3

614 105 17
                                    


Bekerja artinya mandiri secara finansial, kira-kira begitu pandangan Jisoo soal hidup mandiri, tidak lagi mengharapkan uang jajan dari orang tuanya. Masih menapaki kariernya yang terbilang junior, untuk memberi uang bulanan ke orang tua agaknya masih sulit dirasa, apalagi kehidupan Seoul yang serba mahal membuat Jisoo mengurungkan niat di bulan-bulan awal ia bekerja.


Ibunya pun tak mempermasalahkan hal itu, malah bilang, "Jangan kasih ke Ibu uangnya, pakai saja, jangan lupa nabung tapi jangan lupa juga foya-foya, menikmati masa muda itu perlu," begitu katanya.


Ya, Jisoo tidak lupa menabung kok. Hidupnya juga sudah mulai tertata sedikit demi sedikit. Kalau waktu kuliah dulu makan cuma dua kali sehari, sekarang bisa tiga kali bahkan lebih tambah camilan. Dirinya juga makin bisa merawat diri, membeli skincare rasanya sekarang makin mudah.


Apa kebahagiannya cuma sampai di situ?


Tentu tidak.













Kim Jisoo atlet e-sport ala-ala sekarang makin leluasa membeli berbagai skin hero untuk game favoritnya. Terbilang cukup mahal, ia menyisihkan sebagian gajinya untuk itu. Ya, tanpa rasa menyesal sedikit pun kalau untuk hobi lakoni saja.



"Hahh... akhirnya"



Jisoo menyalakan PC di apartemen studionya. Bukan PC ultra tapi oke untuk berselancar dan juga bisa untuk main game. Ngomong-ngomong ini hadiah dari orang tuanya dulu saat Jisoo lulus cumlaude. Ditanya pengin hadiah apa? Katanya mau upgrade PC, buat apa lagi kalau bukan main game.


Menyalakan satu-satu tombol power ON, bersiap memakai headset gaming yang baru dibeli tadi pagi sambil jalan-jalan belanja bulanan, Jisoo mulai menekan mouse, memilih mau pakai hero apa kali ini.



"Hmm.. perfect!"


Memilih untuk main berkelompok, ia mendapat undangan join oleh akun Yours.


"Yours? Belum pernah ketemu sepertinya, Okay"



Menyetujui undangannya, Jisoo mulai menjalankan heronya menyusuri setiap lorong bangunan dengan awas, jangan sampai tertembak. Ia berjalan lagi masuk ke salah satu ruang, ada musuh di sana dan Bang! pelurunya habis membombardir lawan, perlu isi ulang beberapa detik tapi ia tak awas dengan titik butanya. Seorang musuh datang dari arah belakang, beruntung partnernya sigap ada di situ.



"Astaga hampir aku mati!"


ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang