RIGHT NOW!!

205 39 13
                                    

Waktu yang sama di pihak Tay
.
.
.
Seorang pemuda berkulit tan, melangkahkan kaki jenjangnya ke arah taman fakultasnya. Pagi itu kelasnya tiba-tiba saja dibatalkan oleh dosen mata kuliahnya. Karena bingung harus kemana, sambil menunggu kelas berikutnya, pemuda bernama lengkap Tay Tawan Vihokratana itu memutuskan untuk duduk santai di salah satu bangku di taman itu sambil mengingat kembali percakapannya dengan sang kakak kemarin.

"Katanya sex sama mate itu lebih nikmat" Joss memulai pembicaraan ditengah acara bermain PS nya dengan Tay.

"Tau darimana lo? Kaya udah pernah aja" Balas Tay sambil tetap fokus bermain.

"Denger denger aja. Emang lo ngga penasaran gitu sama rasanya? "

"Kaya mate itu gampang ditemuin aja- anjing" Tay mengumpat ketika gawangnya dibobol oleh Joss.

Joss tersenyum girang "yes gue menang. Sekarang bikinin gue mi goreng" Titahnya pada Tay yang berekspresi kesal sambil mengumpat.

Tay memandang langit. 'Beneran enak ga ya? '

Ketika sedang asik memandang langit sambil membayanglan rasa bercinta dengan matenya, mesum di pagi hari, hidungnya mencium wangi khas, menyengat namun enak bikin ketagihan.

Tay berdiri dari duduknya, instingnya mengatakan untuk mengikuti aroma menggoda tersebut, seolah dia akan menemukan sesuatu yang menarik.

Kaki jenjang itu melangkah cepat kalau tidak bisa dikatakan setengah berlari. Hidungnya semakin jelas mencium aroma menyengat itu. Tanpa sadar matanya terpejam menikmati aroma yang langsung menjadi candunya.

Dan yap peristiwa bak sinetron terjadi.
Dua pemuda dengan badan sama besarnya saling menubrukkan badan. Tay yang gagal menjaga keseimbangannya jatuh tertimpa badan pemuda lainnya.

Tay mengaduh kesakitan tertimpa beban yang tidak bisa dikatakan ringan. Beban diatasnya menggeliat tak nyaman, membuat pengangan Tay berpindah kearah pinggang pemuda diatasnya.

'Gila. Ini pinggang cowo beneran? Ramping amat. Jadi enak' Tay membatin. Mata mereka bertemu pandang saling menyelami satu sama lain.

"Wangi sekali hhh" Tay berujar tanpa sadar. Penciumannya dipenuhi aroma memabukkan pemuda diatasnya, membuat pandangannya berkabut. Tay mengelus pinggang ramping itu, nalurinya untuk menenangkan omega diatasnya. Elus elus elus turun kebawah mencapai bongkahan padat nan empuk.

'Wow ih gemesin' Tay membatin kurang ajar sambil tangannya asik meremas pantat pemuda diatasnya.

"Aah... " Tay menegang mendengar desahan kecil pemuda diatasnya. Wow bikin candu. Tay menyeringai kecil, namun hanya sebentar. Karena benda yang asik diremasnya kini terlepas paksa. Tay membatin kecewa kehilangan mainan barunya.

Pemuda diatasnya mententak keras tubuh Tay dan buru buru beridi sambil menjauh dari Tay.

Pemuda itu menatapnya nyalang dengan wajah yang memerah dan nafas yang tidak beraturan. Pemandangan yang sangat menggugah selera. Tay mendengus. Baru beberapa menit bersama pemuda itu Tay tidak bisa menghentikan pikiran mesumnya. Segala ekspresi yang di keluarkan pemuda itu sungguh menggemaskan sekaligus menggoda menurutnya. Bahkan ketika pemuda itu menunjuk wajahnya tidak sopan.

"LO JANGAN DEKET DEKET GUE!" Ugh ingin sekali rasanya menggigit jemari lentik yang menunjuknya itu. Katakanlah dia gila. Iya Tay sudah dibuat tergila gila dengan pemuda menggemaskan didepannya ini.

"Kenapa? Kenapa ga boleh? Lo sendiri udah sadarkan? Kalo kita ini... Mate" Pemuda di depannya tersentak membuat seringai muncul di bibir Tay. Ugh mau pegang lagi. Oke Tay benar benar kesemsem dengan pemuda beraroma memabukkan itu.

"Emang kenapa kalo kita mate? Bukan berarti gue itu milik lo!" Pemuda dihadapannya berkata lantang, langkahnya semakin mundur dikala Tay memaksa maju. Tay gemas dengan tinglah pemuda ini. Ayolah Tay cuma pengen pegang dikit aja ato mungkin kalo boleh cium cium dikitlah.

Tay tertawa kecil "Hahaha lucu sekali. Lo mate gue. Itu artinya lo milik gue"

Miliknya? Ugh Tay tidak pernah mengklaim siapapun sebagai miliknya meski banyak yang bersedia mengangkang dengan sukarela dihadapannya demi menjadi milik Tay. Tapi pemuda ini berbeda. Sedetik ketika ia bertemu dengan pemuda ini, rasa ingin memiliki dan melindungi pemuda dihadapannya menggebu gebu dalam dada Tay.

"Hahahaha mimpi aja deh lo" Pemuda itu tertawa mengejek mengembalikan Tay yang sedang asik membayangkan ketika sudah memiliki pemuda manis itu.

Pemuda dihadapannya tiba tiba berbalik dan berlari kencang membuat Tay terkesiap namun ia segera mengendalilan dirinya. Tay menyeringai dan bersiap mengejar sang target. Oke, mangsanya kali ini tidak akan mudah. Dan Tay suka itu. Ia suka tantangan.

"Hahahaha mimpi aja lo kalo mau lari dari seorang Tay Tawan. Sebentar lagi lo bakal jadi milik gue" Tay berteriak membuat pemuda yang dikejarnya  semakin mempercepat larinya.

Tay menyeringai semakin lebar kala kecepatan lari pemuda di depannya semakin melambat.

Greb

Tay menarik cepat tangan pemuda ituditarik dan membanting tubuhnya pada rumput taman. Tay mengukung tubuh pemuda itu di bawahnya, mencegahnya melarikan diri. Mata hitam itu berkilat dan berkabut nafsu.

"Heh lihat siapa yang kalah" Seringai menyebalkan muncul di wajahnya membuat pemuda dibawahnya mendecih.

"Berengsek sialan" Pemuda itu mengumpat dan menggerakkan tangannya berusaha lepas dari cengkraman Tay.

Tay tersenyum mengejek "Setelah ini, gue bakal buat lo ga bisa mengumpat lagi" Tay mendekatkan bibirnya kearah bibir merah penuh yang sedari tadi memanggilnya.

"Agh" Tay mendesis kesakitan. Sedetik sebelum bibirnya menjamah bibir merah itu, Tay dikejutkan oleh rasa sakit di bagian selatan tubuhnya.

Tay meringguk. Tangannya yang sedari tadi mencengkram tangan pemyda itu berpindah tempat ke bagian selatan tubuhnya dimana adiknya tengah mengalami cidera akibat kekerasan yang dilakukan  pemuda dibawahnya.

Pemyda itu melihat kesempatan untuk kabur, segera bangkit. Dia memandang Tay angkuh.

"Ha lihat siapa yang kalah" Pemuda itu tersenyum mengejek.

Tay mendesis "Awas saja kalau adikku tidak bisa bereaksi lagi. Lo bakal tau akibatnya"

Pemuda dihadapannya tertawa "Hahaha bagus dong. Kalo gitu lo ga bisa macem macem lagi. Hahahaha mampus" Pemuda itu kemudian berbalik meninggalkan seonggok daging hidup yang masih meratapi adiknya sambil menggelus sayang. Bangsat ini sakit banget. Tay membatin nelangsa. Ia bahkan tidak sanggup untuk berdiri mengejar sang pemuda sialan yang seenaknya menendang asetnya.

Ugh Tay harus menyusun rencana untuk menaklukan pemuda liar itu. Tapi sebelumnya sepertinya ia perlu ke rumah sakit dahulu.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Hai chapter selanjutnya akhirnya terbit
Uhuhuhu
Terima kasih untuk yang sudah vote dan comment
Walau tidak aku balas tapi aku baca kok
Makasi banyak untuk yang sudah membaca tulisan absurd ini
Jangan ditunggu yaaa
Soalnya yang nulis rada rada ehe :")

Pisang out!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OMEGA TERKUATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang