my name alanza

321 7 11
                                    

Seorang wanita sedang di atas meja rias. Ia menyisir rambut gelombangnya. Sambil tersenyum melihat kaca. Ia merasa puas akan wajahnya yang sangat rupawan. Ia membuka lemari kamarnya dan memilih pakian bewarna hitam polos tanpa lengan. Gaun malam yang sangat berkeliau dengan bnyaknya manik manik cantik di sekitar pinggang gaun. Gaun selutut yang di gunakan makin cantik di padu dengan kalung berwarna putih berbentuk Bulan yang melingkar di lehernya. Ia pun memoleskan sedikit make up pada wajah cantiknya. Setelah ia merasa puas akan hasil karyanya ia pun menuju ke lemari sepatu. Ia memilih high heels berwarna hitam. Rambutnya di biarkan teruarai makin menambah kecantikkannya.

            “Hari ini aku harus terlihat lebih cantik dari kemarin kemarin” ia pun memutar badannya di depan cermin.

            “Apa sebaiknya aku mencari Anna saja ya? Ia kan tidak suka pesta. Nanti dia kabur lagi kayak kemarin kemarin.” Ia pun terduduk di atas kasurnya sambil memegang dagunya dengan telunjuknya. Terlihat ia sangat berpikir.

            “Tapi tak mungkin ia tak datang di acara puncak begini. Apalagi ini kan puncak hari kakak catra” ia pun bangkit dari kasurnya. Ia hendak membuka pintu dan menuju kamar Anna. Tapi ia terkejut setelah melihat ternyata Anna sudah berada di depan kamar. Ia terlihat cantik hari dengan penampilannya. Kami pun melalukan telepati ‘Anya pergi youk. Jangan datang. Aku tak suka pesta ini’

            ‘Tapi aku suka pesta anne. Ini kan pesta kakak catra. Kamu ini bagaimana sih’ aku gelengkan kepalaku.

            ‘Huft..... percuma aku minta tolong padamu. Selalu aja kamu jawab begitu kalau aku ajak kabur pesta.’ Ia pun memanglingkah wajahnya dariku. Aku pun tersenyum padanya.

            ‘Ayolah jangan begitu. Mukamu jadi sangat jelek kalau begitu’

            ‘biarin dah’ ia pun berjalan tanpa menunggu. Pelayan di belakangnya pun mengikuti takut kali ya dia kabur. Hehe . aku berteriak padanya.

            “Anna tunggu tungguu....” aku berjalan lebih cepat untuk menyusulnya. Hingga kini jarak kami sejajar.

Ah ya aku adalah Alanza Anya Andros. Aku biasa di panggil Anya, tapi jika itu orang terdekat denganku. Namun orang tak dekat padaku makan akan memanggil aku prince alanza. Aku dan Anne bukan kembar indentik. Wajah kami pun tak begitu mirip. Tapi kata orang jika aku tertawa maka wajahku akan mirip dengan anna. Aku hanya memiliki tinggi 158 cm sedangkangkan tinggi Anna 161 cm. Tapi sifat kami berbeda aku lebih ceria dan gampang bergaul. Sedangkan dia seorang yang pendiam dan anti sosial. Bahkan ia jarang tersenyum atau bercanda. Itulah salah satu faktor kami jarang ada pada 1 tempat. Karena dia selalu mencari tempat sepi sedangkan aku lebih suka berada pada tempat yang ramai. Kami menuruni 5 lantai untuk sampai di lobby istana yang pastinya sangat ramai. Aku ingin cepat cepat sampai tapi berbeda dengan anna dia sangat lamban berjalan. Ia membuat aku kesal. Ku putuskan untuk bertelepati padanya biar yuta tak tahu.

            “Eh cepetin dikit kenapa sih? Ntar acaranya keburu selesai.”

            “Biarin dah. Biar selesai. Kalau kamu mau duluan sampai. Duluan saja. Ngapain nunggu aku ?”

            “Karena aku mau menemani kamu turun ke pesta.”

            “Bohong kamu ya?” ia pun memalingkan wajahnya padaku.

            “Ish kamu tau aja. Aku di ancam kalau ga berhasil ngajak kamu turun aku ga boleh pergi ke pesta temen temenku.”

            “Benerkan tebakanku. Ya sudah aku balik saja” ia pun hendak membalikkan badannya. Ku genggam tangannya. Ku berikan puppy eyes. Akhirnya dia ga jadi.

Aku bersyukur dia sangat penyayang padaku. Kami sampai juga di tempat acara ini sampai. Semua mata tertuju pada kami. Dan terlihat semua nampak terkejut melihat aku bersama Anna.

            “Prince alanza” seorang lelaki menghampiri tanganku. menunduk kan kepala. Tangan kanannya di ulurkan ke depanku dan tangan kirinya di lipat belakang.

            “Alfonso...” aku pun riang. Dia adalah sahabatku kecilku. Ia merupakan vampire kelas 2. Ia terkenal populer. Walaupun masih kalah sama kakak catra.

            “Maukah putri berdansa denganku?” aku pun menggangguk padanya. Ia pun mengiring aku ke tengah lantai dansa. Ku lirik anna .Ia beerbeda denganku. Ia menolak semua ajakan lelaki dan lebih memilih duduk di sisi ibunda. ‘Kenapa ia tak sedikitpun tersenyum? Apa tak sedikit pun ia bahagia? Seberapa burukkah pesta menurutnya? Biar kan saja anne’ aku memalingkan wajahku ke alfonso yang tersenyum kepadaku. Pesta hari ini pun berlalu dengan sangat mewah dan meriah pastinya romantis juga.

**** Wuah ini kisah dari alanza ...

lihat picture sebelah. picutre untuk alanza >.<

please comment and vote.

Arigatao m(_ _)m   *******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Choose me or her?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang