Anisa Rahma atau yang biasa di panggil Nisa adalah siswi kelas 12 jurusan MIPA di salah satu sekolah negeri yang ada di kotanya. Nisa adalah gadis yang biasa-biasa saja, maksudnya tidak berlebihan dan tidak kekurangan, tidak pintar dan tidak bodoh, semua yang dimilikinya adalah kesederhanaan.
Nisa tinggal bersama neneknya sejak kecil. Alasan Nisa tinggal bersama neneknya yaitu, karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan berkemungkinan tidak akan mampu menemaninya sepanjang waktu. Saat Nisa beranjak remaja, orang tuanya meminta Nisa untuk tinggal dengan mereka. Tapi sangat sulit bagi Nisa untuk meninggalkan neneknya seorang diri jadi Nisa memutuskan untuk tetap tinggal bersama neneknya.
Riuh tawa memenuhi satu ruangan. Kini ibu dan anak semata wayangnya itu sedang menonton acara TV komedian.
"Hahaha, si Radit tau aja" Ujar Yana, Ibu Anisa.
Terdengar suara mobil yang berhenti tepat di depan rumah, tepatnya asrama. Dan ya, perlu diketahui ayah Nisa adalah seorang tentara angkatan laut. Oleh sebab itu ayah dan ibunya tinggal di asrama kompleks TNI AL.
"Dek, keluar ya. Paling cari ayah kamu bilang aja lagi di Mess. Ibu mau pake jilbab dulu"
Gadis itu berjalan menuju depan rumah. Seorang lelaki yang berpakaian rapih turun dari mobil bagian depan. Wajahnya masih belum terlihat jelas sebab gelapnya malam hari dan saat lelaki itu berjalan ke arahnya perlahan terangnya cahaya lampu menjelaskan rinci dari ujung kaki sampai ujung kepala lelaki itu. Jantung Nisa berdegub tak karuan, menelan cairan salivanya tegang. Ini cukup menjelaskan bahwa Nisa terpesona.
Sentak gadis itu sadar dari lamunannya dan menundukkan pandangannya.
"A-ayah lagi di mess."
"Ayah?"
"Hmm iya."
"Kamu bukannya yang dulu setinggi ini ya?" Tanya lelaki itu sembari menyamaratai tangannya dengan pinggangnya.
Nisa hanya diam dan berusaha mencerna pertanyaan lelaki itu.
"Kamu kok di sini? Sudah nggak tinggal di tempat nenek?"
"Kok tau?"
"Ya taulah. Kamu nggak ingat saya?"
'Hah siapa ya' Batinnya. Kemudian pipinya menjadi pink kemerah-merahan karena tersipu malu.
"Ibu ada?"
"Mari mas duduk, aku panggil ibu dulu."
Gadis itu bergegas menuju kamar ibunya sampai tergesa-gesa.
"Bu, dicari mas-mas."
"Kamu ini ada-ada aja, siapa coba mas-mas yang nyari ibu malam-malam gini. Kalau ayahmu tau bisa mati di tempat dia."
"Nggak tau tapi kayaknya kenal Nisa. Udah ibu ke depan aja ayo."
Yana kemudian menemui lelaki tadi dengan rasa khawatir. Saat sampai di depan Yana langsung membulatkan mata dan mulutnya.
"Ya Allah, Bima apa kabar sudah lama banget ya."
Nisa mengintip dan menguping dari balik jendela. Lelaki yang katanya Bima itu bersalaman dengan Yana mereka terlihat akrab.
"Nis! Telpon ayahmu suruh pulang. Bilang Bima datang."
'Jangan-jangan Nisa mau dijodohin sama mas itu ya.' Batinnya.
Tak lama kemudian Salman tiba dengan suara knalpot motor yang khas, apalagi kalau bukan rx king. Salman, Bima serta teman-temannya asik berbincang bincang di teras rumah. Nisa dan ibunya sibuk menyiapkan kopi dan cemilan ringan untuk semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN
Romance"Akan tiba saat di mana seorang wanita dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu memilih atau dipilih" Tak tau kapan dan dengan siapa. Anisa Rahma seorang gadis mandiri yang tinggal bersama neneknya di salah satu kota kecil. Cerita ini berawal dari perte...