p r o l o g.

325 27 10
                                    

DIARY DEPRESIKU༺
-
-
-

Malam ini, aku duduk di sudut ruangan kamar seorang diri,terasa begitu hampa. Tatapanku yang kosong meratapi langit-langit kamar. Begitu banyak derai air mata yang jatuh dari pelupuk mata hampir tak terbendung lagi. Semua masalah dan semua kisah kelam datang bertubi-tubi Sambil memaki. Semua orang menyakiti tanpa memikirkan perasaan ku lagi. Memendam rasa sakit dan rasa kecewa sendiri, memberi semangat sendiri kepada jati diri dan hati agar tetap tegar menghadapi semua ini.

Dalam sepi,aku sendiri. Dalam gelap,aku menangis sendu. Tidak ada yang peduli padaku. Tidak ada yang tahu, bagaimana perasaanku sejak dulu. Tidak ada yang menyadari, seberapa banyak rasa sakit yang ku tanggung sejak dini.

Aku sendiri, saat ada masalah slalu menyendiri, tidak pernah menceritakan tentang rasa kecewa yang aku alami, tidak pernah menceritakan tentang rasa sakit yang aku hadapi, terkadang semua orang hanya ingin tau tanpa perduli.

Hati ini terus meneriaki 'sakit ' dan berharap bahwa siksaan ini hanyalah bunga tidur disetiap malam. Tapi fakta menamparku dan menyadarkanku tentang semua keadaan hidupku yang menyedihkan itu memang nyata.

Hancur.

Satu kata yang menggambarkan semuanya. Lalu, apalagi yang bisa aku lakukan? Pergi jauh, atau melenyapkan diri? Tidak mungkin bisa, lari dari masalah maka akan mempersulit segalanya.

Ini perihal masa yang memaksa aku untuk melupa setiap siksaan, tenggelam dalam lautan derita yang terbentuk setelah siksaan itu berhenti. Mencoba berdiri tegak diatas tumpukan luka yang menggunung begitu tinggi.

Menyalahkan semesta akan semua rasa yang berujung tangisan air mata. Meneriakan takdir karena menyimpan posisiku dalam keadaan yang buruk.

Harusnya rumah itu tempat untuk pulang dan membuang segala keluh kesah. Bukannya tempat untuk menaruh segudang kesedihan dan memberi bekas luka yang tak akan pernah hilang.

Seandainya logika ku dan terutama hatiku bisa menerima fakta itu tapi lagi dan lagi hati ini terus menginginkan kebahagiaan yang selalu didambakan. Untuk tetap berada diposisi paling baik, dan selalu beruntung dalam keadaan apapun.

Aku mencoba membenci keluarga ini. Tentu aku bisa. Melupakan keluarga ini, bahkan mengasingkan nama mereka dari hatiku. Namun, semua niatan itu hilang dalam sekejap.

Ketika luka itu kembali menghantamku bertubi-tubi, sampai aku kehilangan kesadaran. Dan ingatan yang perlahan hilang, lambat laun mereka datang karena mereka sendiri.

Saat ini yang aku harapkan adalah seseorang yang datang dan membawa banyak harapan kebahagiaan yang sangat banyak.

Ya! Dikabulkan!

Azka Damian Mahardika. Yang memberi segala kebahagiaan, meski aku sendiri akan merasa sedikit tersakiti. Tapi tak apa, karena rasa sakit itu, tidak sebanding dengan rasa sakit yang keluargaku berikan untukku saat-saat sebelumnya.

Dan ini...

Aku tidak bisa mengucapkan apakah ini tawaran nyata atau tidak.

"Lo mau semua penderitaan Lo berhenti sampai disini?...

...Dan diberikan sesuatu yang layak?"

⊰᯽⊱┈──╌❊⊰᯽⊱┈──╌❊

Wehhh akhirnya!!!!!!!
Hm jadi gimana pendapat kalian sama prolog-nya?
Semoga suka ya kakkk-!!♡

Aku kasih waktu 5 detik kalian vote+comment !!
1

2

3

4

5

Udah? makasi huhuuu!!

Jagaa kesehatan Yaa!!!
Tetap semangat!!!
Patuhi protokol kesehatan!!!

Salam manis DevaKhalistaaa♡

R U M I TWhere stories live. Discover now