Chongqing, September 2020
Bangunan tingkat yang berdiri kokoh di depan sana sangat terlihat ricuh, pasalnya kemarin berita kematian seorang siswa menyebar di seluruh penjuru sekolah. Tidak ada yang mengetahui sebab dan penyebab siswa itu meninggal, juga tidak ada bukti apapun di lokasi kejadian. Siswa itu di nyatakan bunuh diri di dalam gudang, di temukan tidak bernyawa tanpa satupun bekas luka.
Siswa tersebut bernama Yan Haoxiang, siswa yang tidak pernah diketahui keberadaannya. Siswa pendiam namun juga pintar. Siswa yang bahkan mengatakan sepatah katapun enggan untuk melontarkannya.
Maka dari itu. Seliruh siswa menganggap pemuda itu mati bunuh diri. Tanpa penyebab apapun, tanpa tahu alasan apapun. Kematiannya menjadi misteri.
Dan kini, keenam pemuda tampan sedang membicarakan kematian pemuda itu. Tidak, mereka tidak menggosip. Hanya membicarakannya saja.
"Kau tahu? Yan Haoxiang itu anak yang terkenal pendiam, bahkan aku sangat canggung bila berhadapan dengannya." Si jangkung bernama Liu Yaowen itu memulai pembicaraan, kedua bola matanya menatap kelima temannya.
"Ya, aku pun merasa seperti itu. Apa ini sungguh sangat mengganjal?" Ding Chengxin, pemuda itu membenarkan ucapan Yaowen.
Ma Jiaqi, pemuda itu membenarkan posisinya, mendekat ke arah kelima temannya. "Apakah pemuda itu mati karena bosan hidup?" Yaxuan menoyor kepala pemuda itu, lantas berdecak kesal.
"Kau ini, mana ada manusia mati karena bosan. Mungkin saja, si Haoxiang itu mati karena terbunuh?"
"Tidak! Tidak mungkin! Mayatnya tidak ada satupun luka disana, bersih. Seperti baru di bilas."
"Zhangyuan ge, apa kau tidak bisa serius sebentar?" Yang disebut namanya hanya menyengir kuda, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mereka berenam terdiam, berkelut dengan isi pikiran mereka masing-masing. Tanpa menyadari di jarak setikar 5 meter dari kelas mereka, terdapat sosok yang menyeringai.
•••
Hari sudah petang, keenam remaja dengan balutan seragam berwarna ungu putih ini terduduk di hamparan rumput. Mereka rupanya sedang beristirahat di taman, tidak jauh dari bangunan sekolah menengah mereka. Keenamnya serempak membungkam mulut mereka, enggan bersuara.
Ma Jiaqi, pemuda itu bersandar pada pohon besar dibelakangnya. Ia menatap sang mentari yang sebentar lagi tenggelam. Di saat seperti ini, ia sangat merasakan kenyamanan. Bersamaan dengan hangat yang menyelimuti dirinya sedari tadi. Lima pemuda yang lain pun sama, menatap objek yang sebentar lagi tenggelam. Mereka tersenyum simpul, ciptaan tuhan yang satu ini memang tidak mudah untuk mereka lewatkan.
"Kalian tahu? Bahkan kemarin lusa, aku melihat Haoxiang kemari, sembari menggendong ranselnya. Pemuda itu juga melakukan hal yang sama seperti kita saat ini," He Junlin memulai berbicara, sembari mengingat-ingat kejadian dua hari lalu saat sosok bernama Haoxiang masih ada.
"Kau serius?" Junlin mengangguk.
"Tapi sayang, sebelum aku menyusulnya kemari. Beliau sudah pergi meninggalkan taman ini," ujarnya, binarnya seketika redup.
"Junlin ge, apa kau ingin menangis?" Yaowen yang menyadari perubahan ekspresi Junlin pun bertanya. Junlin menggeleng keras, ia tidak menangis. Ia hanya merasa menyesal belum mengenal sosok bernama Haoxiang tersebut.
Chengxin menegakkan tubuhnya, pandangannya lurus kedepan. "Rasanya kalau sudah seperti ini, aku merasa menyesal tidak mengenal remaja itu. Haish, dadaku seketika sesak."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH? || TNT✅
Fanfiction"Bahkan orang itu ada disekitar kita!" Kepergiannya yang tiba-tiba membawa tanda tanya besar di setiap orang. Keberadaannya yang terabaikan, menjadikan ia seperti sebuah bayangan. Dan keberadaannya, juga dianggap seperti angin lalu. Cerita ini untu...