Cuaca di awal bulan Maret yang begitu panas, ingin rasanya pergi ke suatu tempat yang sejuk dan damai seperti hutan atau pinggir sungai misalnya., Namun angan- angan itu tidak bisa terwujud. Setelah mendengar adikku pulang sekolah kusambar kunci kereta dimeja makan, oh iya belum izin " ma.. aku kerumah uwek ya" tanpa menunggu jawaban ku lajukan kereta tepat didepan kamar jujukan " mbak.. ikut nggak?" Tanpa banyak tanya dia langsung ikut, lari keluar kamar dan langsung naik kereta. Sering bilangin ke dia untuk selalu kunci pintu tapi nggak juga didengarkan..
Rumah uwek yang selalu dingin dengan pohon rambutan disamping kanan kiri dan belakang rumah, pohon sawit disekeliling rumah yang mungkin menjadi alasan kenapa rumah ini selalu dingin. " Masuk kerumah sana nda" ku dengar suara uwek wedok saat aku masih duduk di samping rumah tepat dibawah pohon rambutan yang tidak berbuah ,Ku ajak mbak masuk rumah setelah menjawab pertanyaan dari bibik, " mau nyari daun ubi nda?" Terdengar suara uwek Lanang yang tidak terlihat keberadaannya, ku urungkan niatku untuk masuk kerumah dan menelusuri sumber suara itu dan kutemukan beliau yang sedang menyuling air cuka dibelakang, "nggak wek" menjawab pertanyaannya dengan volume yang kuat, ku lihat kebelakang rumah uwek yang dipenuhi dengan pohon karet yang sudah tua, getah yang sudah tidak menetes lagi, waktunya kedua uwekku untuk nyokak'i. Orang tua yang sudah tua renta masih sanggup untuk bekerja, tidak dipungkiri jika disuruh berhenti dan beristirahat mereka tidak mau, tujuannya kerja bukan untuk mencari uang namun mencari keringat agar tetap sehat, jika berdiam diri dirumah Meraka akan bosan. Tidak hanya Menderes mereka juga punya berbagai tanaman seperti cabe, terong, ubi, pepaya, dan tanaman lainnya yang ku tak ketahui namanya walaupun itu adalah bumbu masak.
Memasuki rumah uwek dari dapur yang disambut oleh parang dengan berbagai ukuran berjajar rapi didekat pintu kedua dan tembak panjang tergantung di sebrang juga alat kerja om alin di sampingnya menambah kelengkapan rumah tua ini. Kami berdua duduk di dapur dekat motor tua berwarna merah tahun 70an yang masih mengkilap dan lengkap berserta plat dan kaca sepionnya. Aku bercerita banyak hal tentang rumah ini sama mbak, ya hanya kami berdua dirumah ini, Ghozi yang dari tadi udah main sama kawannya, bibik mencuci ikan dibelakang dan uwek belum pulang dari kebun. Nggak terasa kerupuk yang kami makan hampir habis, " toples bocor ya bik" candaku sambil tertawa saat bibik masuk ke dapur, bibik hanya tersenyum melihat tingkah ku dan mengambil buah untuk kami. " Tadi uwek yang beli, makanlah" bibik mau mandi dulu.
Saat aku ingin melupakannya namun kenangan itu kembali hadir tanpa diminta. Buah yang memiliki rasa asam mengingatkanku pada seseorang. Aku sangat benci merasakan rindu ini lagi, ntah mengapa rasanya sangat menyiksa.
#1 Maret 2021