Satu

7 0 0
                                    

Saat semua orang bercerita tentang liburan mereka yg menyenangkan, menghabiskan waktu seharian bersama keluarga. Aku hanya bisa berdiam diri, sembari tersenyum kecil saat mereka bertanya padaku. Seringkali aku hanyut dalam khayalan, memimpikan sebuah keluarga yg utuh, bahagia, tanpa keributan yg berakhir pada pertengkaran.

Kadang aku merasa sepi, tidak ada tawa dan canda yg menghiasi hariku. Sering kali aku menghabiskan waktu hanya untuk memimpikan suasana yg tenang. 'Bisakah aku seperti teman-teman yg lain bisa berkumpul bersama keluarganya, saling bercerita dan tertawa bersama.'

Saat itu aku masih sangat kecil untuk mengerti apa masalahnya. Bahkan diusia itu aku harus menerima keadaan yg sangat sulit diterima oleh anak-anak seusiaku. Aku yg masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar dan seorang adikku yg baru duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar. Masih terlalu kecil untuk memahami dan mengerti tentang sebuah perpisahan.

Dari kejauhan, aku hanya bisa memandang sebuah kebahagiaan yg belum sempat kudapatkan. Ada rasa iri dalam hati, saat melihat teman-temanku yg begitu disayangi oleh orangtuanya. Mereka yg selalu bahagia tanpa harus pusing memikirkan persoalan orang dewasa yg sangat rumit. Helaan nafas kasar sering kali keluar ketika suara itu kembali kudengar.
'Bisakah aku merasakan kebahagiaan seperti teman-teman? Bisakah keluargaku kembali utuh seperti dulu? Bisakah semua keinginanku tercapai? Bisakah?????' teriak hatiku.

~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang