for you [12]

333 74 4
                                    

olimpiade telah usai, lalu tak lama kemudian memasuki musim ujian, dan tibalah sekarang di musim liburan.

di musim liburan ini, aku sudah mengambil keputusan besar yang akan membawa perubahan untuk kehidupanku.

aku berencana pindah ke kota sebelah, melanjutkan kelas akhir disana. tempat tinggal, uang untuk kebutuhan, surat pindah, juga sudah disiapkan.

aku juga sudah bilang alasanku memilih pindah, juga meminta agar orangtuaku dan kak yeonjun merahasiakan ini dari jay.


















aku pindah,

































meninggalkan jay.


































malam sebelum kepindahan

"kamu ada mau kemana lagi nggak?" tanya jay saat berada di lampu merah.

aku menggeleng, "nggak jay, balik aja. udah malem, aku juga udah ngantuk."

"okay, then"




















jay mengantarku sampai di depan pagar rumah. "jadi kan besok sore?"

aku tersenyum, "liatin aja ya, jay"

ia mengerucutkan bibirnya, "kamu mau kemanaaa??" lalu sedetik kemudian tatapan matanya menajam, "bukan sama yedam atau laki-laki lain, kan?"

"nggak jay astaga" jawabku sambil terkekeh









aku memandangnya lama. sampai suara jay masuk ke telingaku, "kenapa malah ngeliatin aku terus? ganteng ya? tau kok"

"halah"





















"jay, peluk dong"

ia tampak mendelik, tapi kemudian langsung menarikku ke pelukannya, "tumben, kenapa?"

"nggak apa-apa, kangen aja"

jay tertawa kecil, "hahaha, kan besok juga ketemu. udah sana, masuk. katanya ngantuk"

"iya, iya. hati-hati ya, jay"

"iya, sayang. good night, sleep tight."

aku hendak melepas pelukannya, sebelum mendengar jay berbisik, "i love you"

"i knew it, jay" kataku berusaha setenang mungkin, padahal dalam hati sudah,

damn damn damn damn damn damn damn damn damn damn damn damn

"more than anything in the world"

"hm"

"i may not looks like it, but i love you"

aku mendongak, "i knew, i knew. sekarang aku yang tanya, kamu kenapa?"

ia mengendikkan bahunya, "nggak tahu. rasanya kayak aku harus bilang itu ke kamu. kayak kamu bakal pergi jauh, padahal nggak, kan?"

aku memilih untuk tidak menjawab.
































lalu keesokan sorenya, handphoneku penuh dihiasi oleh ratusan missed call dari jay.















huft,





























aku menghela nafas, lalu mengganti nomorku dengan nomor yang baru.

—12—

for you [jay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang