Air hujan yang bertetes, angin malam yang sangat dingin . Air mata yang selalu bertetes, tempat duduk yang seharusnya tidak pernah dia datangin lagi namun sekarang di datangin lagi .
Muka cemas , jantung yang berdetak kencang , nafas yang tersedak , kaki yang tidak bisa berhenti bergerak , mata yang sangat merah , air mata yang bertetesan kemana - mana .
Seett . . . .
"DOKTER !"
teriak seorang anak lelaki bernama langa
"B-bagaimana keadannya?"
.
"D-dok?..r-reki tidak apa kan? K-katakan pada ku dia tidak apa - apa!"
Teriak langa dalam kecemasan
"Maaf,
Tidak, jangan katakan itu lagi.
- kami sudah melakukan yang terbaik"
Deg
Mata yang tadinya khawatir sekarang menjadi terkejut, air mata yang tadinya tidak terlalu deras dan bisa di rasakan .. sekarang deras dan tidak bisa di rasakan .
"O-oi oi oi, ga lucu tau ngeprank nya dok hahahaha"
Tertawa langa.
"Maaf, kalian boleh masuk."
Ruangan X11 , ruangan dimana seorang pemuda perambut merah yang sangat manis itu tertidur - eh ? Tertidur? Menurut ku bukan. Dia sudah tiada.
"Oi dok .. dia belum tiada , mengapa kau membungkus dia dengan kain kafan?"
Tanya langa
".."
"JAWAB AKU DOK!"
Darah yang mengalir, air mata yang entah bisa keluar atau tidak lagi , mata yang memerah , suara yang dulunya nyaring menjadi tersedak , tangan yang dulunya di pake untuk bermain skateboard bersama pemuda rambut merah , sekarang untuk bermain bersama pisau .
"Ne .. reki ? Apa kau bisa mendengar ku ? Sejujurnya aku minta maaf telah melingkari janji kita , aku tau ini telat. Cuman bisakah kita mulai dari ulang lagi ? Kumohon bangun lah, ayo kita bercinta lagi . Ayo . Apakah kamu sekarang membenciku ? Aku tau kamu hanya tidur . Ayo bangun ."
Ya langa sudah gila .
