Sore ini begitu mendung
Tapi tak kunjung hujan
Aku bertanya-tanya kenapa
Apakah sama dengan diriku
Yang merasa bimbang akan sesuatuKetika diri sudah kelewat lelah
Juga kerap kali merasa pasrah
Kerap kali aku memaksakan diri
Mencoba bangkit namun gagal lagiLayaknya lagit sore yang mendung
Aku menghabiskan banyak waktu untuk merenung
Duduk termenung dengan buliran air mata yang kucoba untuk kubendungDi gazebo rumah yang kelewat sederhana
Berkali-kali aku gagal untuk memejamkan mata
Angin sore yang terasa menyayat luka
Memberikan sensasi perih tak terkiraDirimu..
Telah menjadi masalalu yang kelewat piluJika saja apa yang aku pikirkan dapat di definisikan
Mungkin itu seperti air yang tumpah ruah
Menjadikan diri menjadi kian hari kian melemah
Tak mampu membendung apa yang tekandung didalamnyaKupikir ini akan berlalu seiring berjalannya waktu
Tapi ternyata tidak semudah itu
Lukaku semakin mengaga
Melebar.. membesar...
Dan sakitnya terus menjalarBatinku seolah banyak bicara
Juga menjerit dan mencoba meluapkan apa yang telah terpendam sejak lama
Namun pada kenyataannya
Kedua bibir tetap setia merapat tanpa suara
Seolah diri tak mampu lagi untuk sekedar bicaraMataku yang setia terjaga
Meski kafein tidak pernah lagi menembus rongga
Malam berganti pagi
Pagi berganti malam lagi
Entah apa yang aku nanti-nanti
Sampai terjaga berhari-hariLihatlah.. Aku kelewat setia bukan?
Bahkan sakitpun ku pertahankan
Lalu apa sebenarnya?
Yang membuatmu pergi
Ketika aku hanya tertuju padamu
Tapi kamu malah membawa pergi seluruh rasakuSeringkali ku putar memori
Untuk sekedar mencari
Dimana titik terbesar kesalahanku
Sampai kau enggan bertahan bersamaku
Tapi kurasa itu bukan karena salahku
Pun bukan karena kurangku terhadapmu
Tapi karenamu..
Yang tak pernah cukup hanya memiliki satu
T.N/08/11/20
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU. About You
RandomTentangmu.. ku coba deskripsikan dalam bentuk kata meski aku sadar tak pandai melakukannya