10. Quarrel

13.8K 1.2K 133
                                    

Sore ini Wonwoo tengah berjalan santai bersama Seungkwan, ditemani Seokmin tentunya. Mereka hanya berjalan-jalan di area terdalam markas.

"Agen Lee, bisakah kau berhenti mengikuti?" Tanya Wonwoo.

"Tidak."

"Kau tahu? Rasanya aku tidak bisa bernapas dengan benar karena kau melaporkan semua yang aku lakukanㅡbahkan hal kecil sekalipun pada Mingyu. Apa Mingyu orangtuaku? Ayah dan Ibu bahkan tidak seprotektif dia."

"Aku tidak punya pilihan lain. Aku hanya menjalankan perintahnya."

"Kalau begitu cobalah menjalankan perintahku sekali ini saja. Aku ingin berduaan dengan Seungkwan, Agen Lee. Perintahku tidak sulit, 'kan?"

"Apa kau akan mengadu pada bos?"

"Tidak. Aku tidak akan mengatakan apa pun padanya. Aku berjanji."

"Kalau begitu berjanjilah satu hal lagi. Kau harus kembali ke rumahku sebelum hari gelap karena pasti bos akan langsung mencarimu ke rumahku."

"Ya, aku berjanji."

Dan begitulah. Seokmin membiarkan Wonwoo pergi jalan-jalan berduaan dengan Seungkwan.

Tapi kenyataannya, hari ini Mingyu pulang lebih cepat dari biasanya. Matahari bahkan masih dalam proses terbenam, tapi bos mafia itu sudah memasuki area markas.

Mobil mahal Mingyu berhenti di depan rumah Seokmin. Dia pergi ke sana karena berpikir Wonwoo ada di sana seperti biasanya. Tapi dia hanya melihat Seokmin dan Jisoo. Dan saat Seokmin dipaksa untuk menceritakannya, amarah Mingyu langsung naik. Dia menyeret Seokmin ke halaman rumah.

Saat melihat Mingyu melonggarkan dasinya, melepas kancing jas rompinya, dan menggulung lengan kemejanya, Seokmin langsung tahu ajalnya akan tiba. Jisoo sendiri hanya bisa berbalik membelakangi mereka. Jisoo tahu kalau dia ikut campur, maka suaminya akan lebih dalam bahaya.

Mingyu mengepalkan tangannya kuat-kuat dan mengayunkan tinjunya ke pipi kanan Seokmin. "Kenapa!" Kini Mingyu meninju pipi kiri Seokmin. "Kau tidak becus!" Mingyu meninju perut Seokmin. "Melakukan!" Dan kali ini dia menendang dada Seokmin hingga terjatuh. "Pekerjaan! Semudah itu! Bajingan!" Seokmin yang berusaha kembali berdiri selalu gagal karena Mingyu menginjak-injak tubuhnya.

Jisoo yang berdiri tak jauh dari mereka kini jatuh berlutut. Meskipun ia tidak melihatnya, tapi dia bisa mendengar suara kesakitan dari suaminya. Dia bersusah payah menahan tangisannya.

"Sudah kubilang ikuti dia bahkan ke dalam toilet sekalipun!" Mingyu menarik kerah baju Seokmin dan membawanya kembali berdiri.

"KIM MINGYU!!!"

Mingyu langsung menghentikan niatnya untuk meninju Seokmin lagi saat mendengar teriakan yang sangat ia kenali. Dari kejauhan Wonwoo berlarian cepat menghampiri Mingyu dan langsung meninju sisi wajahnya cukup kuat lalu menendang perutnya.

(Barbar nih bumil:(()

"Jeon Wonwoo!" Bentak Mingyu.

"Kenapa kau menghajar Agen Lee?! Apa salahnya?!" Wonwoo balas membentak.

"Kau yang membuatnya seperti ini, Jeon Wonwoo. Aku sudah memperingatimu sejak awal untuk tidak membantah apa yang sudah aku tentukan. Dan apa? Kau menyuruhnya untuk berhenti mengikutimu? Tch.. bukan. Kau justru menyuruhnya mati di tanganku, Jeon Wonwoo."

"Bukankah kau terlalu berlebihan?! Aku pernah memintamu untuk berhenti menyuruh Agen Lee mengawasiku dan kau tidak menurutinya. Aku tidak butuh diawasi. Aku bukan anak kecil!"

"Karena aku tidak mau kau pergi!"

"Aku tidak pergi!!" Teriak Wonwoo. Dia benar-benar sudah berada di ujung kesabarannya. Nafasnya terengah-engah. Sementara ketiga lainnya hanya terdiam menonton Mingyu dan Wonwoo yang saling meneriaki satu sama lain.

Mafia's Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang