"ANJING LO!"Dua kata yang dilontarkan Bima kepada Logan yang merupakan ketua Geng Thestral. Posisi mereka sekarang di gudang tua tak jauh dari SMA 105 Jakarta yang merupakan sekolah dari geng Thestral.
"Kenapa? Lo takut kan sama kita?" Ucap Logan tak henti memandangi Bima yang tersungkur parah di lantai kotor gedung tua tersebut.
"Cih, takut? Ngapain gue takut sama kalian yang banci semua!" Kata Bima yang sempatnya memandang remeh keenam anggota Thestral. Sangat berani.
Bugh
Bugh
Bugh
Serangan yang ditujukan kepada Bima sangat tepat sehingga darah kental yang keluar dari mulut Bima yang tak hentinya keluar.
"Sekali lagi gue denger lo ngomong kayak tadi di depan kita-kita, habis lo bangsat!" Seru Logan yang kini puncak emosinya sudah di ambang batas.
Oh ya. Kalau kalian bertanya di mana anggota Nox, mereka sudah pergi dengan babak belur yang dibuat geng Thestral sehingga menyisakkan ketua mereka yaitu Bima Anjaksana.
"Udah Gan, lo ga usah ngabisin tenaga dan waktu lo buat orang yang kayak gini." Ucap Kris yang merupakan wakil ketua geng Thestral.
Saat ini Bima sudah tak sadarkan diri di gedung tua tersebut. Perkelahian terjadi dikarenakan Bima tak terima bahwa geng Nox kalah saing dengan geng Thestral yang mengakibatkan nama Bima yang selagi ketua Nox terasa dinodai. Bima sendiri merupakan siswa SMA Elang Jakarta yang mungkin semua sudah tahu bahwa Thestral dan Nox tidak akan pernah bersatu meskipun 7 Dragon Ball sudah ditemukan.
"Cabut, males gue liat muka dia kayak tempe goreng kecelup." Seru Aldi Megantara yang memang suka bercanda tapi kalau serius, beh ganteng bener.
Thestral melangkahi kaki keluar dari gudang tersebut yang meninggalkan Bima si ketua geng Nox yang mungkin sudah kehabisan darah dibuat mereka.
"Gila si Bima. Ngadi bener dia udah sekarat malah katain kita banci lagi." Ucap Aldi- Sekarang mereka sudah berada di basecamp geng Thestral.
"Emang mental tahu!" kata Aldi yang sedari tadi gerah dengan ulah yang dibuat Bima.
"Udeh lah cuy lu tau kan dia emang 'sakit' jadi tingkahnya kek gitu" timpal Defend.
"Tapi menurut gue, Nox berani banget anjir tadi, udah kalah saing eh malah ngejek kita lagi yang anggotanya banyak bener" kata Kris yang membuat keenam anggota mengangguk setuju.
"Gue pulang dulu." Sepatah kata yang dilontarkan Logan
"Ye elah pak ketu, cepet bet dah."
"Iya gilak baru juga sampe kite." Seru anggota lain.
"Udah gue ada urusan jadi gue harus pulang." Tak banyak basa-basi, Logan keluar dari basecamp yang telah disambut hangat oleh motor Hitam Mattenya itu, lalu menghidupkan motor kesayangannya dan membelah dinginnya malam Jakarta yang dihadiahi rintihan hujan. Selang 20 menit sampailah ia di rumah bernuansa classic dengan hemparan pepohonan dan pagar yang menjulang tinggi yang berwarna hitam tersebut menambah nuansa rumah keluarga Brahmantyo sangat
"Kemana saja kamu! Kamu saya sudah peringatkan untuk pulang lebih awal untuk menghadiri acara makan malam kan?!" ucap Laksa yang melihat penampilan Logan yang kotor akibat perkelahian tadi siang.
"Ada urusan."
"Urusan? Sampai penampilan tak karuan begini? Dasar kamu selalu membuat saya malu dengan sikap mu ini! Mau bawa kemana wajah saya Logan!"
"Ngaca pa! Papa juga ngga malu apa? Udah ninggalin mama gitu aja trus lebih pilih cewe yang kayak gitu! Papa itu ngga lebih dari" Tak butuh lama, Laksa melayangkan tangannya ke arah pipi Logan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THESTRAL
Teen Fiction#225 - boys #772 - boys Kalliste Seychas Wijaya anak kelas 11 yang anti dalam segala hal. Entah itu percintaan, urusan dunia, bahkan yang menyangkut persoalan kehidupan dia malas mengaturnya. Tujuannya hanya satu. Tenang. Logan Locane Brahmantyo...