Chapter 1

342 44 5
                                    

Swiss,

Gadis mungil itu duduk di kursi taman yang dekat dengan kampusnya. Matanya menjelajahi kata perkata yang tertulis rapi di buku yang ada di pangkuannya. 

Deru nafasnya memburu. Lalu dia merogoh tasnya dan mengambil obat yang biasa dia minum saat merasa kelelahan. Kali ini dia sedang sendiri dikarenakan ketiga saudaranya masih mempunyai urusan masing-masing.

Ditutupnya buku tersebut, lalu tatapannya beralih menatap pohon-pohon di sekelilingnya yang semua daunnya berguguran dengan warna orange.

Musim semi.

Yah, musim dingin telah berganti dengan musim semi. Cahaya hangat dari sang mentari pun mulai menerpa tubuh. Tidak ada lagi orang-orang yang keluar rumah menggunakan mantel. Angin musim semi membawa kebahagian tersendiri bagi orang-orang di Swiss yang menyukai musim semi termasuk gadis mungil itu.

Senyumnya mengambang kala angin menerbangkan anak rambutnya. Prilly, bahagia dengan suasana yang menenangkan seperti ini.

"Excuse me, Miss.."

Prilly berbalik saat seseorang menyapanya dari arah belakang. Seorang pria tampan bertubuh jangkung, bermata coklat, hidung mancung dan bibir tipis berhasil mengalihkan atensi Prilly dari pepohonan ke arah sang pria. Pria itu mengenakan pakaian casual yang membuat dirinya makin terlihat tampan di mata Prilly. Prilly mengernyitkan dahi heran karena merasa tidak mengenal pria tersebut.

"Yes, can i help you sir..?"

Pria itu menatap Prilly, terlihat penyesalan dimatanya.

"Sir.. hello.." Prilly melambaikan tangannya di depan wajah lelaki itu karena saat Prilly bertanya lelaki itu malah melamun sambil menatapnya

"Ah, sorry.."

"No problem. So, what's up sir..?"

"Earlier i want to apologize to you miss.."

Prilly mengerutkan keningnya bingung "Apologize for what..?"

"Hemm, regarding an accident that happened to you the other day. I really didn't mean to and at that time i was in a hurry  because my mom was hospitalized."

Pria itu terlihat menyesal dengan hal yang terjadi tempo hari, dia juga mengatakan bahwa dirinya sudah melacak keberadaan di mana Prilly di rawat tapi tidak menemukan hasil apa-apa.

Prilly ingat, waktu dirinya di rawat di rumah sakit semua akses yang menyangkut dirinya sudah di tutup dengan baik oleh anak buahnya atas perintah dari Kirun. Keluarganya tidak ingin jika hal yang menimpa Prilly di ketahui banyak orang.

"So you made my sister
hospitalized..?"

Suara lain yang menyambung percakapan mereka berdua membuat sang pria menatap ke arah samping. Gadis cantik yang memakai pakaian berwarna coklat itu berjalan cepat dan berdiri di samping Prilly.

"Mila, kerjaan lo udah selesai..?"

"Iya udah, makanya gue nyamperin lo kesini takutnya kenapa-napa kan baru keluar dari rumah sakit."

"Gue baik-baik aja Mila.."

Mila tidak menjawab, malah menatap tajam lelaki bule yang berdiri di depan mereka saat ini.

"Kalian dari Indonesia..?" tanya lelaki itu menggunakan bahasa Indonesia dengan fasih dan hal itu membuat Prilly juga Mila terkejut

"Kamu bisa bahasa Indonesia..?" tanya Prilly sambil menunjuk lelaki itu

"Iya bisa, Mama ku asli Indonesia jadi dia mengajari ku berbahasa Indonesia.."

"Bagus kalau gitu, jadi apa alasan kamu sampai tidak bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa Prilly.." ketus Mila

 WHY [SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang