Hay. Namaku amanda tri zafira apriyanto. Anak terakhir dari 3 bersaudara. Dan satu satunya anak perempuan di kelurga ini. Oma dan mamah nggak kehitung yah.
Kaka pertamaku namanya alvano putra apriyanto, dan kaka keduaku febian dwi saputra apriyanto. Nama kami unik yah. Di setiap akhir nama selalu tercantum nama papah.
Apriyanto. Itulah nama papahku, direktur utama di perusahan wings jaya. Keluarga kami serba ada, bahkan tidak merasa kurang akan hal- hal yang berbau ekonomi. Harta ada di mana-mana, tak ada yang kurang sedikitpun. Yah, itu bagi papah dan oma. Tapi, bagi kami. kami sangatlah kurang. bahkan lebih dari kata sangat. Kami kekurangan kasih sayang. Harta tidak akan menjamin segalanya. Iyah kan?
Dari kecil kami di manja. Iya, di manja oleh harta. Bukan di manja oleh kasih sayang. Papah sangatlah buta hati ketika pangkatnya sudah naik level tertinggi. Dan oma adalah racunnya, Sehingga papah yang dulu telah mati. Dan di gantikan dengan papah yang tidak ku kenal.
"Mama nggak lihat makalah alvano?" ujar alvano pada fira. "Semalam alvano taroh di sini ma." lanjutnya.
Alvano putra apriyanto.
Putra pertama pak apriyanto ini memiliki paras yang super duper waw. Bisa di bilang, di atas rata rata. Ia mampu membuat semua wanita klepek-klepek kepadanya. Namun hatinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita manapun karna sifatnya yang sangat dingin dan bodoamat terhadap sesuatu di sekelilingnya, terkecuali bersangkutan dengan keluarganya."Mama nggak tahu al." ujar fira yang sedang sibuk menata sarapan di meja makan. "Kan mama udah bilang, kalau naruh barang itu jangan sembarangan." lanjutnya dengan lembut.
Safira ananda saputri.
Fira. Sebut saja dia dengan nama itu. Wanita paruh baya ini memiliki paras yang sangat cantik. meski penam- pilannya tidak seperti perempuan di luaran sana."Biasanya nggak ilang kalau alvano naroh di sini." cetus alvano sembari mengacak rambutnya depresi.
"Coba tanya bi tuti, sapa tahu dia yang naroh." fira kembali manyahut sembari melakukan aktivitasnya.
"Kok malah Bi tuti sih. Kan kamu mamanya jadi seharusnya kamu dong yang lebih tahu." ujar farida yang sedang duduk di meja makan sembari
Melahap makanannya ke dalam mulutnya selepas melontarkan kalimat pedasnya pada fira.Farida santana.
Wanita paruh baya ini memiliki sifat yang sangat ambisius dan egois. Ia berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan anaknya dari wanita yang di jodohkan oleh almarhum suaminya 23 tahun silam. Siapa lagi kalau bukan safira ananda saputri.Mendengar kalimat yang di lontarkan farida kepada fira membuat aktivitas fira terhenti seketika dan menarik nafasnya sangat dalam setelah itu ia melanjutkan kembali aktivitasnya. Lain lagi dengan farida yang sibuk menatap fira dengan kesal akibat omelannya sama sekali tidak di ledenin oleh menantunya.
"Bi tuti nggak lihat makalah alvano?" sahut alvano.
"Nggk den bibi semalam nggk beres² di ruang tv." sahut bi tuti pada sumber suara.
Astuti.
Wanita paru baya yang umurnya tak jauh dengan umur farida. Ia mampu bertahan di keluarga apriyanto. Ia berkerja sebagai pembantu, sudah 23 tahun ia bekerja di keluarga apriyanto sebelum fira mengandung alvano. Dan menjadi kepercayaan bagi kelaurga apriyanto."Duuh.. Mana hari ini ujian makalah lagi. Aah.." cetus alvano mengacak- ngacak rambutnya.
"Ceroboh." cetus bian dari meja makan sembari melahap nasi goreng buatan fira, tak lain adalah mamahnya.
Febian dwi saputra apriyanto.
Laki laki judes yang memiliki paras tanpan yang tak kalah jauh dari paras alvano."Udah cek di kamar belum?" ujar kembali fira sembari menatap alvano. "Klw belum di cek dulu, mungkin tercecer kan sama buku-buku kamu yang lain." lanjut fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda Love Story
Romance#SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DAN VOTE. SETELAH BACA BARU BERIKAN KRITIKAN ATAU MASUKAN# JADILAH PEMBACA YANG BERIBAWA TANPA MENJATUHKAN MENTAL DAN SEMANGAT PARA AUTHOR-AUTHOR MUDA (PEMULA). KRITIKAN KALIAN = NASEHAT UNTUK KAMI AGAR BISA LEBIH BAIK L...