafas terengah-engah.


Sementara Jin masih terus menatap Jisoo begitu dalam, seakan ia sudah tenggelam di dalamnya. "Tidak sama sekali" singkatnya.


Suasana mendadak berubah seketika. Jisoo sendiri tidak tau harus berbuat apa, ia hanya tersenyum tipis sembari sesekali melirik Jin.


Jin pun mulai mendekat pada Jisoo dan tanpa peringatan apapun, dengan mudahnya Jin mencium bibir Jisoo begitu saja.




To be continue ...


Ketua Osis  | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang