Pagi ini cuaca nampak cerah, secerah suasana hati Ragas. Sudah dari pagi pagi sekali Ragas bersiap untuk menjemput pujaan hati, takut buat sang pujaan menunggu katanya. Kalo kata Dilan menunggu itu berat, biar Ragas aja.
"Pagi mah, Agas berangkat dulu ya" Ragas ini sebenarnya anak mama sekali, dulu bilangnya bisa kalo gak diurusin mama tapi waktu ditinggal ke Malang buat jenguk nenek malah dianya sakit dirumah. Ck ck ck emang anak sableng.
"Kamu ga sarapan dulu Gas? Ini masih pagi banget loh? Yakin mau berangkat?" Mama ini memang makhluk yang overprotektif. Dibalik sikap overprotektif mama ada kekhawatiran yg selalu ia tahan untuk tidak diungkapkan. Mengetahui fakta bahwa Ragas punya sakit maag kronis, mamanya ini selalu membawakan Ragas bekal, jaga jaga katanya.
Setelah berkendara beberapa menit akhirnya Ragas sampai dirumah sang pujaan. Ragas bergegas menuju pagar rumah dan langsung meneriakkan nama seseorang yang ditunggunya.
"NADA... INI RAGAS UDAH SIAP BELOM?" teriaknya tidak tau malu. Teriakkan pertama masih belum ada shut an dari dalam. Ragas mencoba lagi untuk kedua sampai ketiga kalinya dan masih tidak ada sahutan, sampai akhirnya ibu Nada menyahuti dari belakangnya.
"Loh Gas kok disini? Gak di kasih tau Nada kalo hari ini dia berangkat pagi?" Ragas menyalami ibu Nada, ketika mendengar hal itu Ragas sedikit terkejut tapi mencoba mengontrol ekspresi wajah nya.
"Kayanya saya lupa cek hp waktu mau otw kesini deh tan" Ucapnya sambil merogoh saku untuk sekedar memastikan kalau pacarnya sudah memberitahu soal dirinya yang berangkat lebih awal, tapi nyatanya Ragas tidak menemukan satu pesan pun dari kekasihnya bahkan chat semalam tidak dibalas, jangankan dibalas dibaca saja tidak.
"Ya udah tante kalo gitu saya langsung aja kekampus, kelas udah mau mulai soalnya"
"Iya nak, hati hati ya jangan ngebut. Lain kali kalo mau jemput mending kabarin dulu Nada nya biar ga nunggu lama, kasian kamu" Ucapnya menasehati.
"Iya tante, saya pamit assalamu'alaikum" Ragas menyalami tangan ibu Nada dan langsung melajukan motornya menuju kampus. Selama perjalanan ke kampus Ragas memikirkan hal hal yg menurut di sedikit aneh dari perubahan sikap Nada. Ragas tau kalo akhir akhir ini Nada sedang sibuk menyiapkan bukunya yang akan segera terbit tapi berdasarkan pengalaman yang dulu dulu, Nada bukan tipe cewek yang mau ingkar janji apalagi ini Ragas udah bilang dari hari minggu.
Pada akhirnya hal yang ditakuti Ragas terjadi, seseorang yang teramat disayangi mulai berubah, piliran negatif tentang kelanjutan hubungan keduanya mulai terbayang dikepala Ragas. Dan semakin memikirkannya semakin besar pula rasa memilikinya terhadap Nada. sejenak Ragas bertanya kepada dirinya sendiri, "yang gue rasain sekarang ini cinta apa sekedar obsesi semata? kenapa gue jadi takut gini kehilangan Nada? apa gue emang secinta itu sama Nada? bukannya kalo terlalu cinta namanya obsesi?"
Beberapa pertanyaan yang dibuat dan ditujukan untuk dirinya semdiri tidak mampu dijawabnya. Sepertinya sekarang Ragas sedang stress memikirkan sikap kekasihnya yang mendadak berubah, kalo Jae ini namanya bulol alias bucin tolol.
KAMU SEDANG MEMBACA
wth you || Lee Haechan
Fanfiction"Inginku bersama tapi takdir membawawa mu kembali kepadanya, lalu aku bisa apa? Menangis pun tidak merubah apa apa, usahaku untuk membuatmu kembali hanya dengan berdoa saja."