100. What You Want

1.3K 133 0
                                    

Ekspresi wajah Lu Ning menegang, "Tapi warna dan bau obat ini sangat mirip dengan obat anti kanker temanmu."

"Tapi tiruan vas kaca putih dari tanur Tang Xing adalah tandanya."

Seperti yang Dong Cun katakan, dia berkata, "Akhir-akhir ini kamu terlalu tegang. Normal untuk berpaling, tetapi Profesor He memiliki saluran, jadi kamu tidak perlu memiliki banyak tekanan."

Panggilan video ditutup.

Harapan wanita tua Lu untuk Fu Zhi dari sedikit terbakar, terpental ke bawah lagi, dan langsung kehilangan semua minat, dan hatinya menjijikkan sampai mati.

Dia meremas wajahnya, tetapi Lu Chuwan menghela napas lega, duduk di samping ranjang rumah sakit dan mengupas apel untuk neneknya.

Lu Ning belum pulih.

Hati Xu Wei sangat besar, dari awal sampai akhir sangat polos dan polos. Ketika saatnya tiba, dia mulai berkata: "Bu, apakah kamu punya yang lain? Saya akan pulang untuk memberi makan bebek."

Mungkin itu adalah reaksi fisiologis, tetapi ketika Xu Wei berbicara dengan Nyonya Lu, dia merasa kesal, dan dia melambaikan tangannya untuk memberi tanda agar Xu Wei pergi dengan cepat dan tidak merusak pemandangan.

Tepat sebelum pergi, Lu Ning berbalik, menarik orang itu, dan mengeluarkan dua tas dari sofa. "Aku tidak tahu apa yang disukai keponakan itu, jadi aku pergi ke mal dan mengambil dua gaun dengan ukuran yang sama."

Dia tidak bermaksud untuk melihat Fu Zhi lagi. Nyonya Lu suka mengambil keuntungan. Keluarganya jarang berinteraksi dengan keluarga Lu. Selain itu, Lu Ning telah bekerja di ibukota selama bertahun-tahun, dan dia memiliki pandangan yang sangat lemah tentang hubungan darah.

Itu palsu untuk terburu-buru menyukainya.

Xu Wei mengerti, berterima kasih, dan berbalik untuk pergi.

Setelah pintu ditutup, Lu Ning mengembalikan botol obat kepada Nyonya Lu, menoleh untuk melihat ke arah Lu Chuwan.

“Kudengar Profesor He akan memilih murid di sekolahmu untuk bimbingan?” Lu Ning mencubit alisnya, nadanya sedikit lelah.

Dalam hal ini, Lu Chuwan mungkin mengerti mengapa kakak ipar yang tidak menunggu untuk bertemu dengannya begitu bersemangat hari ini.

Dia tertawa, "Memang, kepala sekolah menelepon dan memberi tahu ibuku tentang masalah ini."

(•͈˽•͈)

The Mysterious Heiress: Researcher In Disguise (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang