❍ Prologue ❍

2.1K 927 7K
                                    

.
.
.
.
.
.

Disebuah cafe bernama 'Kopi Jiwa & Raga' terdapat dua insan manusia berlawan jenis yang sedang menunggu pesanan kopi mereka sambil menikmati pemandangan lalu lintas pada petang hari.

"Silahkan dinikmati kopinya kak," ucap pelayan perempuan tersebut.

"Makasi mbak," jawab dua orang tersebut bersamaan.

Suasana kembali tenang, sang pelayan tersebut pergi meninggalkan mereka berdua dengan sebuah senyuman. Ditatapnya kembali pemandangan mobil dan motor yang berlalu-lalang sampai kemudian ketenangan pun berubah menjadi sebuah kecanggungan pada saat pihak lelaki memulai percakapan.

"Min, gimana tawarannya lo mau apa nggak?" Yasmin yang sedang meneguk kopi pun dengan tidak elitenya kaget kemudian tersedak.

"Uhuk... uhukk... uhukk..." Yasmin pun terbatuk.

"Eh min maafin gue lo jadi kaget sampai batuk gini, sini gue bersihin." Langit pun mengambil tissue yang ada di meja kemudian membersihkan bekas-bekas noda kopi yang ada di bibir Yasmin.

Langit membersihkan bibir Yasmin dengan perlahan hingga tatapan mereka berdua pun bertemu, keheningan datang.

"Tolong! Bang Langit ganteng banget kenapa jantung gue berdetak kencang gini, gue terima apa nggak ya tawarannya." ucap Yasmin dalam hati.

"Yasmin selalu cantik dan sempurna dimata gue, andai dia paham dan peka akan perasaan gue ke dia selama ini." kata Langit dalam hati.

"Bang. . ." Yasmin pun membuyarkan keheningan tersebut.

"Eh iya min, udah bersih kan?" Langit kembali seperti biasa.

"Iya bang udah bersih, makasi." ucap Yasmin sambil senyum.

"Your welcome." balas senyum Langit.

"Eum Yasmin gak bisa kasih jawabannya sekarang, abang mau nungguin keputusan Yasmin nggak?" ucap Yasmin kemudian menundukkan wajahnya.

"Iya min gak papa, abang tungguin kok keputusannya." jawab Langit sambil mengusap rambut Yasmin kemudian meneguk kopi kesukaannya 'americano'.

Pipi Yasmin pun tiba-tiba memerah, pertanda bahwa dia sedang tersipu malu bercampur dengan bahagia.

"Bang udah mau malam, Yasmin mau pulang duluan ya, kasihan mami dirumah sendirian." ucap Yasmin sambil mengemasi barangnya.

Yasmin pun berdiri dan bergegas meninggalkan cafe sampai sebuah tangan menggengam pergelangan tangannya tersebut.

"Abang anterin ya, biasa pulang naik apa?" tanya Langit.

my stone boyfriend ; oh sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang