Accident

2.2K 131 1
                                    

|
|
|

Sebenarnya, aku mau up di "myself-oneshot story". Tapi ya sudahlah, terlanjur sudah,akhirnya disini deh.

Aku sudah bikin one shoot lainnya di "myself-oneshot story" bisa baca disana juga.

Terimakasih sebelumnya untuk para dear readers and para readers yang sudah follow sekalian atas support nya. Thank you very very much ^_^

Selamat membaca readers~

|

|

|

Seorang pria muda, tergolong remaja SMA dengan penampilan yang tampan tapi manis. Mengendarai sepedanya di jalan raya yang akan menuju sekolahnya.

Lalu lintas yang entah kenapa bisa lenggang, membuatnya menjadi santai-santai saja melajukan pedal sepedanya itu. Tidak seperti biasanya yang harus buru-buru akibat jalan yang padat kendaraan.

Saat melewati tikungan dekat sekolahnya, tiba-tiba muncul seseorang pria tua dari tikungan tersebut. Berlari ke arah jalan yang membuat remaja yang menaiki sepedanya terkejut, apalagi sepedanya juga menabrak pria tua itu. Membuatnya sepedanya oleng dan dia pun terjatuh.

"Aduhhh.... duhhh... sakiit..." lutut pemuda itu tergores aspal yang membuatnya terasah sedikit sakit.

Melihat siapa yang sebelumnya berlari tiba-tiba menghalangi jalannya. Pria tua itu juga terjatuh di depannya.

"Ahhh... Pa...paman Kenapa kau lari tidak melihat jalan? Apa kau  baik-baik saja?"

Pemuda itu segera membantu pria tua itu bangun.

"Maafkan aku. Aku pasti membuat mu terkejut. Paman tidak apa-apa."
"Ah, aku tak apa-apa. Tapi kenapa kau berlari tiba-tiba tidak melihat jalan paman? Bagaimana kalau yang lewat mobil? Atau kendaraan besar lainnya. Kau bisa-bisa sudah di rumah sakit."
"Hahaha... sepertinya paman beruntung bertemu dengan mu anak muda."
"Hah? Apa maksudmu?"
"Bukan apa-apa. Paman berhutang budi padamu nak."

Paman tersebut tiba-tiba memegang lengan pemuda itu dan dengan keterampilan tangan yang cepat memasukkan sesuatu dalam saku seragam pemuda itu.
"Paman?"
"Baiklah, paman akan pergi. Sampai jumpa lain kali."
"Ta..tapi... hei, paman tunggu sebentar.. paman..."

Pemuda itu menyaksikan paman itu sudah berlari jauh.

"Ah, paman itu aneh sekali. Ahggg.... (melihat jam di tangannya) telat...  astaga.."

Dengan cepat pemuda itu mengambil sepedanya dan melajukan ke sekolahnya yang tak jauh dari sana.

Di dalam tikungan yang sebelumnya pria tua itu berlari dari sana. Berdiri beberapa pria berpakaian serba hitam, mengamati pria tua yang sebelumnya bicara dengan pemuda itu.

"Ketua, pria itu sepertinya tau pemuda itu." Kata salah satu dari mereka.
"Ku rasa tidak. Apa kau tidak mendengarkan pemuda itu bicara tadi bagaimana huh?"
"Aku mendengar tentu saja, hanya mungkin mereka berdua berpura-pura."
"Awasi pria itu. Cepat cari kemana dia pergi."
"Baik."

Beberapa pria langsung pergi dari sana, menyisakan satu orang yang menemani ketua itu.

"Ketua. Apa kau berpikir untuk memeriksa latar belakang pemuda itu?"
"Awasi dia dari jauh. Sepertinya dia bersekolah di dekat sini."
"Baik ketua."

Pria itu segera pergi menuju arah sekolah yang tidak jauh dari sana. Sang ketua sendiri juga pergi ke arah yang berbeda setelah melihat jalan tempat pria dan pemuda itu tadi bertabrakan.

Mungkin aku terlalu banyak berpikir. Pikir ketua tersebut.

Huh? aneh paman tadi sepertinya terganggu dengan sesuatu. Apa aku... ah, tidak. Paman tadi hanya tanpa sengaja tertabrak oleh ku. Lalu kenapa dia berlari ke jalan raya? Hmm, eh, tunggu. Sebelumnya kenapa dia memegang lengan ku? Tunggu. Hmm.... aneh. Pikiran pemuda tadi berkeliaran di tengah pelajaran.

I want to be with you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang