23:20
Taehyung baru saja menutup pintu rumah dan mendapati Sana tengah menuang susu ke dalam gelas. Terlihat senyuman tipis masih terukir di wajah Taehyung dan tentu saja Sana tahu apa arti senyuman itu.
“Bahagia sekali.” Ucap Sana setelah meneguk minumannya.
“Tentu saja. Aku tidak sengaja bertemu Mina. Seperti jodoh, kan ?”
“Ya, anggap saja begitu.” Balas Sana seadanya, atau lebih tepatnya acuh. “Hei pakai gelas !!” Taehyung langsung mendapat omelan dari Sana saat ia meneguk minuman langsung dari botolnya.
“Sstt jangan ganggu aku. Aku sedang bahagia.”
Sana hanya menggelengkan kepalanya heran dengan kelakukan ‘musuhnya’ itu. Empat bulan menikah dan tinggal di dalam rumah yang sama tak membuat mereka akur, hanya membuat mereka semakin sering bertengkar satu sama lain. Sana sempat berpikir apakah ia sanggup tinggal bersama Taehyung selama 3 tahun atau tidak.
“Sampai kapan kau akan senyum seperti orang bodoh begitu ? Katakan padanya kalau kau suka dia. Dasar bodoh.”
“Bahkan dalam beberapa detik kau 2 kali mengatai aku ‘bodoh’. Astaga.”
.
.
.10:00
Taehyung dan Sana berjalan menyusuri toko tempat tidur karena Sana memaksa untuk mendatangi tempatnya langsung dibandingkan membeli secara online. Dengan malas Taehyung mengekor di belakang Sana karena ia tak ingin ikut memilih, toh nantinya ia tak akan menggunakan tempat tidur itu.
“Cukup pilih rekomendasi dari toko ini saja, kenapa lama sekali ?” Keluh Taehyung karena Sana bear-benar lama menentukan pilihannya.
“Rekomendasi belum tentu cocok. Diam.” Sana masih tetap fokus melihat sekelilingnya untuk menemukan tempat tidur yang ia inginkan, tapi ia dibuat terkejut saat tiba-tiba Taehyung merangkul bahunya dan menariknya untuk lebih dekat.
“Ada teman ayahku.” Bisik Taehyung sebelum Sana berhasil protes. “Sepertinya dia akan ke sini. Wife mode on.” Perintah pemuda itu saat teman sang ayah terlihat melihat ke arah mereka.
“Taehyung.”
“Oh hai paman.” Taehyung bertingkah seolah dirinya baru saja tahu jika teman sang ayah berada di tempat ini juga. Sana hanya sedikit membungkuk saat memberi salam dan mencibir tingkah Taehyung yang sangat berlebihan dalam hati.
“Beberapa bulan lalu paman membantu ayahmu memilih tempat tidur untuk kalian. Apa sudah rusak ?”
“Ahahahaha.” Taehyung tertawa canggung saat teman sang ayah tersenyum penuh arti di akhir kalimatnya. “Paman tolong jangan buat kami malu.” Ucap Taehyung sedikit mengecilkan suaranya, sedangkan Sana hanya menatap bingung ke arah kedua laki-laki itu dan sekarang ia melihat sang pramuniaga toko ikut tersenyum. “Apa yang lucu ?” Begitu pikir Sana.
“Baiklah, paman pergi dulu.” Taehyung hanya menganggukan kepala kemudian meminta Sana untuk cepat memilih sebelum ada hal seperti ini lagi.
“Saya rekomendasikan tempat tidur ini. Dijamin tidak akan rusak walaupun dipakai untuk lompat tali di atas tempat tidur.”
Taehyung menepuk dahi saat mendengar ucapan sang pramuniaga dan entah mengapa senyum ramah pramuniaga itu tiba-tiba berubah menjadi menyebalkan menurutnya.
“Oke ini saja.” -Sana.
“Ya ya terserah.” -Taehyung.
“Terima kasih.” -Pramuniaga.
.
.
.12:35
"Astaga lama sekali. Aku akan masuk ke restoran dan kau kirim pesan saja nanti mau makan apa." Usul Taehyung dan mendapat anggukan setuju dari Sana.
Taehyung menyeberang jalan menuju restoran sedangkan Sana masih memilih makanan yang ingin ia makan. "Rasanya aku mau pesan semua." Gumam gadis itu karena semua menu di sana terlihat enak.
Setelah memberi tahu Taehyung makanan yang ia pesan dan bosan dengan ponselnya, Sana segera menyimpan ponselnya di dashboard mobil. Sudah 15 menit ia menunggu dan Taehyung belum kembali juga. Matanya agak menyipit melihat ke arah halte bus dan begitu ia yakin tidak salah orang, ia segera berteriak. "Mark oppa !!"
Ia melambaikan tangan supaya Mark melihat ke arahnya dan berhasil. Mark menyadari keberadaan Sana kemudian menghampiri mobil, sedangkan Sana langsung keluar dari mobil dan memeluk sang kekasih yang saat ini tengah memakai jaket kulit pemberiannya beberapa waktu lalu.
"Kau sedang apa ?" Tanya Mark sambil menyingkirkan helaian rambut Sana yang menutupi wajah gadis itu.
"Menunggu makanan, Taehyung sedang di dalam." Jawab gadis itu sambil menunjuk ke arah restoran. "Sudah selesai ?" Kini giliran Sana yang bertanya. Ia sudah tahu apa yang sedang dilakukan oleh Mark karena sebelumnya mereka sudah bertukar pesan.
"Sedikit lagi. Hanya tinggal selesaikan dekorasi panggung di kampus." Jawab Mark.
Mark menggenggam tangan kiri Sana, tapi di saat itu pula, Taehyung menggenggem tangan kanan Sana. Sana terlihat bingung dengan suasana saat ini sedangkan Mark menatap tajam Taehyung yang menggenggam tangan kekasihnya.
“Lepaskan !” seru Mark.
“Kau yang lepaskan.” Balas Taehyung santai.
“Dia pacarku !”
“Dia istriku.”
“Dia tidak mencintaimu !”
“Tapi dia sudah menikah denganku.”
Taehyung langsung menarik tangan Sana dan memintanya masuk ke dalam mobil. Taehyung melajukan kendaraannya meninggalkan Mark yang masih berdiri di tempatnya, sedangkan Sana hanya bisa melihat pemuda yang dicintainya itu melalui kaca spion mobil.
“Oppa, maaf.” Ucap Sana dalam hati.
“Kalau orang tuamu atau orang tuaku melihatmu bersama laki-laki lain, bagaimana perasaan mereka ? Kau harus lebih hati-hati.” Ucap Taehyung tanpa melihat ke arah Sana.
Tbc …
_SandraKang95_
YOU ARE READING
My Enemy [Taehyung x Sana] TaeSana
FanfictionJadilah pacarku - Mark Tuan Ayo kita menikah - Kim Taehyung Saat berada di tengah-tengah antara cinta dan permintaan orang tua, mana yang akan kau pilih ? Memilih cintamu dan mengabaikan permintaan orang tuamu ? Atau memilih untuk memenuhi permintaa...