Almost

293 17 3
                                    

Han Mirae memandang cermin besar yang ada di kamarnya sekali lagi untuk memastikan tidak ada yang salah dengan penampilannya.Sweater turtle neck warna broken white dan rok lebar bermotif kupu-kupu, melekat sempurna di tubuh mungilnya. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa untuknya. Di saat banyak orang membenci angka tiga belas, Mirae malah sangat menyukainya, terutama tanggal 13 Februari, karena tepat tanggal 13 Februari, dua puluh tujuh tahun yang lalu, Mirae lahir ke dunia. Dan keistimewaan tanggal 13 Februari semakin lengkap saja, dengan kehadiran Nam Woohyun, lelaki yang selama ini selalu mengisi sebagian besar ruang di hati dan pikiran Mirae.

Dua hari yang lalu lelaki itu datang ke Seoul dalam rangka memberikan pelatihan di kantor cabang tempat Mirae bekerja, dan hari ini lelaki itu mengajaknya untuk berkencan seharian.

Ya, sebenarnya kegiatan hari ini tidak bisa dikategorikan ke dalam sebuah kencan, karena hubungannya dengan Woohyun hanya sebatas rekan kerja saja. Walaupun, sudah tiga bulan terakhir mereka berkomunikasi secara rutin. Rencananya hari ini mereka akan makan, nonton, dan jalan-jalan bersama, bukankah semua aktivitas itu, apalagi yang dilakukan hanya berdua antara lelaki dan perempuan, disebut kencan? Apapun sebutannya nanti, yang pasti Mirae sangat senang. Setelah memastikan tidak ada yang salah dengan penampilannya, Mirae menyambar tas bersama trench coat berwarna soft pink yang ada di atas tempat tidurnya, dan bergegas keluar dari kamarnya. Dia tidak boleh terlambat menemui Woohyun di hotelnya.

Tidak lebih dari tiga puluh menit, taksi yang ditumpangi oleh Mirae tiba di depan hotel Seoul The Plaza. Setelah membayar, Mirae melangkah masuk ke dalam lobby hotel dan berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai tujuh, tempat kamar Woohyun berada.

Begitu sampai di depan kamar 707, Mirae menekan bel dan menunggu sampai tidak lama didengarnya ada suara langkah kaki dari dalam kamar. Saat pintu terbuka lebar, Mirae memandang lelaki di hadapannya dengan salah satu alis yang terangkat. Sekilas dia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya pukul 10.10, tetapi lelaki itu belum siap sama sekali. Kaos santai, celana tidur, dan rambut yang acak-acakan, menandakan kalau lelaki ini belum lama tersadar dari alam mimpinya.

“Kenapa kau belum siap?” tanya Mirae. Woohyun memamerkan cengirannya dan membukakan pintu lebih lebar.

“Mi…” Woohyun tak kuasa menahan mulutnya yang menguap lebar. Mirae hanya tersenyum kecil dan menutup mulut Woohyun dengan tangannya.

“Insomnia-mu masih belum sembuh?” tanya Mirae.

“Eoh,” jawab Woohyun sambil menggaruk-ngaruk rambutnya. Melihat kelakukan Woohyun tersebut, Mirae hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum. Sudah seminggu, Woohyun selalu mengeluh pada Mirae tentang penyakit sulit tidurnya ini. Dan selama seminggu ini, Mirae selalu menemani Woohyun untuk berbicara di telepon selama berjam-jam, walau pada akhirnya Mirae tak kuasa menahan kantuknya, sehingga dia sering meninggalkan Woohyun berbicara sendiri di telepon, sedangkan dirinya terlelap.

Bukannya berjalan menuju kamar mandi, Woohyun malah melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, dan menghempaskan tubuh di atasnya.

“Hei, kenapa kau tidak mandi?” protes Mirae.

“Sepuluh menit lagi,” jawaban Woohyun terdengar samar, karena mulut lelaki itu terhalang bantal besar. Mirae kembali menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Woohyun  yang seperti anak kecil. Memang sebenarnya usia mereka terpaut cukup jauh, Woohyun empat tahun lebih muda dari Mirae. Tak lama setelah itu terdengar suara dengkuran halus di sebelah Mirae, dan itu menandakan kalau Woohyun sudah kembali terlelap.

Mirae mengeluarkan smart phone-nya dari dalam tas. Dia memutuskan untuk membaca berita dari smart phone-nya sambil menunggu Woohyun bangun. Sudah lebih dari sepuluh menit Mirae membaca berita-berita yang ada di sebuah situs berita, tetapi Woohyun tak kunjung bangun juga. Perlahan Mirae bergerak mendekati Woohyun. Wajah lelaki itu tampak tenang dan napasnya naik-turun dengan teratur.

AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang