Dream Married

PROLOG

"Will you marry me?" tanya seorang laki-laki dengan pakaian formalnya, berjongkok selayaknya laki-laki gentle yang sedang melamar seorang perempuan.

Perempuan itu tersenyum dan menganggukan kepalanya, "Yes, i will."

Laki-laki itu tersenyum dan menyematkan cincin di jari manis perempuan tersebut.

Tiara tersenyum, akhirnya setelah penantian yang panjang Dimas, kekasihnya melamarnya dihadapan seluruh keluarga besarnya tepat dihari ulang tahunnya.

Dimas memeluk Tiara sangat erat. Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tercapai juga.

"Makasih! Makasih udah nerima aku." ucap Dimas penuh haru. Tiara tersenyum.

"Akhirnya aku dilamar juga," ucap Tiara tertawa yang dibalas Dimas dengan tawa juga.

Dimas melepaskan pelukannya dan membiarkan Tiara berjalan menghampiri keluarganya.

"Cie..anak mamah bentar lagi mau nikah." ucap Gina, ibu Tiara.

"Ih apaan sih mah," ucap Tiara malu-malu.

Tiara berjalan menghampiri ayahnya dan memeluk cinta pertamanya.

"Selamat anak kecil papah." ucap Gio, ayah Tiara. Mau sebesar apapun Tiara dimata Gio Tiara dan Aura akan tetap menjadi putri kecilnya.

"Aku udah besar pah." ucap Tiara tersenyum.

Gio mengusap puncak kepala Tiara dengan sayang. "Sampai kapanpun kamu sama Aura tetap putri kecil ayah."

Tiara tersenyum dan memeluk ayahnya kembali.

"Makasih ayah, aku sayang ayah."

Tiara menghampiri kakaknya dan memeluknya erat. "Sayang kakak!"

"Gue juga sayang banget sama lo! Gak nyangka partner gue udah mau nikah aja," ucap Aura, kakak Tiara. Umur mereka yang berjarak 2 tahun membuat mereka seperti teman.

Setelah berbincang-bincang mengenai tanggal pernikahan Dimas dan Tiara. Mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

Tiara yang mendapat telefon dari rumah sakit, ada operasi darurat. Tiara terpaksa pulang duluan dan menyuruh Aura untuk pulang bersama Dimas. Karena orang tua Tiara akan langsung pergi ke rumah Nenek dan kakek dan Aura tidak bisa ikut karena harus bekerja besok.

Dan tanpa mereka sadari ini awal dari semuanya.

□□□